Anekdot Santri: Habib Muhdor dan 'Ampuhnya' Orang Indonesia di Timur Tengah

 
Anekdot Santri: Habib Muhdor dan 'Ampuhnya' Orang Indonesia di Timur Tengah

LADUNI.ID, Jakarta - “Delegasi Indonesia memang paling ampuh. Hal ini terjadi ketika ada pengiriman pasukan perdamaian di Timur Tengah,” ucap Habib Muhdor bin Ahmad Assegaf dengan ekspresi serius. Sosok dai asal Pemalang ini belakangan sibuk mengklarifikasi insiden kecil yang melibatkan gurunya, Abah Maulana Habib Luthfi, di Haul Solo.

Saat itu aku baru sampai di markas tim media Jatman Event di Pekalongan. Baru saja duduk dan salam-salaman di ruang tamu. Habib Muhdor melanjutkan kisahnya, disimak oleh kawan-kawan seruangan itu dengan amat serius.

“Pasukan perdamaian, Bib?” tanya Syaroni penasaran.

“Iya,” sahut Bib Muhdor.

“Ampuhnya gimana, Bib?” sosor Faqih tak sabar.

“Jadi begini,” sambung Bib Muhdor, “Para pasukan dari semua negara mendirikan tendanya masing-masing di padang pasir. Kemudian terjadi badai pasir yang luar biasa ganas. Semua tenda porak poranda.”

Kami geleng-geleng kepala. Fokus memperhatikan. Ruangan jadi senyap.

“Kecuali tenda dari Indonesia!”

“Wah! Kok bisa Bib?”

Ini pasti ada hubungannya dengan beragam amalan wirid dan semisalnya. Pikirku.

“Angin sekencang apapun tidak bisa merobohkan tenda pasukan Indonesia!” tegas Bib Muhdor.

“Rahasianya apa Bib?” tanyaku.

“Ternyata,” kata Bib Muhdor, “Tenda pasukan Indonesia ada tulisan sponsornya; Tolak Angin Sidomuncul.”

Foto: Bib Quraisy, Bib Muhdor, Bib Alwi.

(Anekdot santri ini ditulis oleh Zia Ul Haq, seorang santri Krapyak)