Biografi KH. Noer Ali

 
Biografi KH. Noer Ali
Sumber Gambar: Istimewa, Ilustrasi: laduni.ID

Daftar Isi Biografi KH. Noer Ali

  1. Kelahiran
  2. Wafat
  3. Pendidikan
  4. Mendirikan Pesantren
  5. Pejuang Melawan Penjajah
  6. Karomah
  7. Chart Silsilah Sanad

1. Kelahiran

KH. Noer Ali lahir pada 15 juli 1914, di Desa Ujung Malang Bekasi. Beliau merupakan putra dari pasangan Bpk. Anwar bin Layu, seorang petani dengan Bu Maimunah.

2. Wafat

KH. Noer Ali wafat pada usia 78 tahun tepatnya pada tanggal 3 Mei 1992.

Masyarakat dan para ulama merasa sangat kehilangan sosok ulama dan pejuang yang telah banyak berjasa bagi negara. Maka tahun 2006 Pemerintah memberikan gelar pahlawan Nasional Kepada KH. Noer Ali. Namanya pun diabadikan menjadi nama jalan KH. Noer Ali di Kalimalang, Bekasi.

3. Pendidikan

Cita cita yang dimilki oleh KH. Noer Ali sejak masa kanak-kanak adalah “membangun dan menciptakan perkampungan Surga”, sungguh suatu cita-cita yang sangat mulia yang terucap dari KH. Noer Ali kecil, beliau belajar dari mengaji Al-Quran pada ayahnya dan kakaknya, usia lima tahun sudah mampu menghafal surat-surat pendek Al-Qur’an.

Menginjak usia 7 tahun KH. Noer Ali mengaji kepada Guru Maksum Bekasi dan Guru Mughni, banyak sekali ilmu yang didapat dari kedua gurunya tersebut yang mendasari jiwanya dengan ruh-ruh keislaman, beranjak remaja KH. Noer Ali belajar kepada ulama besar di Betawi bernama Guru Marzuki. Di samping belajar ilmu-ilmu agama kepada Guru Marzuki, Kiyai Noer juga belajar ilmu beladiri kepada beliau.

Konon Kiyai Noer terkenal sakti dan tidak mempan ditembus peluru. Bahkan penjajah Belanda pun kesulitan menangkap KH. Noer Ali. Beliau sering menghilang dan tidak dapat dilihat oleh mata awam hingga masyarakatpun memberi gelar KH. Noer Ali sebagai “Belut Putih” yang sangan licin.

Dengan semangat belajar yang tinggi KH. Noer Ali dengan berat hati mengutarakan keinginan kepada ayahnya bahwa dirinya akan menuntut Ilmu di Mekkah. Saat itu KH. Noer Ali menyadari betul siapa ayahnya yang merupakan seorang petani dan tidak mungkin memilki banyak uang untuk belajar di Makkah.

Meski demikian adanya, karena didorong rasa semangat belajar yang tinggi, ayahnya pun tak ingin mematahkan semangatnya. Maka sang ayah berusaha keras untuk mendapatkan uang agar anaknya dapat belajar di Makkah walaupun harus meminjam dan dibayar dengan dicicil selama bertahun-tahun. Dengan harapan kelak anaknya dapat menjadi orang yang berguna di masyarakat.

Tahun 1934 KH. Noer Ali akhirnya melanjutkan belajar di Makkah di Madrasah Darul U’lum, guru-guru beliau antara lain Syaikh Ali Al-Maliki, Syaikh Umar Turki, Syaikh Umar Hamdan, Syaikh Ahmad Fathani dan lain-lain.

4. Mendirikan Pesantren

Setelah enam tahun belajar di Makkah, KH. Noer Ali kembali ke Indonesia dan mendirikan Pondok Pesantren At-Taqwa di ujung harapan Bekasi. Selain mengajar di pesantren, KH. Noer Ali juga mengajak umat untuk angkat senjata melawan Penjajah Belanda. Walaupun dengan senjata yang sangat sederhana namun banyak dari rakyat yang bergabung dengan KH. Noer Ali untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda.

5. Pejuang Melawan penjajah

Ketika di Makkah, beliau bertemu dengan pelajar asal indonesia seperti KH. Masturo, KH. Syibro Malisi, KH. Hasbulloh dan masih banyak lagi.

KH. Noer Ali merupakan pemrakarsa Himpunan Pelajar Betawi dan Himpunan Pelajar Indonesia, yang berdirinya ini didasari kegelisahan jiwa Nasionalisme dan keprihatinannya melihat Bangsa Indonesia masih di jajah oleh Belanda.

Bersama dengan rekan-rekannya, KH. Noer Ali aktif melakukan pertemuan-pertemuan untuk mencari solusi dan dukungan bagaimana mengusir penjajah Belanda dari Bumi Indonesia.

KH. Noer Ali pernah memimpin laskar Rakyat Bekasi melawan Belanda dan pernah bergabung dan menjadi Komandan Batalyon III Barisan Hizbulloh. Namanya sangat dikenal oleh rakyat dan ditakuti Belanda karena keberanian dan jiwa patriotnya.

Singa Bekasi julukan tersebut memang layak di berikan kepada KH. Noer Ali, seorang Ulama besar yang terlahir dari keluarga Petani. Semangat Nasionalisme yang membara dalam dadanya mampu mengobarkan semangat perjuangan kepada masyarakat untuk melawan penjajah Belanda yang sejak lama menjajah tanah air.

6. Karomah

KH. Noer Ali adalah sosok Kiyai yang sudah sangat terkenal dengan kesaktiaannya. Suatu ketika beliau ditangkap Belanda dan hanya pasrah saja tanpa melakukan perlawanan. Lalu KH. Noer Ali digiring masuk ke dalam truk tentara Belanda. Di tengah jalan, KH. Noer Ali memohon kepada Allah minta perlindungan. Bukan main kagetnya tentara Belanda yang mengawal KH. Noer Ali di dalam truk, beliau menghilang begitu saja dalam pandangan mata tentara Belanda. Membuat nyali tentara Belanda semakin ciut. Jatuhlah mental-mental tentara Belanda dalam menghadapi para laskar yang dipimpin oleh sosok fenomenal, KH. Noer Ali.

Dikisahkan juga, bahwa KH. Noer Ali dan para laskarnya pernah bergerilya ke dalam hutan. Para laskar terlihat sangat kelaparan karena berperang gerilya dengan pasukan Belanda. Saat itu KH. Noer Ali melakukan shalat. Lalu selesai shalat, beliau minta kepada Allah agar para laskar tersebut bisa makan. Maka dengan mengulum dan melemparkan secarik kertas ke tanah tiba-tiba terbentang di hadapannya nasi dan lauk pauknya. Subhanallah!

Ketika masa perjuangan dengan penjajah berakhir, KH. Noer Ali kembali berjuang di bidang dakwah dan pendidikan di Pondok Pesantren At-Taqwa yang beliau bangun di Bekasi. Walaupun Kiyai Noer adalah seorang ulama besar, beliau masih saja haus akan ilmu. Beliau tetap menyempatkan mengaji kepada Habib Ali Al-Habsyi Kwitang Jakarta untuk bertabarruk.

7. Chart Silsilah Sanad

Berikut chart silsilah sanad guru KH. Noer Ali dapat dilihat di sini.


Artikel ini sebelumnya diedit tanggal 01 April 2021, dan kembali diedit dengan penyelarasan bahasa tanggal 15 Juli 2023.

 

Lokasi Terkait Beliau

List Lokasi Lainnya