Jerman dan Eropa Kejar Ketertinggalan di Bidang AI dari AS dan China

 
Jerman dan Eropa Kejar Ketertinggalan di Bidang AI dari AS dan China

Laduni.id - Jerman mengajak negara Eropa lainnya untuk kerjasama dalam mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mengejar ketertinggalan dari negara lainnya.

China telah lebih dahulu mengembangakan teknologi AI diberbagai sektor kehidupan, salah satunya sebagai pembaca berita, begitu juga Amerika.

Untuk mempertahankan kehebatan industri Jerman, Menteri Ekonomi Peter Altmeir, membuat panggilan setelah disalahkan oleh para peneliti, pengusaha, dan investor terkait strategi teknologi AI di Berlin yang tidak memliki visi yang jelas dan uang.

AS dan China sudah memimpin dalam penyebaran AI untuk mengotomasi tugas kantor, mendukung kendaraan mengemudi otonom, dan asisten suara digital.

"Kami membutuhkan semacam Airbus dalam bidang AI, " kata Altmaier saat pertemuan puncak digital, mengacu pada peluncuran 1970 pembuat pesawat Eropa (Airbus) yang kemudian memproduksi setengah dari pesawat di seluruh dunia, seperti dikutip Reuters.

Jerman berencana untuk berinvestasi lebih dari 3 miliar euro (US$3,4 miliar atau sekitar Rp 48 triliun) pada tahun 2025 untuk meningkatkan kemampuan AI-nya.

Tetapi pemerintah federal hanya akan menghabiskan 356 juta euro untuk AI pada tahun depan, menurut jawaban atas pertanyaan parlemen yang dilaporkan oleh koran Handelsblatt.

"Kecerdasan buatan tidak dapat menggantikan tindakan politik asli," kata Konstantin von Notz dari partai oposisi Green.

Altmaier juga mendesak industri otomotif Jerman untuk bekerja sama dalam menciptakan platform mobilitas yang akan mengumpulkan data kendaraan yang dapat digunakan untuk melatih sistem AI yang digunakan dalam transportasi.

"Kami adalah ibu pertiwi klasik dari mobilitas," kata Altmaier, menyerukan kepada pembuat mobil dan operator kereta api Deutsche Bahn untuk bergabung dan "memasang beberapa tenaga kuda di jalan".