Gus Munif: NU Selalu Menarik Perhatian Dunia

 
Gus Munif: NU Selalu Menarik Perhatian Dunia

LADUNI.ID, - Semarang - Nahdlatul Ulama (NU) selalu menarik perhatian dunia. Begitulah pernyataan ulama kharismatik, KH Munif Mohammad Zuhri yang menggambarkan bahwa sejak didirikan hingga sekarang NU selalu menjadi pusat perhatian masyarakat dari berbagai Negara dan kalangan.

‘’Dalam sejarah bisa kita baca bagaimana kiai-kiai NU sampai diundang ke Hijaz untuk membahas berbagai persoalan umat di seluruh dunia. Ini bukan organisasi main-main, tetapi para ulama mendirikannya untuk menjaga kemaslahatan umat,’’ tutur pengasuh Pondok Pesantren Giri Kusumo, Mranggen, Demak.

Gus Munif (sapaan KH Munif Mohammad Zuhri) ketika menyampaikan tausiah demikian pada upacara silaturahmi dan halal bi halal Balung Pisah NU se-Jateng di Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Wahid Hasyim (Unwahas), Nongkosawit, Gunungpati, Semarang, pada Ahad (15/7/18) kemarin.

Selain itu, hal senada juga disampaikan oleh sesepuh Balung Pisah, Ali Mufiz, bahwa acara tradisi yang sudah ke-11 kali diselenggarakan itu bertujuan mengumpulkan warga Nahdliyyin yang berada di berbagai lapisan masyarakat.

Acara tersebut dihadiri oleh para alim ulama, akademisi, praktisi, politisi, profesi dan lain-lain semua kumpul menjadi satu. Ketua PWNU Jateng yang baru saja terpilih dalam konferwil KH Muzamil menyampaikan pisato perdana. Para mantan Ketua PWNU Jateng juga hadir antara lain KH Achmad, Moh Adnan, dan Abu Hapsin.

Para profesor dan doktor dari kalangan NU didaulat dipersilahkan menaiki panggung untuk membaca dzibaan. Menurut Muzammil, berkhidmat (mengabdi) di NU jangan dilihat dari apa jabatannya, tetapi apa yang harus dilakukan sesuai peran masing masing. “Di mana pun posisinya yang terpenting bagaimana cara berkhidmad kepada NU dan Indonesia,” katanya.

Tiga Ukuran

Menurut pemaparannya, warga NU memiliki tiga ukuran setiap mengambil suatu keputusan. Yakni, akidah, syariah dan ahlak. Tiga hal tersebut diterapkan baik sebagai warga NU maupun dalam berbngsa bernegara.

“Itu sebagaiaman pemahaman yang kami dapat dari guru kami. Setiap akan mengambil keputusan harus mempertimbangkan tiga hal itu,” paparnya. Karena itu, Kiai Muzammil berpesan agar warga NU selalu menghormati alim ulama.

“NU tidak akan goyang menghadapai tantangan zaman kalau tetap bersatu. Jika diperintah ulama, samikna waatakno (mamperhatikan dan melaksanakan) karena demi kemaslahatan umat,” imbuhnya.

Selebihnya, mubaligh kondang KH Mohammad Arja Imroni dalam tausiahnya mengatakan, semua unsur masyarakat, khususnya warga nahdliyin di Kota Semarang dan Jawa Tengah harus bersatu memajukan Nahdlatul Ulama (NU).

Persatuan tersebut diharapkan menjadikan NU semakin bersar dan maju dalam memberikan manfaat kepada bangsa dan negara. “Semua warga NU, baik yang jadi pemimpin, pengusaha atau yang lainnya harus bersatu, supaya NU semakin maju demi kemaslahatan umat, bangsa dan negara,” kata Arja Imroni.

Mantan Gubernur Jateng, KH Ali Mufiz saat diminta memberi sambutan berharap, persaudaraan antarwarga NU semakin erat, meski memiliki kegiatan masing-masing.

KH Munif Zuhri yang pada kesempatan itu memberikan tausiah menuturkan, NU bukanlah organisasi sembarangan. Pengasuh Pengasuh Ponpes Giri Kusumo ini menceritakan saat awal Hadratus Syaikh KH Hasyim Asyari ingin mendirikan NU, Mbah Hasyim, kata Kiai Munif bermunajatterlebih dahulu.

“KH Hasyim Asyari saat bermunjat selanjutnya berbaiat kepada NU, beliau didatangi Nabi Muhammad. Selanjutnya didirikanlah NU. Ini menandakan kalau Nabi merestui berdirinya NU,” paparnya.