Dibalik Keajaiban Tawassul dan Ziarah Makam Wali 

 
 Dibalik Keajaiban Tawassul dan Ziarah Makam Wali 

LADUNI.ID, HIKMAH- Dulu, aku mengajar Kitab Hikam Ibnu 'Athoillah di masjid Jami' Al-Iman setiap malam Senin. Ketika sampai pada hikmah ke 75 yaitu : 

ماالعارف إذا أشار وجد الحق أقرب إليه من إشارته 

Tiba-tiba fikiranku buntu. Aku sama sekali tak bisa memahami maksud dari hikmah itu meski aku sudah mengangan-angankan maknanya berkali-kali. 

Akhirnya aku meminta maaf kepada jama'ah yang hadir dan mengatakan bahwa kalam yang satu ini sepertinya memang berada di atas level akal pikiran kita, dan akupun beranjak menjelaskan hikmah setelahnya.

2 bulan setelah itu, ketika menulis Syarah Kitab Hikam ini aku kembali sampai pada hikmah yang sama. Dan.. lagi-lagi aku menemukan jalan buntu. Aku sama sekali masih belum bisa mengerti maksud dari 'Dawuh' Ibnu Athoillah ini.

Kala itu.. tanpa di duga aku diundang untuk menghadiri Mu'tamar Ulama di Kairo. Selama di sana, aku gunakan waktu luangku untuk berziarah ke makam-makam awliya' seperti Imam Syafi'i, Izz Bin Abdissalam, Ibnu Daqiqil Id, Ibnul Faridh, dan Ibnu Athoillah Assakandary.

Ketika berziarah ke makam Ibnu Athoillah, aku duduk bersimpuh di hadapannya dan membaca Al-quran. Lantas aku berdoa dengan doa yang telah Allah ilhamkan padaku :

" Ya Allah.. engkau tahu bahwa aku tidak mampu memahami hikmah yang ingin aku tulis dan jelaskan di waktu itu.. maka aku meminta padamu Ya Allah, dengan barokah Wali yang mana aku ada di hadapannya sekarang, Ibnu Athoillah pemilik Hikam itu. Berikanlah aku petunjuk agar aku bisa memahami apa yang ia maksud dari kalamnya itu.. "

Aku kembali ke Damaskus. Di hari kedua aku kembali meneruskan penulisan Syarah Hikam dan kembali berusaha memahami hikmah yang tempo hari sama sekali tak bisa kupahami. 

Dan ajaib.. tiba-tiba saja aku seakan-akan ada di hadapan makna-makna ajaib yang turun begitu deras menghujani pikiranku. Makna-makna yang siap untuk ditulis dan sama sekali tak pernah terlintas dalam fikiranku sebelumnya ! Akhirnya dengan mudah aku menyelesaikan Syarah Hikmah itu pada malam itu juga.  Dan aku bersaksi.. Aku bagaikan murid yang mendengar penjelasan langsung dari gurunya lantas kemudian menulis dan mencatat penjelasan itu !

( Pengalaman Syaikh Muhammad Said Ramadhan Al-Buthy yang beliau abadikan dalam Muqodimmah Syarh Hikamnya 2/5-6)

***

Hal ini juga dilakukan oleh Imam Asy-Syafi'i, Tarikh Baghdad juz 1 halaman 123, di situ tercatat pengakuan Imam Syafi'i : 

إني لأتبرك بأبي حنيفة و أجيء إلى قبره في كل يوم يعني زائرا فإذا عرضت لي حاجة صليت ركعتين و جئت إلى قبره و سألت الله تعالى الحاجة عنده فماتبعد عني حتى تقضى

" Aku selalu 'ngalap' berkah dari Imam Hanafi dan berziarah ke Makamnya setiap hari. Setiap aku memiliki hajat aku sholat 2 raka'at lantas mendatangi makam Imam Hanafi dan berdoa kepada Allah disana. Tak berselang lama hajat itu dimudahkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala.. "

Mari kita bertawassul dengan Barokah Syaikh Buty, Imam Syafi'i, Imam Abu Hanifah, Imam Ibnu Athoillah, Mbah Syaikhona Kholil Madura, Syaikh Abu Dzarrin, dan para ulama lainnya.. Semoga hajat-hajat kita dimudahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

* Ismael Amin Kholil, Tarim, 31 Maret. (penulis ialah murid Habib Umar)