Pesantren Al Kamal Kunir Blitar

 
Fasilitas di Lembaga ini :
Nama FasilitasJumlah Nama FasilitasJumlah
MI/SD1 MTS/SMP1
MA/SMA2 Maly/Univ.0
Tahfidz1 Laboratorium1
Poli Kesehatan1 Koperasi1
Pesantren Al Kamal Kunir Blitar

Profil

Pondok Pesantren Terpadu Al Kamal didirikan pada tahun 1940 oleh KH. Manshur salah seorang putra KH. Imam Basyari (salah seorang Kiyai di Pon.Pes Al Fatah Mangunsari Tulungagung). Setelah KH. Manshur wafat, pondok pesantren ini diasuh para menatunya, KH. Thohir Wijaya dan KH. Thobib. Pada masa inilah terdapat perubahan nama pondok pesantren kunir diubah menjadi Pon.Pes Terpadu Al Kamal, hasil istikharah pengasuh waktu itu yakni KH. Thohir Wijaya, dengan perubahan dari sistem sorogan dan bandungan menjadi klasikal.

Sistem pendidikan Pon.Pes berubah dari salafiyah murni berubah menjadi Terpadu yakni perpaduan antara salafiyah (klasik) dan kholafiyah Ashriyah (modern). Mulai saat itu, wajah dan dinamika pondok pesantren menjadi dinamis, berkembang sampai sekarang dengan sistem pendidikan yang lebih relevan dan akomodatif terhadap perkembangan zaman serta tantangan modernisasinya.

Generasi ketiga oleh KH. Drs. Mahmud Hamzah, dan KH. Zen Masrur, BA. Pada saat ini pondok pesantren Terpadu Al-Kamal dibawah kepemimpinan Dr. KH. Asmawi Mahfudz, MAg, KH. Ahmad Hasanuddin, SHi, KH. Aminuddin Fahruda, SAg.

Sejarah

Pondok Pesantren Terpadu Al-Kamal didirikan pada tahun 1940 oleh KH. Manshur salah seorang putra KH. Imam Basyari, salah seorang kiyai di Mangunsari Tulungagung). Keberadaan Pondok ini berawal dari amanat KH. Imam Basyari terhadap putra-putranya yang menginginkan agar tanah babatan hutan di Blitar, ditempati oleh salah seorang putranya. Satu-satunya putra beliau yang bersedia menempati tanah tersebut adalah Manshur yang waktu itu baru pulang menuntut ilmu beberapa tahun di Mekah.

Tahun 1918 M. Manshur berangkat menuju desa Kunir Blitar. Di desa tersebut, mendirikan sebuah langgar dan kemudian mendirikan majelis ta’lim atau pengajian yang santri-santrinya berdatangan dari desa-desa sekitarnya. Pengajian yang diselanggarakan KH. Manshur berkembang terus dan memerlukan beberapa tempat untuk menginap para santri-santrinya. Kala itu pondok ini bernama Pon. Pes. Kunir. Berdasarkan prasasti yang terdapat di Masjid Jami’ Desa Kunir, Pondok tersebut berdiri pada tahun 1940. Selain mengajar santri-santrinya, KH. Manshur juga menjadi imam Masjid Jami’ Kecamatan Srengat dan ikut aktif berjuang melawan penjajah.

Pemuda Manshur kemudian menikah dengan seorang gadis putri dari H. Abdullah bernama Maimunah. Dari pernikahan tersebut menghasilkan keturunan beberapa anak dan cucu yang pada akhirnya menjadi cikal bakal dari pengurus yayasan Pon. Pes. Al-Kamal di masa akan datang. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat silsilah keluarga, KH. Manshur dikaruniai enam (6) orang anak, namun tiga (3) di antaranya meninggal dunia di waktu kecil, dan tiga yang hidup kesemuanya perempuan, yaitu :

    SITI MALIKAH menikah dengan H. SHOLEH, bertempat tinggal 1 Km sebelah barat KH. Manshur. Pada akhirnya mendirikan Pondok Pesantren dengan nama MAMBAUL HUDA di Dusun Manggar Desa Kunir.
    SITI MUTINAH menikah dengan H. THOBIB, dan dikaruniai tuju (7) anak yaitu: 1) Hj. Sumbulatin, 2) Hj. Miatu Habbah, 3) Hj. Siti Masyithoh, 4) H. Syaiful Habib, 5) H. Syamsul Ma’rif, 6) Hj. Siti Maswah, 7) H. Imam Asy’ari. Hj. Sumbulatin kemudian Nikah dengan KH Zen Masrur dengan 4 orang anak: 1) Hj. Irma Husniah, 2) H. Hafidz lutfi, 3) Aminudin Fahruda, 4) Abdurahman Fauzi. Dari keluarga Hj. Sumbulatin inilah yang kemudian mengelola firqah LKSA Putra Putri dan Adawiyah).
    SITI MUNAWAROH menikah dengan KH. THOHIR WIJAYA dan dikaruniai enam (6) anak yaitu : 1) Hj. Astutik Hidayati, 2) Hj. Nur Saida, 3) Hj. Asmawati, 4) H. Jauhar Wardani, 5) Hj. Reni Rahmawati, 6) Hj. Rina Laila Wati.

Hj. Astutik Hidayati, menikah dengan KH Mahmud Hamzah dengan menikahkan putrinya Hj. Erria Masfia dengan Dr. H. Asmawi Mahfudz, sedang Hj. Atik Hatmayanti dengan H. Ahmad Hasanudin dari Pasuruan. Sepert keluarga di atas kelurga yai Mahmud juga mengelola firqah al-Manshur, al-Munawarah dan unir Hidayati Mahmud atau HM).

Setelah KH. Manshur wafat, Pesantren ini diasuh para menantunya, KH. Thohir Wijaya dan KH. Thobib. Pada masa inilah terdapat perubahan nama Pondok Pesantren Kunir diubah menjadi Pondok Pesantren Al-Kamal, hasil istikharah pengasuh saat itu yakni KH. Thohir Wijaya, dengan perubahan dari sistem sorogan dan bandungan menjadi klasikal. Sistem pendidikan Ponpes berubah dari salafiyah murni berubah menjadi Terpadu yakni perpaduan antara salafiyah (klasik) dan Kholafiyah Ashriyah (modern).

Mulai saat itu, wajah dan dinamika pondok pesantren menjadi dinamis, berkembang sampai sekarang dengan sistem pendidikan yang lebih relevan dan akomodatif terhadap perkembangan zaman disertai tantangan modernisasinya.

Organisasi Kelembagaan Pondok Pesantren Terpadu Al-Kamal

Tentang profil organisasi Pondok Pesantren Al-Kamal Kunir Wonodadi Blitar, pesantren ini menerapkan pola pengelolaan managerial dengan mengembangkan sistem kepemimpinan semi demokrasi. Dan Jika dijelaskan secara periodik, pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan Pon. Pes. Terpadu Al-Kamal telah mengalami tiga masa kepemimpinan.

Masa kepemimpinan pertama adalah pendiri KH. Manshur pada tahun 1940 – 1960 M, pada masa ini Pon. Pes. dikelola secara mutlak oleh pendirinya dengan dibantu oleh beberapa orangasatidz (para guru yang mumpuni dalam bidang agama, terutama mereka-mereka yang telah tamat dari pesantren-pesantren sekitar Blitar.

Masa kepemimpinan generasi kedua, pada tahun 1960 – 1998 masa ini penyelenggaraan dan pengelolaan Pon. Pes. ditangani oleh para menantu dari KH. Manshur yakni KH. Thohir Wijaya dan KH. Thobib. Yang kemudian membentuk sebuah organisasi yayasan sebagai pengembangan dari para anggota keluarga yang memang berkompeten dalam memperjuangkan dunia pendidikan Agama Islam dan kepesantrenan. Ini terinspirasikan pada tahun 1977, ketika Bapak KH. Ahmad Thohir Wijaya diangkat menjadi anggota DPR / MPR RI, sehingga membuka akses (Network) pesantren Al-Kamal di lembaga birokrasi pemerintahan. Yang pada akhirnya Al-Kamal berkembang baik dalam pendidikan formal maupun non formal. Sejak itu Al-Kamal sudah menjadi sebuah lembaga pendidikan pesantren yang didatangi oleh para santri dari berbagai penjuru tanah air.

