Memilih atau DIpilih

 
Memilih atau DIpilih

LADUNI.ID - Hidup ini bukanlah pilihan-pilihan, ia adalah ketentukan. Semuanya ditentukan oleh Tuhan, walau setelahnya adalah bagaimana kita berikhtiyar dengan pilihan itu.

Belum jelas ya.. Maksudnya, kita tidak pernah memilih warna kulit, sejak kita terlahir, atau sejak kita berada di rahim. Bagaimana kita minta warna, berbicara saja belum bisa, apalagi meminta. Jelas?

Ada yang dikasih warna hitam, ada pula coklat, ada juga yang kuning, ada warna putih dan warna lainnya. Apakah kita memilih warna kulit itu? Tidak kan?.

Pernahkah ada yang protes, mengapa Malaikat mengecat warna tubuhnya hitam, dan kemudian berubah putih, tidak ada kan? Putih ya putih, hitam ya hitam.

Warna kulit itu sudah ditentukan Tuhan, kita tidak bisa protes. Maka, jangan lagi berfikir, mengapa kulit kita sawo ya, kok tidak putih bersih..memang kalau sawo kenapa? Tidak masuk sorga, tidak bisa berkarir, atau ditolak calon istri?. Wkwkwkw.

Bersyukurlah atas warna kulit yang Allah berikan saat ini, janganlah ingin warna ornag lain, apalagi membeli pemutih sampai miliyara. Wkwkwwk. wong orang barat saja ingin kulitnya hitam, sampai berjemur berjam-jam berhari-hari...he

Nasab, mengapa kita tidak dilahirkan dari seorang Ratu, dan kita menjadi pangeran? Megapa kita tidak dilahirkan saja dari anaknya bu presiden, kita bisa menjadi anak presiden? Atau mengapa kita tidak dilahirkan dari seorang bu Nyai, sehingga menjadi Gus?

Mengapa kita tidak dilahirkan dari seorang pengusaha, kita menjadi anak pengusaha, dan lainya... Mengapa kita dilaharkan dari rahim seorang ibu yang tidak terkenal, bapak tidak terkenal, dan lainnya, sehingga kita pun tidak dikenal dan lainnya.... Mengapa dan mengapa...memang kalau tidak terkenal tidak masuk sorga? Capek deh..... syukuri ya...

Karena memang, nasab dan kelahiran kita tidak pernah kita minta, maka tidak boleh protes...mengapa kita dilahirkan dari seorang ibu yang ini dan itu...

Kalau protes, kita tidak menerima pemberiaan Tuhan, bukankah nasib kita tidak ditentukan Nasab, bukankah Allah sudah menggariskan untuk menjadi A dan B, dan pula tidak semua anak Raja menjadi pangeran, bisa saja ia menjadi Cukong. Wkwkwkwkw.

Maka, menikmati dan bersyukur atas lahirnya kita ke dunia, karena lahirnya kita hadiah terbesar untuk dunia. Apa mau protes..? Wkwkwkwk.

Maka, setiap manusia sudah diberikan takdirnya dan garisnya, hitam putih kulitnya, nasab dan nasibnya. Tapi, ada lo yang Allah berikan potensi untuk kemudian diusahakan, karena Allah berikan akal untuk berfikir dan kemudian beriktiyar.

Ketika manusia tidak dapat memilih warnanya, nasabnya, kaya dan msikinnya, maka hormatilah dan muliakan keberadaan mereka, bila tidak dapat menghormati dan memuliakan mereka, muliakan yang menciptakan mereka, bukankah mereka tidak bisa memilih sendiri warna dan nasabnya.

لم يولد الانسان وهو مخير بين لونه وصحته ونسبه وغناه وفقره ، إذا لم تحترم الخلق فأحترم الخالق.

Selamat menikmati keberadaan kita.

Oleh: Halimi ZUhdy