Kisah Sukses Hendry Satriago, CEO General Electric Indonesia

 
Kisah Sukses Hendry Satriago, CEO General Electric Indonesia

LADUNI.ID, Jakarta - Ini adalah kisah inspirasi dan motivasi dari CEO General Electric Indonesia, Hendry Satriago, yang patut untuk dibaca dan diketahui oleh semua orang yang ingin sukses, meski memiliki banyak keterbatasan.

Di saat usia Hendry masih tujuh belas tahun, dokter kemudian memvonisnya bahwa dia terjangkit kanker getah bening yang tumbuh di tulang belakangnya.

“Kami bawa ke dokter, ke orang pinter ndak tahu lah berapa itu IQ-nya orang. Tapi ternyata Allah pengennya saya seperti ini,” tutur Pak Hendry, begitu sapaannya, dalam sebuah video yang diunggah di facebook.

Kisah itu bermula ketika Hendry dipanggil oleh ibunya pada waktu sore. Ketika itu, Hendry sudah berbulan-bulan tidak sekolah. Kemudian ibunya mengajaknya untuk shalat ashar. “Nak, ayo kita shalat ashar. Kamu jadi imam,” kata ibu Hendry.

Kemudian, Hendry menjawab, “Mak, aku jalannya udah goyang ini.”

Nah, ibu bilang, ‘gak papa. Ayolah, jadilah imam.’ Jadilah saya imam shalat ashar itu,” lanjut Hendry.

Akan tetapi, ketika sampai pada rukuk di rokaat kedua, kemudian ia jatuh. Dan itu, lanjutnya, adalah hari terakhir Hendry bisa berdiri, bisa berjalan.

“Ketika kejadian itu terjadi, saya merasa dunia gelap. Saya marah pada tuhan. Saya marah pada semua. Saya frustasi luar biasa. Saya mengurung diri di kamar berhari-hari. Gak mau ketemu orang. Sehingga ayah saya akhirnya dobrak pintu kamar itu.”

“Kemudian, ayah saya buka jendela. Dia duduk di sebelah dipan saya dan dia bilang, ‘Nak, ayah hanya ingin menyampaikan satu hal. Hidup ini pilihan. Kalau memilih gak mau ngapa-ngapain. Tidur aja di sini, ya ndak papa. Kami sebagai orang tua, kami cuma bisa mendukungmu,” kisahnya.

Lalu ayahnya kemudian melanjutkan, “Tapi kalau itu pilihanmu, seumur hidup kamu akan selalu merasa sedih. Karena kau selalu akan bandingkan hidup kamu dengan orang lain. Dan setiap kali kamu melihat orang lain mampu melakukan sesuatu yang dulu kau mampu lakukan, kau akan sedih.”

“Ada pilihan kedua, nak. Itu seperti mendorong mobil di jalanan yang terjal. Gak boleh berhenti. Karena kalau berhenti mobilnya turun lagi. Harus terus didorong, kau capek gak papa. Pelan tapi tetep dorong. Jangan berhenti.” ceritanya.

Dulu kau suka manjat tebing, gak mungkin orang gak manjat tebing di kamar ini. Kau suka main teater, gak cukup lapangan rumah kamar ini untuk orang main teater. Kau suka nangkap kupu-kupu, gak masuk kupu-kupu banyak-banyak ke kamar ini untuk ditangkap.

“Sudah habis itu beliau pergi. Pergi ke kantor. Sepuluh menit sesudah itu, saya keluar dari kamar. Saya bilang pada ibu saya, ’Mak, saya mau sekolah. Tolong panggilkan taksi.’,” terangnya.

“Sejak hari itu, saya dorong mobil saya. Susahnya setengah mati. Tapi kalau saya ndak berani dorong itu, ndak sampe saya di sini.

“So teman-teman, setiap orang pasti punya kesusahannya. Anda pasti punya kesusahan masing-masing. Dan ada bagian kesusahan yang hanya dibuat oleh Allah untuk Anda sendiri, untuk dihadapi. Berhentilah berharap orang lain mengerti apa yang Anda susahkan. Karena gak bakalan.

“Satu-satunya cara adalah menghadapinya. Ketika Anda berani hadapi itu, maka ada sebuah kekuatan yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa yang tidak diberikan kepada semua orang. Kekuatan itu adalah kekuatan memantul balik, yang akan membuat Anda memantul tinggi ketika dihempaskan ke bawah.

“Jangan pernah takut pada kesusahan yang Anda hadapi. Apapun itu. Jangan pernah menyerah. Selamat mendorong mobil Anda.”

***

Itulah kisah sukses dari Hendry Satriago. Semoga menginspirasi. Lihat videonya di sini.