Nilai Islam Wasathiyah Indonesia Perlu Disebarkan ke Seluruh Dunia

 
Nilai Islam Wasathiyah Indonesia Perlu Disebarkan ke Seluruh Dunia

LADUNI.ID, Jakarta - Seiring sedang terjadi perubahan geopolitik di dunia Islam, yaitu konflik tak berkesudahan di kawasan Timur Tengah, peran Indonesia saat ini semakin dibutuhkan dalam menciptakan perdamaian dunia. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Kementerian Agama Muchlis M Hanafi. Menurutnya, dunia saat ini sedang tertujua pada Islam yang ada di Asia Tenggara.

“Nah, di situlah lalu kemudian dunia tertuju kepada Islam di kawasan lain, dalam hal ini Asia Tenggara. Kalau bicara Asia Tenggara Islam terbesar di dunia ya Indonesia,” jelas Muchlis.

Untuk itu, nilai-nilai yang terkandung di dalam wasathiyah perlu diperkenalkan ke seluruh dunia. Sebab, wasathiyah merupakan ajaran Islam yang penuh kasih sayang, kedamaian, akomodatif ter- hadap perbedaan. Namun, Muchlis menjelaskan, ajaran tersebut tertutupi oleh berbagai aksi kekerasan yang dilakukan segelintir orang Islam.

Adapun nilai yang terkandung di dalam wastahiyah itu sendiri, tuturnya, tumbuh di Indonesia sejak awal masuknya agama Islam ke negara ini. Hal tersebut berbanding terbalik dengan Islam di kawasan Arab yang penyebarannya dilakukan dengan cara peperangan. Menurut Muchlis, Indonesia sudah mulai menyebarkan Islam wasathiyah kepada dunia Internasional. Meskipun, sejauh ini belum berjalan secara optimal.

Hal ini misalnya sudah dimulai seperti Kementerian Luar Negeri melalui diplomasi keagamaan.Peran Indonesia bagaimana perdamaian di Afghanistan. Suara membela hak Palestina diperhi- tungkan, kata Muchlis yang menjadi Ketua Delegasi Indonesia pada Konferensi Internasional tentang Moderasi dan Islam Wasathiyah di Baghdad, Irak.

Seperti Deklarasi Baghdad, menurut Muchlis, bisa menjadi pemantik bagi negara-negara Islam untuk menyebarkan Islam damai, toleran, dan menghormati perbedaan.Deklarasi tersebut merupakan ajakan dari masyarakat di Irak untuk mengampanyekan perdamaian. Dia mengungkapkan, adanya konflik yang tak berkesudahan, aksi kekerasan, dan ektremis memengakibatkan kehancuran.

Di samping itu, Muchlis juga menginginkan agar Hari Perdamaian Internasional tak hanya seremonial. Menurut dia, perdamaian harus terus didengungkan setiap hari. (Sumber: Republika)