Perkembangan berikutnya tahun 1981 jajaran pengasuh Pon. Pes. Terpadu Al-Kamal semakin kokoh dengan hadirnya Bapak Drs. KH. Mahmud Hamzah (menantu ke–1 dari KH. Ahmad Thohir Wijaya), yang secara langsung menangani pendidikan baik formal maupun non formal, khususnya menangani kajian kitab – kitab kuning dan pendalaman bahasa Arab baik pasif maupun aktif untuk sehari-hari. Bersamaan dengan itu (Th. 1981) organisasi penyelenggara Pon. Pes. Al-Kamal secara resmi didirikan dengan bentuk yayasan yang didirikan dan diprakarsai oleh KH. Ahmad Thohir Wijaya (Suami dari Hj. Siti Munawaroh, Putra ke tiga dari KH Manshur). Saat itu Ketua I dijabat oleh Bapak KH. Zen Masrur , BA, Ketua II. Bapak Drs. KH. Mahmud Hamzah, Ketua III oleh Bapak Masyhudi Yusuf, BA, Bapak H. Syaiful Habib, SH. M.Hum sebagai sekretaris dan Ibu Hj. Astutik Hidayati, BA. sebagai bendahara Yayasan Pondok Pesantren Al-Kamal.

Nampaknya perkembangan Al-Kamal tidak berhenti di situ, tahun 1986, Bapak KH. Ahmad Thohir wijaya yang pada waktu itu sebagai Anggota DPR/MPR RI melebarkan sayap perjuangannya bersama – sama kabinet Pembangunan Indonesia mendirikan cabang di Kebon Jeruk Jakarta dengan nama yang sama, yaitu Pondok Pesantren Al-Kamal. Selanjutnya pada tahun 1989 kepengurusan yayasan diubah dengan masuknya Drs. H.M. Sunandari Jauhari dan H. Ibrahim Indragiri di jajaran Ketua Yayasan dan Johar Wardani, ST sebagai bendahara.

Demikianlah perjuangan Bapak KH. Thohir Wijaya dalam membesarkan dan menciptakan beberapa pondasi Pon. Pes Al-Kamal Kunir Wonodadi Blitar yang pada akhirnya pada tahun 1999, karena menderita penyakit yang sangat parah beliau menghadap Allah Swt. dan dimakamkan di maqbaroh keluarga besar Pon. Pes Al-Kamal.

Masa kepemimpinan ketiga, tahun 1998 – 2009 adalah dikendalikan oleh generasi dari Bani Manshur. Pada tahun inilah kebersamaan, solidaritas pengurus yayasan mencapai puncak kejayaannya. Kepemimpinan yayasan tidak lagi bersifat personal individual tetapi lebih mengutamakan pada semangat kolektivitas. Ada pemilihan dan pembagian kerja di antara cucu-cucu dari KH. Manshur sebagai antisipasi dalam menyongsong era modernisasi, dengan job diskription sebagai berikut : Bapak Drs. KH. Mahmud Hamzah, sebagai Koordinator Pondok Pesantren Terpadu Al-Kamal ( PPTA) dan pendidikan formal, Bapak KH. Zen masrur, BA sebagai Koordinator keta’miran dan majlis ta’lim, Bapak Mashudi Yusuf, BA (wafat tahun 2004) sebagai Koordinator Hubungan Kemasyarakatan, Bapak Drs. HM. Sunandari sebagai Koordinator Bidang Birokrasi dan Kepemerintahan, Bapak H. Syaiful Habib, SH, M.Hum (wafat tahun 2002) sebagai Koordinator Lembaga Pendidikan dan Ketrampilan. Sedangkan perjuangan untuk mengembangkan Pondok Pesantren yang telah didirikan oleh pendahulunya dengan tugas dan wewenangnya masing – masing sesuai dengan penjelasan di atas.

Pada masa tersebut al-Kamal merupakan respon di tengah hangatnya suasana pertempuran dua sistem pendidikan tradisional (salafi) dan sistem pendidikan modern (‘ashriyah). Pondok ini dibangun di tengah pergumulan masyarakat abangan Kunir Wonodadi Blitar (meminjam teori Clifford Geert) yang membutuhkan keistiqomahan, keteladanan, kesabaran, kesederhanan dan semangat yang tinggi. Sehingga kalau kita melihat Al-Kamal sekarang, nilai-nilai luhur para pendiri sudah terintegrasikan dalam sistem pendidikan pondok pesantren.

Setelah wafatnya Salah satu pimpinan Pon. Pes. Terpadu al-Kamal yaitu Bapak Drs. KH. Mahmud Hamzah (tahun 2009), Sebenarnya struktur Yayasan PP al-Kamal berubah. Ketua Yayasan sebelumnya KH Zen Masrur di jadikan Pembina Yasayasan sekaligus Pengasuh Ponpes. Sedangkan Ketua Yayasan adalah H. Johar Wardani yang berdomisili di Surabaya. Sedangkan dewan Pengasuh PP al-Kamal di berikan kepada, KH. Asmawi Mahfudz. Maka Idealisme, jiwa, dan falsafah hidup yang ruh pesantren diteruskan oleh oleh dua pengasuh yaitu Dr. KH. Asmawi Mahfudz, M.Ag bersama Bapak KH. Zen Masrur, BA. Satu tahun kemudian, pada bulan Ramadhan beliau abah KH Zen Masrur BA dipanggil kehadirat Allah SWT.

Generasi ke-IV tahun 2012, kepemimpinan atau kepengasuhan Pondok Pesantren Terpadu Al-Kamal dilanjutkan oleh Dr. KH. Asmawi Mahfudz, M.Ag dan KH. Hafidz Lutfi S.Ag. Pada masa ini, penanaman ruh pesantren dikembangkan secara efektif, efesien dengan menggunakan sistem dan metode pendidikan pesantren pada umumnya yang mengedepankan penalaran dan berpikir kritis. Cara ini pada berikutnya dapat melahirkan dan mengembangkan etos-etos tertentu yang membuat anak didik menjadi lebih dinamis, kritis dan kreatif.

Selang beberapa saat kemudian, Kepengasuhan Pesantren berubah lagi, dengan menambahkan H. Ahmad Hasanudin, S.HI. Ini bertujuan untuk mengakomodasi kekeluargaan dan memperkokoh organisasinya. Artinya semua program pesantren dapat didistribusikan sesuai dengan kemampuan masing-masing pengasuh yang ada di PPTA. Maka di bagilah tugas-tugas kepengasuhannya, KH Asmawi mahfudz bertugas mengkoordinasikan bidang ketakmiran, madrasah diniyah, ma’had ali, murotili al-Qur’an, majlis ta’lim, atau program-program kepesantrenan dan pengajian. KH Hafidz lutfi mengkoordinasikan lembaga-lembaga formal, panti asuhan, Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) dan KH Hasanudin mengkoordinasikan program identifikasi aset kekayaan PPTA, sarana-prasarana dan pembangunan.

Jika dijelaskan secara kronologis Kepengasuhan PP al-Kamal Blitar, adalah sebagai berikut:

