Inilah Sebab Kenapa Kita Wajib Bermadzab

 
Inilah Sebab Kenapa Kita Wajib Bermadzab

Sebab Diwajibkan Mengikuti Salah Satu dari Empat Mazhab

Pertanyaan :

Mengapa wajib mengikuti salah satu empat mazhab, padahal empat mazhab itu mengambil dari al-Qur’an dan hadits?.

Jawab :

Kewajiban umat Islam untuk mengikuti salah satu empat mazhab itu, karena dikhawatirkan mencampurkan haq dan batil, atau tergelincir dalam kesalahan, atau mengambil yang mudah saja.

Keterangan, dari kitab:

  1. 1. Bughyah al- Mustarsyidin [1]

تَقْلِيْدُ مَذْهَبِ الْغَيْرِ يَصْعَبُ عَلَى عُلَمآءِ الْوَقْتِ فَضْلاً عَنْ عَوَّامِهِمْ إِلَى أَنْ قَالَ: وَأَنْ لاَ يَتَتَبَّعَ الرُّخَصَ بِأَنْ يَأْخُذَ مِنْ كُلِّ مَذْهَبٍ مَا هُوَ اْلأَهْوَنُ عَلَيْهِ وَأَنْ لاَ يُلَفِّقَ بَيْنَ قَوْلَيْنِ تَتَوَلَّدُ مِنْهُمَا حَقِيْقَةٌ لاَ يَقُوْلُ بِهَا كُلٌّ مِنَ الْقَائِلَيْنِ .

Mengikuti mazhab lain, adalah sulit bagi ulama masa kini, apalagi bagi kalangan awam ... dan hendaknya tidak mencari-cari dispensasi, dengan mengambil masing-masing mazhab pendapat yang paling ringan, dan tidak boleh menggabungkan antara dua pendapat yang akan menimbulkan suatu kenyataan yang tidak pernah dinyatakan oleh kedua madzhab.

  1. Al-Mizan al-Kubra [2]

كَانَ سَيِّدِيْ عَلِيُّ الْخَوَّاصُ رَحِمَهُ اللهِ تَعَالَى إِذَا سَأَلَهُ إِنْسَانٌ عَنِ التَّقَيُّدِ بِمَذْهَبٍ مُعَيَّنٍ اْلآنَ. هَلْ هُوَ وَاجِبٌ أَوْ لاَ. يَقُوْلُ لَهُ يَجِبُ عَلَيْكَ التَّـقَـيُّدُ بِمَذْهَبٍ مَا دُمْتَ لَمْ تَصِلْ إِلَى شُهُوْدِ عَيْنِ الشَّرِيْعَةِ اْلأُوْلَى خَوْفاً مِنَ الْوُقُوْعِ فِي الضَّلاَلِ وَعَلَيْهِ عَمَلُ النَّاسِ الْيَوْمَ .

Adalah yang mulia Ali al-Khawwash, jika ditanyakan oleh seseorang tentang mengikuti mazhab tertentu sekarang ini apakah wajib atau tidak, maka ia menjawab: “Kamu harus mengikuti suatu mazhab selama kamu belum bisa mencapai inti syariat karena khawatir terjatuh pada kesesatan. Dan begitulah yang mesti dilakukan orang-orang sekarang ini.”

  1. Al-Fatawa al-Kubra al-Fiqhiyah [3]

وَبِأَنَّ التَّقْلِيْدَ مُتَعَيَّنٌ لِلأَئِمَّةِ اْلأَرْبَعَةِ وَقَالَ لِأَنَّ مَذَاهِبَهُمْ اِنْتَشَرَتْ حَتَّى ظَهَرَ تَقْيِيْدُ مُطْلَقِهَا وَتَخْصِيْصُ عَامِّهَا بِخِلاَفِ غَيْرِهِمْ .

Dan sesungguhnya bertaklid itu tertentu pada empat imam mazhab (Maliki, Hanafi, Syafi’i dan Hanbali). Ibn Hajar al-Haitami berkata: “Karena mazhab mereka telah tersebar luas, sehingga nampak pembatasan hukum mutlaknya dan pengkhususan hukum umumnya, berbeda dengan madzab selain mereka.

  1. Sullam al-Wushul Syarh Nihayah al-Sul [4]

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ r: اِتَّبِعُوْا السَّوَادَ اْلأَعْظَمَ، وَلَمَّا انْدَرَسَتْ الْمَذْهَبُ الْحَقَّةُ بِانْقِرَاضِ أَئِمَّتِنَا إِلاَّ الْمَذَاهِبَ اْلأَرْبَعَةَ الَّتِي انْتَشَرَتْ أَتْبَاعُهَا كَانَ اِتِّبَاعُهَا اِتِّبَاعًا لِلسَّوَادِ اْلأَعْظَمِ وَالْخُرُوْجُ عَنْهَا خُرُوْجًا عَنِ السَّوَادِ اْلأَعْظَمِ.

Rasulullah Saw. bersabda: “Ikutlah kalian kepada al-Sawad al-A’zham”. Ketika mazhab-mazhab yang benar telah punah dengan kematian para imamnya kecuali empat mazhab (Maliki, Hanafi, Syafi’i dan Hanbali) yang pengikutnya tersebar luas, maka mengikuti empat mazhab tersebut berarti mengikuti al-Sawad al-A’zham, dan keluar dari empat mazhab tersebut berarti keluar dari al-Sawad al-A’zham.

[1] Abdurrahman Ba’alawi, Bughyah al-Mustarsyidin, (Pekalongan: Syirkah Nur Asia, t. Th), h. 9.

[2] Abdul Wahhab Al-Sya’rani, al-Mizan al-Kubra, (Mesir: Musthafa al-Halabi, t.th.), Cet I, Juz I, h. 34.

[3] Ibn Hajar al-Haitami, al-Fatawa al-Fiqhiyah al-Kubra, (Beirut: Dar al-Fikr, 1403 H), Jilid IV, h. 307.

[4] Muhammad Bahith al-Muthi’i, Sullam al-Wushul Syarah Nihayah al-Sul (Mesir: Bahrul Ulum, t.th.), jilid III, h. 921 dan jilid IV h. 580- 581.

Sumber: Ahkamul Fuqaha no.254 KEPUTUSAN MUKTAMAR NAHDLATUL ULAMA KE-14 Di Magelang Pada Tanggal 14 Jumadil Ulaa 1358 H. / 1 Juli 1939 M.