Wisata dan Ziarah di Makam Syech Abdullah Mursyad Kediri

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Wisata dan Ziarah di Makam Syech Abdullah Mursyad Kediri

Sekilas Sejarah

Syekh Mursyad atau dikenal pula dengan sebutan Syekh Abdul Mursyad ditengara hidup pada masa akhir Kerajaan Majapahit atau Kesultanan Demak sekitar abad XV atau XVI. Ada banyak versi yang menyebutkan tentang asal usulnya, di antaranya memiliki garis keturunan dari Raden Patah, pendiri Kesultanan Demak. Menurut silsilah yang diterbitkan oleh Yayasan Kemanusiaan Syekh Abdul Mursyad Kediri, ia adalah salah satu putera Pangeran Demang II Ngadiluwih. Kakeknya dikenal sebagai Pangeran Jalu alias Pangeran Demang I Setonogedong, putera Raden Panembahan Wirasmoro Setonogedong, putera Sunan Prawoto, putera Sultan Trenggana, putera Sultan Patah.

Syekh Mursyad juga ditengara masih keturunan dari Sunan Giri, putera Maulana Ishaq. Hal ini diterangkan oleh para kiai dan pinisepuh makam.

Namun demikian, dari perolehan pendapat berbagai versi keturunan Syekh Mursyad yang mengarah kepada Kesultanan Demak terutama yang menyebutkan dirinya pernah terlibat menjadi penasehat Sultan Demak telah menambah kesimpangsiuran masa hidupnya. Apakah pada masa Kesultanan Demak atau masa Kesultanan Mataram? Mengingat, posisinya sebagai keturunan wayah yang cukup berjarak dari jalur Sultan Patah atau Sunan Giri. Mungkin, lebih tepat jika ia dikatakan hidup pada masa Mataram.

Cerita tentang Syekh Mursyad diperparah lagi dengan kasus pemindahan makamnya, karena akan didirikan pabrik gula pada zaman Belanda. Hal ini di dalam tradisi agama Islam sangat mustahil terjadi, tanpa ada alasan syar’i untuk dipindahkan. Apalagi cerita yang berkembang tentang pemindahan makam tersebut juga melibatkan dua ulama yang disegani di Kediri, Kiai Dahlan Jampes dan Kiai Makruf Kedunglo, di samping secara psikologis masyarakat Jawa sangat hormat terhadap tempat-tempat, benda-benda, dan makam-makam keramat.

Namun demikian, apabila Syekh Mursyad hidup sezaman dengan akhir masa Majapahit dan awal Kesultanan Demak, maka formasi silsilah dirinya sebagai putera dari Pangeran Demang II, putera dari Pangeran Jalu alias Pangeran Demang I, perlu diteliti lebih lanjut. Sebab, disebutkan di dalam tulisan KH Busrol Karim A Mughni, Syekh Ihsan bin Dahlan Jampes Kediri Pengarang Siraj Al Thalibin (2012); Syekh Mursyad adalah keturunan dari Panembahan Senapati, pendiri Kesultanan Mataram.

Sisa bangunan perguruan peninggalan Syekh Mursyad memang sudah tidak ada lagi. Namun demikian, diyakini anak keturunannya telah menyebar dan mendirikan pesantren sendiri-sendiri.

Menurut Abu Mansur, Ketua Yayasan Kemanusiaan Syekh Abdul Mursyad, di antara putera Syekh Mursyad yang melahirkan keturunan kiai-kiai besar di Kediri adalah Kiai Anom Besari yang makamnya terdapat di Kuncen, Caruban, Madiun.

Pernikahan Kiai Anom Besari dengan Nyai Anom Caruban telah melahirkan tiga orang putera: Abdul Rahman atau Kiai Ketib Anom, Kiai Mohammad Besari, dan Kiai Nur Sadiq. Kiai Abdul Rahman setelah meninggal, ia dimakamkan di Kalangbret, Srigading, Tulungagung. Ia berputera Kiai Basaruddin yang kemudian melahirkan keturunan Kiai Ambiya di Srigading, Tulungagung. Dari Kiai Ambiya melahirkan keturunan Kiai Ali Maklum, pendiri pesantren Banjarmlati. Sisa peninggalannya adalah Mesjid Al-Alawi Banjarmlati. Mesjid ini dikenal sebagai ”punjer” atau sumber pesantren-pesantren di Kediri.

Dari Kiai Ali Maklum ini kemudian lahir para pendiri pesantren besar di Kediri, baik dari putera sendiri maupun menantu. Putera-puteri dari puterinya, Nyai Rubiah, yang menikah dengan Kiai Abror. Kemudian, lahir Kiai Sholeh Banjarmlati.

Kiai Sholeh melahirkan lima orang puteri, masing-masing menikah dengan KH Abdul Karim, pendiri Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Kiai Makruf, pendiri Pondok Pesantren Kedunglo; dan Kiai Dahlan, pendiri Pondok Pesantren Jampes.

Sementara keturunan Syekh Mursyad yang menyebarkan Islam di luar Kediri adalah cucunya, Kiai Mohammad Besari, putera kedua dari Kiai Anom Besari. Satu di antara putera Kiai Mohammad Besari ada yang menjadi raja di Selangor (Malaysia), Kiai Zaenal Abidin.
 

Lokasi Makam

Makam Syeikh Abdullah Mursyad tersebut berada di Komplek pemakaman Setono Landean, terletak kurang lebih 5 KM dari desa Mrican Kota Madya Kediri, Jawa Timur.