  1. Tahun 1940, oleh KH. Manshur (Pondok Pesantren masih bernama pondok Kunir yang masih berupa masjid dan pengajian kalong)
  2. Tahun 1960-1980, oleh KH Thobib dan KH Thohir Wijaya, (sudah ada pondok pesantren dan Madrasah tetapi dengan nama al-Manshuriyah)
  3. Tahun 1980- 1999, oleh KH Thohir Widjaya, KH Zen Masrur dan KH Mahmud Hamzah (Pondok Pesantren berubah menjadi nama PP al-Kamal)
  4. Tahun 1999-2008, oleh KH Zen Masrur dan KH Mahmud Hamzah (PP al-kamal mengembangkan sistem terpadu dan membuka madrasah diniyah Khusus (MDK)
  5. Tahun 2008-2012 oleh KH Zen Marur dan Dr. KH. Asmawi Mahfudz, M.Ag (PP al-Kamal mencoba mempertahankan diri ditengah tantangan dunia modernisasi yang semakin pesat)
  6. Tahun 2012-2013 oleh Dr. KH Asmawi Mahfudz dan KH Hafidz Lutfi, S.Ag
  7. Tahun 2013-sekarang oleh Dr. KH Asamwi Mahfudz, KH Hafidz Lutfi, S.Ag dan KH Hasanudin, S.HI (PP al-Kamal berusaha untuk memberikan penajaman program dan mengembangkan lembaga-lembaga baru, di antaranya Ma’had Aly, Madrasah Murotil al-Qur’an, dan memperbaiki kompotren untuk santri).

Pendiri
KH. Manshur

Pengasuh
1. KH. Manshur (Pondok Pesantren masih bernama pondok Kunir yang masih berupa masjid dan pengajian kalong). Tahun 1940
2. KH Thobib dan KH. Thohir Wijaya, (sudah ada pondok pesantren dan Madrasah tetapi dengan nama al-Manshuriyah). Tahun 1960-1980
3. KH Thohir Widjaya, KH. Zen Masrur dan KH. Mahmud Hamzah (Pondok Pesantren berubah menjadi nama PP al-Kamal). Tahun 1980- 1999
4. KH. Zen Masrur dan KH. Mahmud Hamzah (PP al-kamal mengembangkan sistem terpadu dan membuka madrasah diniyah Khusus (MDK). Tahun 1999-2008,
5. KH Zen Marur dan Dr. KH. Asmawi Mahfudz, M.Ag (PP al-Kamal mencoba mempertahankan diri ditengah tantangan dunia modernisasi yang semakin pesat). Tahun 2008-2012
6. Dr. KH Asmawi Mahfudz dan KH Hafidz Lutfi, S.Ag. Tahun 2012-2013
7. Dr. KH Asamwi Mahfudz, KH Hafidz Lutfi, S.Ag dan KH Hasanudin, S.HI (PP al-Kamal berusaha untuk memberikan penajaman program dan mengembangkan lembaga-lembaga baru, di antaranya Ma’had Aly, Madrasah Murotil al-Qur’an, dan memperbaiki kompotren untuk santri). Tahun 2013-sekarang.

Kitab-kitab yang diajarkan di Pesantren Terpadu Al-Kamal:

Dengan perincian kitab-kitab yang digunakan adalah sebagai berikut ;
Kelas I : Aqidah Al Awam, Sifa’ul Jinan, Akhlaq Lilbanin, Awamil Jurjani, Imla’, dan Khot serta mabadi al Fiqhiyah I
Kelas II : Aqidah Al Islamiyah, Jurumiyah,Qowa’idul I’lal, Akhlaqul Lilbanin II, Mabadi al Fiqhiyah II & III dan Al Amtsilah al Tasrifiyah
Kelas III : Taisirul Kholaq, Jawahir al Kalamiyah, Al Amriti, al Kaelani dan fiqh al Wadih, dan pelajaran – pelajaran keagamaan pesantren lainnya.

Madrasah Diniyah Tingkat Wustha. Yaitu tingkatan ini diisi oleh para santri yang duduk ditingkatan Madrasah Aliyah/MA atau SMK. Adapun materi yang diberikan di madrasah Aliyah adalah : Hadis, Fiqih, Ushul Fiqih, Tauhid, Nahwu, Shorof, Akhlaq, kuliyah umum, bimbingan baca kitab, bimbingan sholawat Diba’ dan bimbingan berbahasa dengan perincian kitab yang digunakan sebagai berikut:
Kelas I : al Sanusiyah, Al Fiyah Ibnu Malik I, Fat’hul Qorib,at Tibyan I dan Mustholahul Hadis
Kelas II : Qomi’ At Tughyan, Alfiyah Ibnu Malik II, Qowa’idul I’rob, at Thibyan II, danMustholahul Hadis II
Kelas III : Tafsir Jalalain, Tafsir Al Fatihah, Riyadus Sholihin, Qowa’idullughoh, dan as Sulam

Madrasah Diniyah Kusus (MDK).Yakni program/kelas khusus, program ini diperuntukkan bagi santri yang belajar di MAK. Selain tersebut diatas ditambah dengan kitab ; al Mu’in al Mubin, Kifayatul Akhyar, Fiqih Al Sunah, Subulus Salam, Nailu al Authar, Tafsir Al Maroghi,Ilmu Ushul Fiqih dan Mabahis fi Ulumil Qur’an.Kekhususan tersebut dimaksudkan sebagai pendalaman materi pendidikan agama yang diberikan di madrasah dengan pemberian materi pendidikan agama dalam bentuk kitab kuning.

Metode belajar di kelas ini lebih menekankan kemandirian kepada kajian beberapa kitab kuning dan penguasaan bahasa baik Arab maupun Inggris. Mengenai materi yang diajarkan sama dengan tingkatan madrasah aliyah yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, Fiqih, hadits, Akhalaq, Tauhid, Tasawuf, dan lain-lain. Hanya saja metode belajar di kelas ini lebih menekankan kemandirian kepada kajian beberapa kitab kuning.

Pendidikan

Dibawah naungan Pondok Pesantren Al Kamal terdapat lembaga pendidikan baik formal maupun pondok pesantren dan kemitraan.
Pendidikan Formal
1. PAUD Al Kamal
2. TK Al Kamal
3. MI Program Khusus Al Kamal
4. SMP Al Kamal
5. SMK Al Kamal
6. Ma'had Aly

Pendidikan Nonformal 
1. Madrasa Diniyah
2. Takhasussus Al-Lughoh
3. Majelis Murottil Quran

Ekstrakurikuler

1. Program bahasa Arab dan Inggris
2. Kursus baca al-Quran
3. Kursus ilmu tajwid
4. Bimbingan baca kitab
5. Muhadhoroh (Pidato)
6. Bahasa  (Arab, Inggris, Indonesia dan Jawa). Bahkan Bahasa Arab dan Inggris menjadi bahasa resmi percakapan santri sehari-hari dan Program wajib untuk kelas I
7. Madrasah Diniyah
8. Latihan kepemimpinan
9. Tahlil
10. Diba’
11. Barzanji
12. Seni baca al-Quran bilghina’
13. Olahraga
14. Pramuka
15. Drum band
16. Kursus/Ketrampilan :
1. Kursus mengetik
2. Elektronika
3. Sekretaris
4. Manajemen usaha
5. Bahasa Arab dan Inggris
6. Menjahit
7. Montir
8. Peternakan
9. Perikanan
10. Akutansi dan komputer.


Takhasus Lughoh di pesantren Terpadu Al-Kamal


Pelatihan komputer di pesantren Terpadu Al-Kamal

Fasilitas

  1. 75 ruang belajar/mengaji
  2. 1 ruang laboratorium
  3. 3 ruang perpustakaan
  4. 1 ruang pertemuan/aula.
  5. Asrama untuk santri ada 18 ruang asrama putra
  6. 26 ruang asrama putri
  7. 2 buah masjid/musholla
  8. 36 unit kamar mandi/WC
  9. 5 unit rumah pengasuh
  10. 4 ruang ketrampilan
  11. 1 bidang lapangan olahraga
  12. 2 ruang kesenian
  13. 2 unit peralatan kesenian.


Gedung sekolah di pesantren Terpadu Al-Kamal


Gedung sekolah di pesantren Terpadu Al-Kamal

Alamat

Jl KH. Manshur No.9 Cemandi, Desa Kunir, Kecamatan Wonodadi, 66155, Kab. Blitar, Jawa Timur 
(0342) 5650706, 551047
Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran silahkan hubungi : Pondok Pesantren Terpadu Al-Kamal

 

Relasi Pesantren Lainnya

  • Belum ada pesantren yang berelasi dengan pesantren ini.