Radikalisme adalah Tantangan Generasi Muda Millenial

 
Radikalisme adalah Tantangan Generasi Muda Millenial

LADUNI.ID, Sidoarjo - Remaja Mushalla (Remus) Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggelar pelatihan yang khusus untuk mahasiswa baru agar tidak dapat diakses oleh kelompok radikal. Pelatihan ini salah satu tujuannya adalah untuk menghindarkan penyebaran paham radikal pada mahasiswa baru.

Latihan Keterampilan Manajemen Remaja Mushalla (LKM Remus) ini dilaksanakan pada Jumat sampai Ahad (23-25 ​/11), yang dilangsung di Gedung Setia Aswaja Waru Sidoarjo. Pada acara ini diikuti oleh puluhan mahasiswa FISH Unesa.

Mengenai materi yang diberikan pada acara tersebut, salah satunya adalah tentang pemahaman radikalisme. Materi ini disampaikan oleh Kholida Ulfi Mubaroka, Jumat (23/11) kemarin.

Menurut perempuan asal Sidoarjo ini, pada saat ini tidak terjadi pada kompleksitas, tetapi berkembangnya kelompok-kelompok yang menyulitkan kedamaian negeri ini.

“Tantangan kita sebagai generasi muda tidak berhenti pada kompleksitas maju teknologi saja. Namun salah satu tantangan besar kami adalah berkembangnya kelompok-kelompok radikal yang mengusik keindahan persaudaraan negeri ini,” terang Ulfi.

Alumnus Pesantren Manba'ul Ma'arif Denanyar Jombang ini juga menambahkan bahwa, kewajiban negeri ini daru perpecahan dan adu domba adalah sebuah kewajiban bersama. Hal ini karena kelompok-kelompok yang saling berhubungan dan saling mengkafirkan adalah satuan-satuan kesatuan persatuan.

“Kita sebagai generasi pasca-modern harus bersikap kritis terhadap ajaran-ajaran mereka, apalagi yang menyangkut masalah ketentraman negeri. Memahami keaswajaan adalah salah satu cara dalam melawan mereka (kelompok radikal.red),” terang sekretaris Aswaja NU Centre PWNU Jawa Timur ini.

Menurut perempuan yang biasa dipanggil ustadzah ini, pengetahuan tentang kekuatan eksternal sangat penting. Apalagi untuk mahasiswa baru yang rata-rata dari mereka memilki tingkat kelabilan yang masih tinggi yang terkait lingkungan dan keilmuan.

“Jadi harus dimantabkan dan diarahkan. Apalagi mereka kelompok radikal dalam faham begitu halus seakan-akan merangkul, namun kami melakukan tugas untuk menjadi kader mereka,” pungkasnya.