AbuTeupin Raya Al-Falaqy #7: Dayah Darussa’adah Mercusuar Pendidikan Ala Al-Azhar

 
AbuTeupin Raya Al-Falaqy #7: Dayah Darussa’adah Mercusuar Pendidikan Ala Al-Azhar
Sumber Gambar: Foto Ist

Laduni.ID, Aceh- Dayah Darussaʻadah dalam perjalannnya  menjadi mazhab pendidikan yang mencerahkan dunia keilmuan bagi putra-putri Aceh. Materi pelajaran yang disuguhkan kepada murid di dayah ini merupakan kombinasi keilmuan yang didapatkan oleh pimpinan dayah tersebut dari aktivitas rilah keilmuannya baik sebelum berangkat ke Mesir maupun setelah pulang dari sana.

Baca juga: Politik Maslahat dalam Sejarah Peradaban Islam Nusantara

Kiprah mazhab Teupin Raya sebagai genre pendidikan Islam-Aceh sangat kentara dalam mewarnai perilaku kehidupan komunitas Aceh pada pertengahan abad XX. Konstruksi filosofi-ideologi mazhab pendidikan ini didasarkan pada al- Qur’ãn dan Hadith dengan teologi Ahl al-Sunnah wa al-Jamãʻah dan ideologi pemikiran fikih mazhab Syafĩ’i. Walaupun demikian ia tetap tidak terlepas dari al- Mazâhibu al-Arbaʻah (mazhab fikih yang empat) dengan berprinsip pada upaya mempersatukan umat dalam ikatan yang hakiki, bukan pada ikatan suku, ras dan golongan tertentu.

Prinsip tersebut bertujuan untuk mewujudkan pendidikan yang permanen bagi generasi bangsa dalam ranah ilmu pengetahuan secara holistik, baik pengetahuan agama maupun pengetahuan umum, sehingga aktualisasi karakter alumni dayah Teupin Raya lebih nyata dalam prilaku bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Baca juga: Perjuangan Kyai dan Santri Tak Pernah Tercatat dalam Buku Sejarah

Gagasan  pendidikan  dayah  Darussaʻadah  merupakan  produk pemikiran pendidikan Abu Teupin Raya yang terhimpun secara terpadu dalam kerangka keterbukaan dan prinsip Murâʻatu al-amĩr (menjaga ketidaktersinggungan perasaan sehingga tercipta sikap toleransi dan prilaku saling menghormati serta saling menghargai antar sesama). Pemikiran pendidikan ahli ilmu falak ini dalam bidang pendidikan beranjak dari proses kontemplasi mendalam pasca perantauan intelektualnya ke Mesir.

 

***Helmi Abu Bakar el-Langkawi, Guru Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga.