Nasihat bagi Orang yang Mau Melangsungkan Pernikahan dalam Kitab Salaf

 
Nasihat bagi Orang yang Mau Melangsungkan Pernikahan dalam Kitab Salaf

LADUNI.ID,  Untuk Kalian yang akan menikah dalam waktu dekat, pasti berdebar-debar menunggu hari yang ditungu-tunggu, yaitu hari pernikahan. Itu sangat wajar, mengingat ini adalah momen yang diharapkan hanya terjadi sekali seumur hidup bersanding dengan dia yang kita cinta.

Sebelum kamu menginjak ke jenjang pernikahan akan lebih baik jikalau mau membaca dan mengamalkan nasihat yang terdapat dalam kitab Hilyatul Auliya’ berikut ini :

يحيى بن يحيى يقول : كنت عند سفيان بن عيينة ، إذ جاء رجل فقال : يا أبا محمد ، أشكو إليك من فلانة – يعني امرأته – أنا أذل الأشياء عندها وأحقرها . فأطرق سفيان مليا ، ثم رفع رأسه فقال : لعلك رغبت إليها لتزداد عزا . فقال : نعم يا أبا محمد . قال : من ذهب إلى العز ابتلي بالذل ، ومن ذهب إلى المال ابتلي بالفقر ، ومن ذهب إلى الدين يجمع الله له العز والمال مع الدين .

Yahya bin Yahya berkata,
“Aku duduk bersama Sufyan bin ‘Uyaiynah, lalu datanglah kepadanya seorang pria lalu berkata, “Wahai Abu Muhammad (kunyahnya) aku mengeluh kepadamu tentang si fulanah (yaitu istrinya), aku adalah sesuatu yang paling rendah dan yang paling hina di mata istriku”.

Sufyanpun menundukkan kepalanya sesaat kemudian ia mengangkat kepalanya seraya berkata,
“Mungkin engkau dahulu menikah dengannya karena engkau ingin derajat dan martabatmu naik?”,

Pria itu berkata, “Benar wahai Abu Muhammad”.
Sufyan berkata, “Barangsiapa yang (menikah) karena menginginkan martabat maka ia ditimpa dengan kerendahan dan kehinaan, barangsiapa yang menghendaki harta maka akan ditimpa dengan kemiskinan dan barangsiapa yang menghendaki agama maka Allah akan mengumpulkan mertabat dan harta bersama dengan agama”.

ثم أنشأ يحدثه فقال : كنا إخوة أربعة ; محمد ، وعمران ، وإبراهيم ، وأنا ، فمحمد أكبرنا ، وعمران أصغرنا ، وكنت أوسطهم ، فلما أراد محمد أن يتزوج رغب في الحسب ، فتزوج من هي أكبر منه حسبا ، فابتلاه الله بالذل ، وعمران رغب في المال فتزوج من هي أكثر منه مالا ، فابتلاه الله بالفقر ؛ أخذوا ما في يديه ولم يعطوه شيئا ، فنقبت في أمرهما

Kemudian Sufyanpun bercerita kepadanya, ia berkata,
“Kami empat bersaudara yaitu Muhammad, Imran, Ibrahim, dan saya. Muhammad adalah yang tertua diantara kami dan Imran adalah yang paling muda diantara kami, adapun aku adalah anak yang tengah.

Tatkala Muhammad ingin menikah maka ia ingin mencari martabat, lalu iapun menikahi wanita yang lebih tinggi martabatnya daripada dia, maka Allah menimpakan kepadanya kerendahan,

Imran menghendaki harta lalu ia menikahi dengan wanita yang lebih kaya darinya maka Allah menimpakan kemiskinan kepadanya, mereka (keluarga istrinya) mengambil harta Imran dan mereka sama sekali tidak memberikan sesuatupun kepadanya.

Akupun meneliti kejadian mereka berdua

، فقدم علينا معمر بن راشد فشاورته ، وقصصت عليه قصة إخوتي ، فذكرني حديث يحيى بن جعدة وحديث عائشة ، فأما حديث يحيى بن جعدة : قال النبي صلى الله عليه وسلم : ” تنكح المرأة على أربع : على دينها ، وحسبها ، ومالها ، وجمالها ، فعليك بذات الدين تربت يداك ” .
وحديث عائشة أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ” أعظم النساء بركة أيسرهن مؤنة ” .
فاخترت لنفسي الدين وتخفيف الظهر ؛ اقتداء بسنة رسول الله صلى الله عليه وسلم ، فجمع الله لي العز والمال مع الدين

lalu datang di negeri kami Ma’mar bin Rasyid lalu akupun bermusyawarah dengannya, aku ceritakan kepadanya tentang kejadian yang dialami oleh dua saudaraku lalu iapun mengingatkan aku pada hadits Yahya bin Ja’dah dan hadits ‘Aisyah.

Adapun hadits Yahya bin Ja’dah, Nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda ,
“Wanita dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, karena martabatnya, karena kecantikannya, karena agamanya, maka hendaklah engkau mendapatkan wanita yang baik agamanya (jika tidak kau lakukan) maka tanganmu akan menempel dengan tanah”,

dan hadits Aisyah bahwasanya Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Wanita yang paling banyak barokahnya adalah yang paling ringan maharnya”.
Akupun memilih untuk diriku wanita yang baik agamanya dan yang ringan maharnya dalam rangka mengamalkan sunnah Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam maka Allah pun mengumpulkan bagiku martabat, harta dan agama.” Wallohu A’lam.

Sumber : Dari Berbagai Sumber