Dzikir Hu dan Jawaban Gus Baha’ Atas Kesalahpahaman Ust Adi Hidayat dan Ust Khalid Basalamah

 
Dzikir Hu dan Jawaban Gus Baha’ Atas Kesalahpahaman Ust Adi Hidayat dan Ust Khalid Basalamah

Oleh TAUFIQ ZUBAIDI *)

LADUNI.ID, Jakarta - Ust Adi Hidayat dan Ust Khalid Basalamah mempermasalahkan seseorang yang berdzikir dengan mengatakan Huu. Alhamdulillah Gus Baha’ sudah meng-counter dengan menjelaskan maksud Huu. Selain penjelasan dari Gus Baha’, dulu Guru kami di Sudan menerangkan maksud dari salah satu dzikir kami Ya Huu / ياهو.

Dzikir Yaa Huu itu berasal dari Huwa / هو yang mana di dalam Al-Qur’an telah disebutkan seperti:

( إِنَّهُ هُوَ يُبْدِئُ وَيُعِيدُ )

Kalimat Huwa di ayat tersebut dan di ayat yang lain, merujuk pada Gusti Allah Ta’ala atas segala sifat mulia yang dimiliki-Nya. Jadi ketika kita mengucapkan Yaa Huu Yaa Huu Yaa Huu sejatinya kita sedang menyebut Gusti Allah Ta’ala keseluruhan sifat mulia tanpa terkecuali.

Mengapa demikian? Apakah tidak cukup kita menyebut Allah Ta’ala dengan nama-nama-Nya yang berjumlah 99 itu? Perlu kita ketahui bersama bahwa Gusti Allah Ta’ala itu tidak hanya memiliki 99 nama yang indah. Tapi ada nama-nama yang tersembunyi dan tidak diberitahukan kepada semua manusia. Gusti Allah Ta’ala hanya memberitahu kepada sebagian manusia saja. Hal itu seperti dawuhnya Kanjeng Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam:

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ.

Dari do’anya Kanjeng Rasul shalallahu alaihi wasallam tersebut dapat kita pahami bahwa Gusti Allah Ta’ala memiliki nama-nama yang hanya diajarkan kepada sebagian dari makhluq-Nya. Tidak semua manusia diberitahu nama-namaNya yang indah.

Jadi, ketika kita mengatakan Yaa Huu sejatinya kita menyebut Gusti Allah Ta’ala sekaligus nama-namaNya yang indah tanpa terkecuali. Lebih komplit dan lengkap tanpa kepanjangan. Wallahu a’lam.

Kesimpulannya, ndak usah komentar jika tidak tau maksudnya duhai Ust Adi dan Ust Khalid.


*) Atikel ini ditulis oleh Taufiq Zubaidi, alumnus Matholi’ul Falah Kajen Pati