Wanita dan Santriwati #1: Peran Santriwati di Era Globalisasi

 
Wanita dan Santriwati #1: Peran Santriwati di Era Globalisasi

 

LADUNI.ID I KOLOM- Dunia saat ini di dominasi penduduk lebih banyak kaum wanita ketimbang laki-laki. Melihat fenomena ini, peranan santriwati saat ini dalam kancah perkembangan dunia baik dalam dunia pendidikan, politik dan lainnya merupakan sebuah keniscayaan. Salah satu hal yang harus diluruskan dalam masyarkat bahwa peranan dan keikutsertaan kaum santriwati dalam kancah ilmu pengetahuan bukanlah sebuah bentuk bid’ah yang sering disalah pahami oleh sebagian masyarakat muslim. Apabila kita kaji kembali sejarah Islam baik di bidang politik, pertahanan negara, dan ilmu hadits, maka kita akan melihat banyak santriwati teladan yang memiliki andil besar dalam perjuangan dan dakwah Islam. (Fauzi Saleh, 2005).

Khususnya santriwati, disamping mereka berperan sebagai bagian dari masyarakat umum lainnya, mereka memiliki peran khusus yang tidak dimiliki oleh kaum pria yaitu peran sebagai isteri bagi suami mereka dan sebagai ibu bagi anak-anak mereka. Santriwati merupakan figur inti bagi pendidikan dalam ranah domestik rumah tangganya. Pendek kata, santriwati adalah pemegang kunci sakinah bagi keluarga yang dibangun oleh suami dan santriwati pula sebagai ujung tombak pendidikan masyarakat dalam mengembangkan budaya, sosial, sastra, politik hingga agama melalui putra putri mereka sebagai generasi penerus bangsa. (Iin Meriza, Urgensi Pendidikan Bagi Santriwati, 2017)

Lebih lanjut dalam pandangan Iin Meriza menyebutkan bahwa sebuh keluarga sakinah tidak terjadi begitu saja, namun idealnya harus dibekali dengan pemahaman dan pengetahuan tentang tugas dan kewajiban isteri oleh setiap santriwati yang akan dan sudah berkeluarga. Keluarga sakinah dalam islam merupakan gambaran keluarga yang mampu memberikan ketenangan, ketenteraman, kesejukan dan kedamaian yang dilandasi oleh iman dan taqwa serta dapat menjalankan syariat Islam dengan sebaik-baiknya.

Kondisi keluarga sakinah tentu sangat menguntungkan bagi proses pendidikan anak. Anak-anak yang dibesarkan dan dididik dalam keluarga yang hubungan kedua orang tuanya tenang, saling setia, dan saling mencintai akan mendapatkan kondisi yang tepat bagi perkembangan jiwanya. Secara substansi pula, santriwati adalah sumber pendidikan bagi anak-anak mereka. Santriwati memegang kendali dalam mengajarkan anaknya mulai di dalam rahim hingga dewasa. (Iin Meriza, 2017)

Pujiwati menyebutkan dalam karyanya “Peranan Wanita Dalam Perkembangan Masyarakat” bahwa sosok santriwati yang juga seorang wanita dan calon ibu masa depan dalam kehidupan masyarakat akan terimplementasi terhadap berbagai kewajiban, sikap dan harapan santriwati sesuai dengan status yang di sandangnya. Peran santriwati dalam masyarakat merupakan aspek dinamis artinya peran yang disandang santriwati dapat berubah rubah sesuai dengan kewajiban yang dilaksanakan dan hak yang diinginkannya.

Seperti yang dikemukakan oleh Aminuddin bahwa mempelajari peranan sekurang kurangnya melibatkan dua aspek yaitu: pertama, Kita harus belajar melaksanakan kewajiban dan menuntut hak hak suatu peran. Kedua, Kita harus memiliki sikap, perasaan dan harapan harapan yang sesuai dengan peranan tersebut

Tentu saja fenomena kaum hawa ini merupakan salah satu hal yang menyebabkan santriwati kurang berperan secara sempurna dalam melaksanakan kegiatan kegiatan di luar rumah karena saat di luar rumah pekerjaan di dalam rumah tidak bisa terabaikan begitu saja sehingga kadang menggangu konsentrasi pelaksanaan kegiatan di luar rumah. Hal ini akan sangat terasa semakin berat oleh santriwati santriwati yang bekerja di sektor formal.

""Helmi Abu Bakar El-langakawi asal Aceh