Ziarah di Makam Teungku Abu Ibrahim Woyla, Sang Wali dari Aceh

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam Teungku Abu Ibrahim Woyla, Sang Wali dari Aceh

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - Teungku Abu Ibrahim Woyla adalah seorang ulama pengembara yang berasal dari Aceh Barat. Di kalangan masyarakat Aceh, beliau juga dikenal dengan nama Abu/Teungku Beurahim Keuramat. Teungku Abu Ibrahim Woyla dipercaya masyarakat Aceh mempunyai Karomah sebagai Wali Allah.

karomah Teungku beliau yang terkenal adalah akan datangnya tsunami sebelum limabelas (15) hari terjadi. Sebelum terjadinya tsunami, beliau pernah mengatakan ''air laut bakal naik sampai setinggi pohon kelapa, dan terbukti tsunami pernah meluluhlantakkan Aceh.

Profil

Teungku Ibrahim bin Teungku Sulaiman bin Teungku Husen atau yang kerap dipanggil dengan sapaan Abu Ibrahim Woyla lahirkan di kampung Pasi Aceh, Kecamatan Woyla, Kabupaten Aceh Barat pada tahun 1919 M.

Guru-guru beliau di antaranya:

  1. Abu Calang (Syeikh Muhammad Arsyad) 
  2. Teungku Bilyatin (Suak)
  3. Syeikh Muda Waly

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi Teungku Abu Ibrahim Woyla

Lokasi Makam

Abu Ibrahim Woyla wafat pada hari sabtu pukul 16.00 WIB tanggal 18 Juli 2009. Lokasi makam Abu Ibrahim Woyla berada di Desa Pasi Aceh, Kecamatan Woyla Induk, Kabupaten Aceh Barat.

Haul

Haul Teungku Abu Ibrahim Woyla diperingati pada bulan Rajab di pesantren Abu Ibrahim Woyla di Desa Blang Sibeutong Kecamatan Bubon Kabupaten Aceh Barat.

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam Teungku Abu Ibrahim Woyla banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Ponorogo saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berkunjung di makamnya yang berada di Komplek pemakaman di Desa Pasi Aceh, Kecamatan Woyla Induk, Kabupaten Aceh Barat..

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam Teungku Abu Ibrahim Woyla, maka akan dibukakan pikiran dan hatinya dalam mencari ilmu, dimudahkan dalam urusan hajatnya bagi para peziarah dan dimudahkan dalam mencapai cita-citanya bagi para santri atau pelajar, dimudahkan dalam mendapatkan keturunan anak yang sholeh dan sholehah, dimudahkan dalam mendapatkan jodoh.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Aceh di antaranya:
Kue Timphan, Bakpia Aceh, Kue Bhoi, Kopi Aceh, Dendeng Aceh, Kembang Loyang, Kue Keukarah, Kopiah Riman

Raden Fatah adalah pendiri dan raja Demak pertama dan memerintah tahun 1500-1518.
 

Profil

KH. Ahmad Sholeh adalah putra kedua dari KH. Muhammad Nur pendiri Pondok Pesantren Langitan. Beliau lahir di Tuban sekitar tahun 1820 an.  KH. Ahmad Sholeh menikah 1287 Hijriyah dengan Raden Nyai Asriyah, puteri KH. Mukhtar (pengasuh Pondok Pesantren Cepoko, Kabupaten Nganjuk). Dari pernikahan tersebut lahir putera dan puteri diantaranya:

  1. Nyai Shofiyah (dinikahkan dengan KH. Khozin, penerus estafet K.H. Ahmad Sholeh di Pondok Pesantren Langitan)
  2. KH. Dahlan Hasbullah
  3. KH. Adnan
  4. Nyai Sholihah (dinikahkan dengan KH. Zainuddin Mojosari, Kabupaten Nganjuk)
  5. Nyai Khodiyah (dinikahkan dengan KH. Rofi’i Gondanglegi, Kabupaten Nganjuk)
  6. Satu puteri lagi yang dinikahkan dengan KH. Nur Iman (berdomisili di Tuban).

Guru-guru beliau di antaranya:

  1. KH. Muhammad Nur (Ayahanda KH. Ahmad Sholeh)
  2. K.H. Abdul Qodir atau Abdul Qohhar (Pesantren Al-Najiyah Sidoresmo, Surabaya)
  3. K.H. Hasbullah (Pesantren Sambilangan, Madura)
  4. Syekh Nawawi Banten
  5. Syekh Ahmad bin Zaini Dahlan (Imam dan Mufti Mahzab Syafi’i di Mekkah al-Mukaromah)
  6. Syekh Muhammad Al-Muqri
  7. Syekh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah Al-Makki
  8. Syekh Ahmad Nahrowi
  9. Sayyid Muhammad Saleh bin Sayyid Abdur Rahman Az-Zawawi
  10. Syekh Zahid, Syekh Umar Asy-Syami
  11. Syekh Yusuf Al-Mishri
  12. Syekh Jamal (Mufti Mazhab Hanafi)

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Ahmad Sholeh

Lokasi Makam

KH.  Ahmad  Sholeh  mengasuh  Pondok Pesantren Langitan, selama kurang lebih 32 tahun. Beliau wafat pada tahun 1320 H./1902 M. dan dimakamkan di  kompleks pesarean di Desa Widang, kurang lebih 400 meter sebelah utara kompleks Pondok Pesantren Langitan.

Haul

Haul beliau diperingati tiap tahun pada bulan Shofar tahun Hijriah di pesantren Langitan Tuban

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam KH. Ahmad Sholeh banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Tuban saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang makamnya berada di Komplek pemakaman di Desa Widang, Tuban.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam  KH. Ahmad Sholeh, maka akan dibukakan alam pikiran dan hatinya dalam menerima ilmu, Diberi kemudahan dalam mencari rezeki, diberi kemudahan dalam mencari jodoh, dan diberi kemudahan dalam mendapatkan anak sholeh dan sholehah.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Tuban di antaranya:
Cumi Crispy, Kecap Laron, Keripik Gayam, Buah Siwalan, Legen, Terasi Udang, Amplo, Gemblong, Ikan asin Tuban, Kerupuk ikan