Wanita dan Santriwati #3: Tugas dan Kewajiban

 
Wanita dan Santriwati #3: Tugas dan Kewajiban

LADUNI.ID I KOLOM- Wanita tentunya mempunyai hak dan kewajiban terlebih mereka yang berstatus sebagai isteri. Sebelum mengamati kegiatan yang dilakukan santriwati (wanita) diluar rumah terlebih dahulu akan dipaparkan apa yang menjadi tanggung jawab santriwati, yang harus dilakukan santriwati di rumah yang pekerjaannya tidak mengenal jam kerja, tidak pernah selesai karena semua akan terulang setiap saat, tugas yang harus diperankan oleh santriwati di rumah diantaranya, pertama, melayani suami yang peranannya terdiri dari menyiapkan pakaian suami siap pakai secara lengkap, menyiapkan makanan untuk suami dan tidak kalah pentingnya adalah melayani suami untuk berhubungan badan dimanapun dan kapanpun suami menginginkan.

Kedua, mengasuh dan mendidik anak yang secara rinci tugasnya adalah sebagai berikut: memandikan/membersihkan anak, menyuapi, menidurkan, menyusui, dan mengajak bermain. Bila anak sudah usia sekolah maka tugasnya bertambah dengan mengantar dan menjemput anak sekolah, menemani belajar dan membantu mengerjakan PR anak, mengambil raport da atau tugas apapun yang berkaitan dengan kegiatan anak di sekolah.

Ketiga, membersihkan dan merapikan semua perlengkapan rumah tangga yang secara lengkap tugasnya meliputi : menyapu, mengepel, mencuci dan menstrika pakaian seluruh anggota keluarga. Keempat, menyediakan makanan siap santap bagi seluruh anggota keluarga, dengan rincian tugas meliputi mengatur menu, berbelanja, memasak dan menghidangkan makanan. Kelima, merawat kesehatan bagi seluruh keluarga secara lahir bathin. Rincian tugas meliputi: merawat anggota keluarga yang sakit, mencarikan obat atau mengantar berobat, menghibur anggota keluarga mengalami kecemasan. (Dadang S. Anshori, Refleksi wanita Muslimah Atas Peran Sosial Kaum wanita)

Melihat kelima komponen ini dianggap kewajiban pokok yang harus dilakukan oleh ibu rumah  tangga, dan apabila ada yang tidak beres dalam hal hal tersebut maka yang akan disalahkan adalah ibu karena mengalami ketidak beresan. Hal ini yang mengakibatkan tidak ada pembagian kerja dan tuntutan laki laki terhadap santriwati semakin memberatkan terutama untuk santriwati yang ikut bekerja mencari nafkah.  

Mencermati pendapat di atas apa yang harus dilakukan oleh santriwati kelak nantinya saat telah menjadi Ibu di dalam rumah cukup sulit dan merepotkan apalagi untuk kehidupan santriwati saat ini terutama di perkotaan, santriwati dituntut untuk berperan di luar rumah, menyelesaikan banyak hal tidak terkecuali peran yang produktif maupun yang non produktif.

Berdasarkan hal tersebut, seorang wanita di perkotaan bisa saja melakukan kedua duanya secara bersamaan karena kedua duanya merupakan hal yang penting, dan tidak dapat salah satu diabaikan. Kehidupan kota memberikan peluang kepada santriwati untuk berkiprah di berbagai bidang kehidupan, banyak bidang pekerjaan yang dapat ditekuni, selain modal pendidikan, keterampilan dan pengetahuan adalah kemauan, tersedianya lapangan kerja tampa dibarengi oleh kemauan yang keras, ketekunan, tanggung jawab, disiplin tentunya santriwati akan terhempas kepada kondisi yang tidak diharapkan.

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi, penggiat Literasi asal Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga.