Ini Pendapat Aswaja NU Center Jatim tentang Disertasi ‘Seks Bebas’

 
Ini Pendapat Aswaja NU Center Jatim tentang Disertasi ‘Seks Bebas’

LADUNI.ID, Surabaya - Disertasi dosen Fakultas Syariah Institut Agama Islam (IAIN) Surakarta yang mengangkat konsep milkul yamin Muhammad Syahrur, tidak bisa diterima. Salah satu alasannya karena dalam disertasi tersebut memakai analisis tafsir hermeneutika.

Pernyataan ini disampaikan oleh Direktur Ahlussunnah wal Jamaah Nahdlatul Ulama (Aswaja NU) Center Jawa Timur Ustadz Muhammad Ma’ruf Khozin. Dirinya menolak disertasi karya Abdul Aziz yang diajukan di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Ustad Ma’ruf Khozin, yang juga merupakan Pengasuh Pesantren Aswaja Sukolilo, Surabaya menyatakan penolakan dengan beberapa alasan sebagai berikut:

Pertama, dari sisi ‘pisau’ analisisnya yang menggunakan tafsir hermeneutika. Belum dapat diterima di kalangan ulama Aswaja karena hermeneutika mengadopsi metode dalam kitab Injil.

Kedua, kalau memang mengambil konsep yang terdapat dalam milkul yamin (perbudakan) sementara penulisnya sudah meyakini budak tidak ada lagi, maka dia hanya mengambil cabang (setubuhnya) dan membuang pondasinya (budaknya).

Jadi jika setuju dengan milkul yamin maka tetap hidupkan perbudakan. Awal perbudakan dari mana? Dari perang. Mereka yang kalah maka wanita-wanita dijadikan budak. Jadi ciptakan dulu perang agama.

“Jika tidak mau perang maka jangan bersuara budak dan milkul yamin,” tutur Ustad Ma’ruf Khozin.

Untuk diketahui, Disertasi itu mengangkat konsep milkul yamin Muhammad Syahrur, seorang intelektual Muslim asal Suriah. Disertasi tersebut berjudul Konsep Milk Al Yamin: Muhammad Syahrur Sebagai Keabsahan Hubungan Seksual Non-Marital. Konsep itu menyebutkan bahwa berhubungan intim di luar nikah dalam batas tertentu, tidak melanggar syariat Islam. Abdul Aziz meneliti tentang konsep milkul yamin Muhammad Syahrur.

Sementara itu, Abdul Aziz akhirnya bersedia memberikan revisi pada karya kajiannya itu. Bahkan, ia bersedia menghilangkan sejumlah bagian dari disertasinya itu, yang menimbulkan gejolak dan kontroversi di kalangan umat Islam di Indonesia.

(Sumber: NU Jatim Online)