Konsultasi Psikologi: Ujian Berat bagi Single Mother

 
Konsultasi Psikologi: Ujian Berat bagi Single Mother

Assalamu’alaikum wr wb
Saya ibu dari dua anak perempuan, yang pertama kelas 2 SD, yang kedua sekitar umur 3 tahun. Saat ini saya tinggal di kontrakan sederhana. Tadinya kami hidup berkecakupan. Kami punya rumah, punya mobil dan hidup enak. Hingga pada akhirnya kami harus menjalani hidup sederhana seperti sekarang. Suami saya punya masalah hukum, yang pada akhirnya harta kami disita.

Kami tidak lagi punya rumah dan mobil, suami saya juga dipenjara. Sekarang saya harus merawat anak-anak sendiri. Saya mencoba jualan produk herbal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Saya harus menjadi ibu sekaligus ayah bagi anak-anak yang masih kecil. Mohon diberi nasehat biar saya bisa kuat, Pak...terima kasih banyak, Pak..
Wassalamu’alaikum wr wb
 

Jawaban:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ibu Fulanah yang berbahagia...membaca cerita ibu, saya bisa merasakan betapa beratnya masalah yang ibu hadapi. Masalah yang ibu hadapi begitu kompleks. Mulai dari perubahan keadaan ekonomi dari yang berkecukupan hingga harus hidup sederhana, keharusan menjalani peran ganda sebagai ayah sekaligus ibu, masalah hubungan dengan keluarga dan tetangga,  sampai masalah pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Berbagai masalah itu belum tentu bisa dihadapi oleh orang lain.

Namun sampai saat ini ibu bisa bertahan. Itu merupakan satu hal positif yang ibu punya. Setiap orang memang punya masalah dan tidak akan bisa menghindar dari masalah. Yang membedakan adalah cara menyikapi masalahnya. Orang yang menganggap bahwa masalah adalah beban, maka ia akan seterusnya terbebani dan tidak akan bisa berpikir jernih untuk menyelesaikannya. Namun bagi orang yang melihat masalah sebagai sarana untuk introspeksi dan batu loncatan untuk menaiki tahap kehidupan yang lebih baik tentu akan memperlakukan masalah sebagai hal yang wajar dan bahkan bisa melihat hal positif dari masalah itu.

Sebagai seorang muslim, harus yakin bahwa tiap masalah yang kita hadapi, pasti sesuai dengan kadar kemampuan yang kita miliki. Sebagaimana ibu, walaupun menurut pandangan manusia masalah ibu cukup berat, tapi Allah melihat bahwa ibu mampu mengatasinya, karenanya seandainya masalah itu ditimpakan kepada saya misalnya, bisa jadi saya belum tentu mampu menghadapinya. Satu-satunya jalan menghadapi masalah ibu adalah kembalikan kepada Allah yang menciptakan masalah tersebut.

Perbaiki hubungan dengan Allah, niscaya Allah akan berikan jalan keluar. Walaupun saat ini suami ibu dipenjara, namun bisa jadi Allah akan  berikan ketenangan batin kepada ibu, suami dan anak-anak. Sikap batin yang tenang sangat dibutuhkan ketika menghadapi masalah. Karena masalah ibu cukup berat maka dituntut ketenangan batin yang lebih besar juga dan satu-satunya jalan agar batin menjadi tenang adalah dengan mengingat Allah.

Perbanyak dzikir kepada Allah niscaya batin kita akan tenang. Dengan batin yang tenang maka ibu tetap akan berpikir dan bertindak rasional dalam menjalani kehidupan ibu.

Mungkin itu sedikit yang bisa saya sampaikan. Mudah-mudahan Allah berikan ketenangan batin dan jalan keluar bagi permasalahan ibu..Terima kasih atas kesediannya  berbagi dengan kami.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salam hormat
Dr. Muhammad Fakhrurrozi, M.Psi