Rukun Iman dan Penjelasannya dalam Agama Islam

 
Rukun Iman dan Penjelasannya dalam Agama Islam

Laduni.ID, Jakarta - Iman menurut etimologi (bahasa) adalah membenarkan, sedangkan dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Kitab Matan Arba'in Nawawi, pengertian iman adalah sebagai berikut:

أَنْ تُؤمِنَ بِالله، وَمَلاِئكَتِه، وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَالْيَومِ الآَخِر، وَتُؤْمِنَ بِالقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ

“Anda beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari Akhir, dan Anda beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.”

Pengertian Hadits di atas menjelaskan tentang Rukun Iman yang berjumlah 6 yang wajib diimani oleh seluruh mu'min. Jika ada yang diingkari dari ke-6 Rukun Iman tersebut, maka iman kita tidak sah. Dari ke-6 rukun tersebut terdapat pengertian yang harus diketahui oleh seluruh mu'min.

1. Iman Kepada Allah SWT
Iman kepada Allah adalah rukun pertama yang wajib kita yakini. Yaitu kita meyakini bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT yang layak disembah, kita harus meyakini bahwa Allah yang menciptakan alam semesta dan seluruh makhluk yang ada di langit dan bumi dan segala yang ada di dalamnya. Banyak ayat al-Qur'an yang menegaskan tentang eksistensi Allah SWT seperti dalam QS. Al-A'raf ayat 54, QS. Al-Qashash ayat 30, dan QS. Al-Anbiya ayat 22. Selain itu kita wajib mengimani sifat-sifat Allah baik yang wajib, mustahil (lawan dari sifat wajib), dan jaiz (boleh) bagi Allah SWTSifat wajib bagi Allah berjumlah 20, sifat mustahil berjumlah 20 dan sifat jaiz berjumlah 1. Adapun sifat wajib dan lawanya yaitu sifat mustahil adalah sebagai berikut:

1. Ada (Wujud) lawnnya Tidak Ada (’Adam)
2. Dahulu (Qidam) lawannya Baru (Huduts)
3. Kekal (Baqa’) lawannya Berubah-ubah (Fana’)
4. Tidak Menyerupai Sesuatu (Mukhalafatu Lil Hawaditsi) lawannya Menyerupai Sesuatu (Mumatsalatu Lil Hawaditsi)
5. Berdiri Sendiri (Qiyamuhu Binafsihi) lawannya Berhajat Kepada Yang Lain (Al-Ihtiyaju Lighairihi)
6. Esa (Wahdaniyat) lawannya Berbilang (Ta'addud)
7. Kuasa (Qudrat) lawannya Tidak Kuasa (’Ajzun)
8. Berkehendak (Iradah) lawannya Terpaksa (Karahah)
9. Mengetahui (’Ilm) lawannya Bodoh (Jahil)
10. Hidup (Hayat) lawannya Mati (Maut)
11. Mendengar (Sama’) lawannya Tuli (Shamam)
12. Melihat (Bashar) lawannya Buta (’Umyu),
13. Berbicara (Kalam) lawannya Bisu (Bukm)
14. Yang Berkuasa (Qadiran) lawnanya Yang Tidak Berkuasa (’Ajizan)
15. Yang Berkemauan (Muridan) lawannya Yang Terpaksa (Mukrahan)
16. Yang berpengatahuan (’Aliman) lawannya Yang Bodoh (Jahilan)
17. Yang Hidup (Hayyan) lawannya Yang Mati (Mayyitan),
18. Yang Mendengar (Sami’an) lawannya. Yang Tuli (Ashamm)
19. Yang Melihat (Basyiran) lawannya Yang Buta (A’ma)
20. Yang Berbicara (Mutakalliman) lawannya Yang Bisu (Abkama)

Sifat Jaiz bagi Allah berjumlah 1 yaitu bahwa Allah berbuat apa yang dikehendaki, seperti dalam Al-Qur’an QS. Al-Qashash ayat 68 disebutkan:

وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُ وَيَخْتَارُ ۗمَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ ۗسُبْحٰنَ اللّٰهِ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشْرِكُوْنَ

"Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia)".

Baca Juga: Iman dan Tingkatannya Menurut Para Ulama

2. Iman Kepada Malaikat
Malaikat merupakan makhluk gaib ciptaan Allah yang terbuat dari cahaya, Malaikat bertugas untuk menjalankan perintah Allah. Para Malaikat adalah makhluk yang paling taat dan patuh kepada Allah dan senantiasa selalu bertasbih tanpa henti siang dan malam. Malaikat berbeda dengan manusia di dalam sifat dan pekerjaannya, maialikat bukan laki-laki dan bukan perempuan, tidak makan dan tidak minum. Jumlah malaikat sangatlah banyak sekali dan hanya diketahui oleh Allah saja jumlahnya. Malaikat-malaikat memiliki tugas masing-masing sesuai yang diperintahkan oleh Allah. Kita tidak diwajibkan mengetahui hakekat dzat malaikat itu, kita cukup mempercayai akan keberadaannya. Keterangan tentang Malikat dan sifatnya tercantum cukup banyak dalam berbagai ayat dalam Al-Qur'an seperti dalam QS. Asy-Syu'ara ayat 193-194, QS. Qaaf ayat 18, dan QS. As-Sajdah ayat 11.

Dalam rukun iman, kita hanya diwajibkan untuk mengetahui 10 malaikat dengan tugas-tugasnya. Diantara 10 malaikat tersebut adalah:

1. Malaikat Jibril atau sering disebut Ar-Ruhul Amin bertugas membawa wahyu dari Allah kepada para Nabi dan Rasul
2. Malaikat Mikail bertugas membawa rezeki kepada semua makhluk
3. Malaikat Israfil bertugas meniup sangkakala (trompet) di hari kiamat
4. Malaikat Izrail bertugas mencabut nyawa dari tubuh setiap makhluk
5. Malaikat Rakib bertugas mengawasi, meneliti, dan mencatat amal perbuatan manusia
6. Malaikat Atid bertugas mengawasi, meneliti, dan mencatat amal perbuatan manusia
7. Malaikat Munkar bertugas menanyai semua manusia di dalam kubur
8. Malaikat Nakir bertugas menanyai semua manusia di dalam kubur
9. Malaikat Malik atau yang juga disebut Zabaniyah bertugas menjaga pintu neraka
10. Malikat Ridwan bertugas menjaga pintu surga

3. Iman Kepada Kitab-kitab Allah
Allah telah menurunkan wahyu kepada para Nabi dan Rasul berupa petunjuk-petunjuk, yang kemudian petunjuk-petunjuk itu dihimpun menjadi Kitab-kitab Allah. Kitab-kitab itu berisi perintah dan larangan (syari'at), janji baik dan buruk, serta nasehat dan petunjuk cara hidup dan beribadah. Kita harus meyakini bahwa kitab-kitab yang diturunkan kepada Nabi adalah datangnya dari Allah. Kitab-kitab tersebut tidaklah dibuat oleh makhluk atau Nabi sendiri, melainkan langsung diturunkan oleh Allah Swt sebagaimana diterangkan dalam QS. Al-Baqrah ayat 258:

ءَامَنَ الرَّسُوْلَ بِمَا اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَبِهِ وَاْلمُؤْمِنُوْنَ كُلٌّ ءَامَنَ بِاللهِ وَمَلئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرَسُلِهِ

"Rasul itu telah percaya akan apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, dan segala orang mu’minpun percaya pula, masing-masing percaya kepada Allah, Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya dan Utusan-utusan-Nya"

Kitab-kitab Allah yang wajib diimani oleh setiap mu'min berjumlah 4 yaitu:

1. Kitab Taurat yang diturunkan kepada nabi Musa (QS. Ali Imran ayat 3)
2. Kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud (QS. An-Nisa ayat 163
3. Kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa (QS. Ali Imran ayat 3)
4. Kitab Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw (QS. Al-Baqarah ayat 185)

4. Iman kepada Rasul-rasul Allah
Kita percaya bahwa Allah telah menurunkan para Rasul untuk menyampaikan risalah tauhid kepada sekalian umat manusia di muka bumi. Jumlah para Nabi dan Rasul itu banyak, dan kita tidak mengetahui, hanya Allah-lah yang mengetahui jumlah pastinya, sebagaimana tertera di dalam QS. Al-Mu'min ayat 78 . Adapun yang telah diceritakan di dalam Al-Qur’an dengan riwayatnya yang wajib kita percayai adalah 25 orang. Nama-Nama Para Nabi tersebut, sebagai berikut;
1. Nabi Adam
2. Nabi Idris
3. Nabi Nuh
4. Nabi Hud
5. Nabi Shaleh
6. Nabi Ibrahim
7. Nabi Luth
8. Nabi Ismail
9. Nabi Ishaq
10. Nabi Ya’qub
11. Nabi Yusuf
12. Nabi Ayyub
13. Nabi Syu’aib
14. Nabi Musa
15. Nabi Harun
16. Nabi Dzulkifli
17. Nabi Dawud
18. Nabi Sulaiman
19. Nabi Ilyas
20. Nabi Ilyasa’
21. Nabi Yunus
22. Nabi Zakaria
23. Nabi Yahya
24. Nabi Isa, dan
25. Nabi Muhammad Saw.

Mengingat tugas para Rasul tersebut sebagai penyampai risalah tauhid, maka Rasul harus memiliki sifat yaitu sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz. Adapun siat-sifat wajib dan mustahi (lawan dari wajib) adalah sebagai berikut:

1. Benar/Jujur, lawannya Suka bohong 
2. Dapat dipercaya, lawannya Khianat
3. Menyampaikan Perintah dan Larangan, lawannya menyembunyikan ajaran
4. Cerdas, lawannya Pelupa atau Bodoh

Adapun sifat jaiz (mungkin) para Rasul itu adalah sama seperti sifat manusia juga, bahkan dijadikan contoh bagi sekalian manusia, maka mereka pun mempunyai sifat-sifat sebagai manusia biasa, yakni Al-A’radlul Basyariyah, seperti makan, berkeluarga, penat, mati, merasa enak dan tidak enak, sehat dan juga menderita sakit yang semuanya itu tidak mengurangi kedudukannya sebagai Rasul.

Baca Juga: Hukum Menjadi Murtad atau Non Muslim

5. Iman kepada Hari Akhir (Hari Kiamat)
Kita wajib percaya akan datangnya Hari kemudian atau Akherat, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an. Diterangkan bahwa pada akhir zaman akan datang suatu hari dimana, semua makhluq yang ada akan menjadi rusak dan binasa, itulah hari Qiyamat namanya.

Sesudah itu akan dibangkitkan semua manusia dari kuburnya debgan isyarat sangkakala (trompet) yang ditiup oleh malaikat. Kemudian diperiksa semua amal masing-masing untuk dihitung dan ditimbang (dihisab), dan akhirnya diberi balasan baik bagi yang amal kebaikannya di dunia lebih banyak dari amal jahatnya, dan dibalas siksa bagi yang amal jahatnya di dunia lebih banyak dari pada amal kebaikannya. Balasan itu berupa surga dan neraka.

Banyak Ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang hal ini diantaranya QS. Al-Hajj ayat 6-7 dan QS- Az-Zumar ayat 68.

6. Iman Kepada Qoda dan Qadar
Kita wajib percaya bahwa segala sesuatu yang telah terjadi dan yang akan terjadi, semuanya itu, menurut apa yang telah ditentukan dan ditetapkan oleh Tuhan Allah, sejak sebelumnya (zaman azali). Jadi segala sesuatu itu (nasib baik dan buruk) sudah diatur dengan rencana-rencana tertulis atau batasan-batasan yang tertentu. Tetapi kita tidak dapat mengetahuinya sebelum terjadi. Rencana sebelumnya itu Qadar atau Takdir, artinya hinggaan. Terlaksananya berupa kenyataan, dinamakan Qadla artinya keputusan perbuatan (pelaksanaan). Sebagian Ulama’ menamakan takdir itu qadla dan qadla itu takdir atau qadar. Jadi segala sesuatu terjadi dengan Qudrat dan Iradat-Nya, yang sesuai dengan qadla dan qadar-Nya. Maka, dalam hakekatnya, kebetulan itu tidak ada. Banyak ayat Al-Qur’an yang menyatakan hal-hal tersebut diantaranya yaitu QS. Al-Hadid ayat 22, QS. Ar-Rad ayat 8, QS. At-Taubah ayat 51, dan QS. Al-A'la ayat 3.

Wallahu A'lam


Sumber:
Disarikan dari Berbagai Sumber