Sambut Hari Santri Nasional 2018, IAA Yogyakarta Gelar Bedah Buku

 
Sambut Hari Santri Nasional 2018, IAA Yogyakarta Gelar Bedah Buku

LADUNI.ID, Yogyakarta - Ikatan Alumni Annuqayah (IAA) Cabang Yogyakarta menyelenggarakan bedah buku kumpulan puisi “Aku Bersaksi Tiada Perempuan Selain Engkau" karya Nizar qabbani, pada Kamis, (18/10/2018) di Kafe Basabasi. Acara bedah buku ini dihadiri oleh sekitar ratusan peserta.

Acara bedah buku yang diketuai oleh Amirullah ini merupakan pembukaan dari berbagai rangkaian acara memperingati Hari Santri IAA Jogjakarta. Rangkaian acara tersebut antara lain Pengajan Kitab kontemporer, kunjungan pondok Pesanren di Jogjakarta, Kemah santri, dan akan ditutup dengan Orasi-orasi Kebangsaan. Yang dikemas dengan tema dari santri damailah negeri.

Penerjemah buku, musyfiqur Rahman turut hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut. Pembicara lain yang diundang adalah seorang pengamat Sastra Arab KH. M. Sholahuddin A. Warits, M.HUM dan penerjemah dan pegiat literasi arab, fazabinal Alim, S.HUM. dimoderatori oleh Rif’atul Azizah pengurus IAA cabang Yogyakarta.

Penerjemah memberi pengantar bahwa upaya penerjemahan diharapkan menjadi geliat tersendiri dalam memperkaya wawasan dan mendapatkan peluang besar dalam membangun wawasan dalam kesusastraan dunia.

selanjutnya menyiggung tentang berbagai tema puisi yang terangkum dalam buku tersebut, Musyfiq menyangka bahwa kebanyakan orang mengira puisi-puisi Nizar hanya terbatas pada tema romansa, padahal tema dalam karya-karya puisi tersebut ada yang mengisahkan tentang elegi dan peradaban bangsanya.

Dirinya menegaskan bahwa kedepan bagaimana upaya penerjemahan karya sastra menjadi pemicu untuk berdialog dengan budaya lain.

Selanjutnya dalam penyampaian dari pembicara kedua yaitu KH, Sholahuddin A. Warits, M.Hum, menjelaskan bahwa syair-syair Nizar Qabbani tidak berpijak pada petrum puisi arab klasik. Dalam syair-syairnya Nizar Qabbani memiliki upaya pembongkaran pemaknaan atas perempuan dengan menempatkan perempuan sebagai objek materialnya, alam raya dan kehidupan sosial sebagai objek formalnya.

KH. Sholahuddin memberi apresiasi terhadap usaha penerjemahan Musyfiq atassyair-syair Nizar qabbani tersebut, penerjemahan tersebut tampak serius dan hasilnya mendekati sempurna dengan pemilihan diksi yang tepat, berhubung sulitnya penerjemahan kosakaa arab ke indonesia, dan musyfiq mampu mengemas bahasa begitu elegan.

Puisi- puisi Nizar Qabbani terbukti menjadi puisi yg laku dan digemari. Salah satunya sampai dijadikan musikalisasi puisi oleh kadim syahir.

Fazabinal Alim menyatakan bahwa  Nizar Qabbani adalah Seorang pendobrak atau pembaharu dari puisi arab lama. Ciri khas dari tradisi syair arab jahiliyah adalah ungkapannya bebas dan spontanitas, Dengan kedatangan islam orang arab lebih dibatasi lagi dalam mengekspresikan syairnya. 

Selanjutnya faza sebagai pembanding banyak bercerita tentang latar belakang kehidupan masa kecil Nizar Qabbani sehinggan mempengaruhi pada tema-tema syairnya.