Dayah Warkop #6: Santri Warkop Vs Mahasiswa Warkop ?

 
Dayah Warkop #6: Santri Warkop Vs Mahasiswa Warkop ?

LADUNI.IDI KOLOM- Kehadiran “Dayah Warkop” ini juga penantian lama penulis untuk menjawab kekhawatiran dan kegelisahan intelektual kampus yang juga guru besar di Darussalam Banda Aceh, beliau tidak lain merupakan rektor UIN Ar-Raniry yang menyebutkan 80 persen generasi Aceh yang menghabiskan waktunya dengan duduk di Warkop. Ini di ungkapkan oleh sang Rektor UIN Ar Raniry, Prof Farid Wajdi Ibrahim MA.  Dalam sambutannya di hadapan wisudawan tepatnya di Auditorium Prof Ali Hasjmy di kampus tersebut.

Beliau mengatakan bahwa 80 persen generasi muda Aceh suka menghabiskan waktu dengan duduk di warung kopi (warkop). Dia mengajak semua generasi Aceh untuk terus meningkatkan pendidikannya setinggi mungkin.“Di dunia ini hanya di Aceh 80 persen generasi muda duduk di café siang dan malam. Ini musibah yang lebih besar dari bom atom,” katanya di hadapan para lulusan. Karena itu Farid Wajdi mengharapkan para lulusan agar tidak menjadi pengemis intelektual dan menghabiskan waktu sia-sia tanpa berbuat untuk pengembangan diri yang lebih baik dan berguna untuk dirinya dan daerah. (Serambi Indonesia, Selasa, 22 Maret 2016).

Sebenarnya kegelisahan sang Rektor ini secara tidak langsung telah “jawab” oleh sosok intelektual muda kampus dan alumni Dayah yang sangat peduli dalam kebangkitan dan pemberdayaan dayah, beliau merupakan Teungku Teuku Zulkhairi,  tokoh muda yang giat dan gigih  terhadap perkembangan dayah mengulasnya secara sepintas di kolom opini Serambi Indonesia walaupun tidak spesifiknya dengan  judul  “Jangan Robohkan ‘Tiang’ Islam”(Serambi Indonesia,13 Oktober 2017).  

Beliau mengungakn kekhawatiran dan meresahakn dimana banyak generasi penerus agama dan masyarakaat yang nongkrong di warkop sehingga terkadang melalaikan shalat lima waktu. Menjawab fenomena itu hendaknya kepada para da’i dan instansi yang menangani dakwah islamiyah, untuk saatnya memfokuskan dakwah ke warung kopi..(Teuku Zulkhairi, Jangan Robohkan ‘Tiang’ Islam. Serambi Indonesia, 2017).

Kegilasahan sang Rektor yang kinitelah menjadi mantan Rektor UIN Ar-Raniry dan harapan intelektual kampus tersebut setidaknya dengan hadir " Dayah Warung Kopi” mampu memberi secercah jawaban dan solusi atas kegelisahan dan harapan beliau yang juga “mewakili” kerisauan dan keresahan masyarakat Aceh terhadap fenomena yang terjadi di warkop. Para mahasiswa yang kebanyakan duduk di warkop sebagaimana asumsi mantan Rektor tersebut,dapat kita jadikan mereka warga Warkop itu menjadi "santri" warkop dengan basis warkop sebagaimana yang telah kita bahas sebelumnya, materi agama dan sejeisnya dalam dunia dakwah warkop tersebut,

Memang dalam merealisasikan sebuah perubahan dan perbaikan di dunia ini bukanlah seperti membalikkan telapak tangan, namun adanya political will dari semua pihak bukan hanya pengelola warkop, pastilah setiap nawaitu (niat) yang baik walaupun belum di aplikasikan di lapangan, namun Allah SWT tidak menyiakan niat tersebut selain pahala sebagaimana di sebutkan dalam hadist qudsi: “Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ’Jika hamba-Ku berniat mengerjakan kebaikan, maka Aku menuliskan baginya satu kebaikan selagi ia tidak mengerjakannya’. (HR. Muslim).

Terakhir kita berharap dengan hadirnya “Dayah Warkop” di samping untuk “menjawab” kegelisahan dan harapan kita terhadap fenomena seperti yang diutarakan diatas juga mampu membawa aura  perubahan dan perbaikan kepada semua elemen masyarakat dalam menjemput pahala dan menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar sebagai investasi untuk hari akhirat kelak!!!

Wallahu ‘Allam Bishawab

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi, penggiat Literasi asal Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga.