Dayah Warkop #4: Manajemen Dakwah Modern

 
Dayah Warkop #4: Manajemen Dakwah Modern

LADUNI.ID I KOOM- Mengembangkan dakwah kepada masyarakat luas adalah merupakan tugas setiap kaum muslimin, tidak di batasi oleh sarana tertentu saja namun intinya dakwah pada dasarnya menyeru manusia mengimani Allah SWT dan beribadah menurut ketentuan yang disyariatkan oleh Allah SWT. Kewajiban berdakwah adalah merupakan kewajiban setiap muslim dan muslimah, karena yang dikatakan umat itu adalah berbentuk umat dari pribadi-pribadi umat yang mampu melaksanakan tugas tersebut disebut khair ummah (untuk terbaik) yang dilahirkan dikalangan manusia.

 Ini sebagaimana firman Allah SWT berbunyi: "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik". (QS. Ali Imran:110)

Berdasarkan ayat ini dapat di pahami bahwa arah dakwah sudah tentu untuk perubahan social masyarakat. Dalam hubungan ini esensi dakwah dalam system sosio cultural adalah mengadakan dan memberikan arah perubahan.Mengubah struktur masyarakat dan budaya dari kezaliman kearah keadilan, kebodohan kearah kemajuan dan kecerdasan, kemiskinan kearah kemakmuran, keterbelakangan kearah kemajuan yang semuanya adalah rangka meningkatkan derajat manusia dan masyarakat kearah puncak kemanusiaan (taqwa).

Tentu saja perubahan sosial menunjuk kepada arah tertentu, maka dakwah Islam itu berfungsi memberikan arah dan corak terbaik terhadap tatanan masyrarakat secara terus menerus ditengah-tengah dinamika perubahan sosial, agar tidak satu segipun yang terlepas dari pengarah dakwah.

Tujuan dan maksud dari pada dakwah dapat diimplikasikan suatu usaha untuk mencegah atau memperbaiki prilaku umat manusia yang tidak sesuai dengan menurut ketentuan hukum yang ada dalam ajaran Islam. Dengan kata lain untuk mencegah umat manusia berbuat munkar, tetapi menyeru untuk berbuat kebaikan dalam hubungan dengan Allah SWT maupun dengan sesama umat manusia.

Dakwah dalam era teknologi menunrut rumusan yang mampu menterjemahkan secara rasional setiap sisi ajaran al-Qur’an kearah yang lebih praktis, universal dan memahami.Pendekatan dakwah yang dikehendaki tidak lagi hanya dalam sisi deduktif tetapi juga mengandung muatan induktif sebagai upaya pencaharian wawasan dakwah yang lebih pragmatis.

Masyarakat majemuk dan rasional yang tampak sebagai fenomena universal masyarakat dan teknologi menghendaki interpretasi dakwah yang memiliki korelasi, koherensi dan realistis dengan kondisi social kemasyarakatan serta rasionalitas ilmu pengetahuan. .(Syukri Syamaun, Dakwah Rasional, hal.93)

Melihat fenomena diatas, manajemen dakwah “Dayah Warkop” sang mad’u (sasaran dakwah) disini mereka yang hadir dan berinteraksi di warkop tersebut sangat beragam. Dalam pandangan salah seorag ulama menyebutkan bahwa mad’u itu menjadi tiga golongan yaitu pertama,  golongan cerdik cendekia yang cinta kepada kebenaran, dapat berfikir secara kritis, dan cepat dapat menangkap persoalan. Kedua, golongan awam, yaitu orang kebanyakan yang belum dapat berpikir secara kritis dan mendalam, serta belum dapat menangkap pengertian-pengertian yang tinggi. Ketiga, Golongan yang berbeda dengan keduanya, mereka senang membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu saja, dan tidak mampu membahasnya secara mendalam. (Rizqi Wahyudi, Unsur Dakwah, 2014).

 ***Helmi Abu Bakar El-Langkawi, penggiat Literasi asal Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga.