Biografi Tgk. H. Abdul Wahab Abbas Seulimum

 
Biografi Tgk. H. Abdul Wahab Abbas Seulimum
Sumber Gambar: Foto ist

Daftar Isi Biografi Tgk. H. Abu Wahab Abbas Seulimum

  1. Pendidikan
  2. Wafat
  3. Kecintaan Kepada Sang Guru
  4. Belajar Ilmu Bela Diri
  5. Mendirikan Dayah Ruhul Fata
  6. Kegigihan dan Kesemangatan

Pendidikan

al-Mukarram Abu Wahab Seulimum belajar dalam waktu yang lama di Kota Santri Samalanga tepatnya di Dayah MUDI Samalanga,  saat itu dayah tersebut dipimpin oleh Syekh H. Hanafiah Abbas yang sering disapa Teungku Abi. Sang guru dalam kesehariannnya sibuk dengan dunia "beut seumeubeut" (Mengajar). Tidak sedikit para ulama yang telah ‘alim kembali belajar kepada Teungku Abi.

Fenomena ini tidak salah apabila Abu Wahab Seulimum memilih Dayah MUDI untuk berguru dan menuntut ilmu termasuk mengambil berbagai tarekat dari sosok Sultanul Aulia Teungku Abi. Keberadaan Abu Wahab Seulimuem yang sangat mengidolakan gurunya itu merupakan murid langsung (Ashabil Wujuh) Teungku Abi.

Tidak mengherankan apabila semua waktu Abu Seulimuem dihabiskan bersama Sultanul Aulia itu. Hampir setiap pengajian beliau menyebut nama gurunya Tgk. Abi Hanafiah. Banyak kenang-kenangan yang beliau peroleh pada masa menuntut ilmu di Dayah MUDI dan belajar pada Tgk. Abi.

Baca juga: Biografi Waled Nuruzzahri

Wafat

Waktu terus berlalu, akhirnya Tgk. H. Abdul Wahhab berpulang kerahmatullah pada tahun 1996, kepemimpinan dayah dilanjutkan oleh putra beliau yaitu al-Mukarram Syaikhuna Tgk. H. Mukhtar Luthfi bin Tgk. H. Abdul Wahhab bin ‘Abbas bin Sayed Al-Hadhrami (Abon Seulimeum).

Kecintaan Kepada Sang Guru

Salah satu cerita yang diriwatkan menyebutkan bahwa ketika Abu Wahab Seulimum marah, anak-anaknya terkadang mengingatkan Abu, “Abu, Teungku Abi han tom bungeh-bungeh” (Abu, Teungku Abi tidak pernah marah). Dengan seketika Abu Wahab terhentak saat mendengar disebut nama gurunya Teungku Abi disebutkan.

Itulah buah rabitah dan hubungan bathin dengan sosok Tgk Abi. Begitulah kecintaan abu Wahab yang begitu mendalam kepada sosok gurunya Tgk. Abi. Salah satu wasiat Teungku Abi kepada Abu Seulimum, “Gata ta woe u gampong seumeubeuet mantoeng, bek jak mita kaya” (Kamu ketika pulang kampung fokuskan diri untuk mengajar, jangan sibuk mencari kekayaan).

Pada suatu ketika saat Abu Wahab sudah memiliki dua orang anak, beliau pergi membersihkan kebun, tiba-tiba tangan nya terkena parang (golok). Saat itu beliau langsung terbayang wajah Teungku Abi dan nasehat beliau agar jangan mencari kaya. Maka mulai saat itu, Abu Wahab sama sekali tidak lagi berfikir soal mencari rezeki, beliau fokus untuk seumeubeueet (mengajar) seperti diwasiatkan oleh Teungku Abi.

Baca juga: al-Mukarram Abi MUDI Kembali Isi Pengajian Al-Hikam Selama Ramadhan di Dayah MUDI Samalanga

Belajar Ilmu Bela Diri

Juga diceritakan bahwa disamping belajar ilmu agama, Abu Seulimum juga sempat belajar ilmu bela diri pada Teungku Abi. Teungku Abi dikenal jago bela diri (Silet) dan beliau memiliki thariqat yang diambil dari gurunya dari desa Meuko, Ulee Gle. Selain kepada Abu Wahab Seulimum, ilmu bela diri ini juga diajarkan kepada Tgk. Muhammad Jamil.

Mendirikan Dayah Ruhul Fata

Abu Wahab Seulimum setelah sekian lama belajar di Samalanga kemudian mendirikan Dayah Ruhul Fata pada tahun 1946 dan mengelolanya dengan putranya Tgk. H. Mukhtar Luthfi (Abon Seulimum) yang juga belajar di MUDI Samalanga beserta adik lainnya juga ikut membantu mengajar di dayah tersebut.

Kegigihan dan Kesemangatan Tgk. H. Abu Wahab Abbas

Para santri  yang belajar di Dayah Ruhul Fata Seulimeum tidak hanya berasal dari kecamatan Seulimeum tetapi juga berasal dari luar kecamatan bahkan kabupaten, sehingga dayah ini sudah dikenal di seluruh Aceh. Seiring dengan perkembangannya, Dayah Ruhul Fata mendapatkan beragam hambatan baik gejolak politik dan gangguan keamanan dalam negeri, seperti pemberontakan DI/TII di Aceh pada tahun 1953, PKI pada tahun 1965 dan konflik di Aceh sendiri, yang berdampak terhadap terganggunya proses pengajian.

Namun berkat ma’unah Allah swt. dan kegigihan serta sifat istiqamah al-Mukarram Abu Wahab dalam berjuang mempertahankan kebenaran serta menyebarkan ilmu agama membuat Dayah Ruhul Fata tetap konsisten menjalankan kegiatan pengajian, bahkan telah berkembang menjadi salah satu dayah terbesar di Aceh yang memiliki peranan penting terhadap kemaslahatan umat.

Baca juga: Syekh H. Abdul Aziz Samalanga #8: Sosok Waliyullah Aceh

 
 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya