Gus Huda: PWNU Jateng Canangkan Tiga Program Utama Jelang Peringatan Seabad NU

 
Gus Huda: PWNU Jateng Canangkan Tiga Program Utama Jelang Peringatan Seabad NU

LADUNI.ID, Semarang - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah (PWNU Jateng) mencanangkan tiga program utama menjelang datangnya peringatan era satu abad Nahdlatul Ulama (NU) yang didirikan pada 1926.

Demikian dikatakan sekretaris Tanfidziyah PWNU Jateng, KH Hudallah Ridwan Naim Lc, pada rapat koordinasi PWNU Jateng dengan PCNU se-Jateng di kantor PWNU Jateng, Jl Dr Cipto 180  Semarang, Senin (17/9/19).

Menurut dia, ada tiga program utama untuk menyambut Satu Abad NU yang harus dipahami dan dihayati warga NU Jateng.

“Tiga hal itu adalah gerakan ideologisasi, penguatan kelembagaan dan sinergitas, ini harus menginspirasi setiap gerakan Nahdliyyin dan pengurus NU di Jateng mulai sekarang,” terang pria yang akrab disapa Gus Huda.

Aktualisasi ideologisasi, jelas Gus Huda, dimulai dengan  penguatan ideologi Ahlussunnah Waljamaah Annahdliyah di semua lini, di semua sektor dan di semua tingkatkan.

"Sehingga setiap Nahdliyyin bangga dengan ke-NU-an nya," tandas dia.

Lebih lanjut, kata Gus Huda, berorganisasi di NU harus merasa enjoy dan bahagia, jangan merasa terbebani terutama dalam mengurus ke-NU-an.

"Kalau hal ini bisa dipenuhi maka proses pengarusutamaan gerakan NU akan berjalan lancar," tegas dia.

"Sedangkan penguatan kelembagaan, diaktualisasikan melalui penanaman nilai-nilai ideologi ahlussunnah waljamah annahdliyah dalam setiap program dan kegiatan-kegiatan di semua lembaga dan perangkat NU," tutur dia menambahkan.

Selain itu, dia juga menyebutkan Lazisnu sebagai perangkat NU yang memobilisasi gerakan zakat harus mampu dan dengan cepat merespon problem ekonomi warga dengan menyiapkan gerakan-gerakan solutif tanpa harus menambah beban warga yang sedang berjuang membangun kemandiriannya.

“NU Jateng telah melakukan survei di pasar-pasar tradisional, temuannya banyak pedagang kecil yang terkendala modal, mereka sebagian besar warga NU akhirnya menjadi binan para rentenir yang mengidap potensihya,” ungkapnya.

Hal ini, terang Gus Huda, sangat menyedihkan. Mereka orang yang taat dan tidak berpotensi sebagai pengemplang utang, namun kedisiplinannya dieksploitir para rentenir.

"Semestinya MWC NU di kecamatan-kecamatan segera mengambil langkah untuk menolongnya. Agar bisa menolong maka kelembagaan NU harus kuat dulu," ucap dia.

Ia juga menambahkan, penguatan idelogisasi dan kelembagan itu, harus dibingkai dalam sebuah gerakan  sinergitas yang menjadi program utama ketiga jelang seabad NU 2026 mendatang.

“Penguatan ideologi, kelembagaan dan pemaksimalan sinergitas pada seluruh elemen yang ada di NU akan menjadi energi dahsyat dan modal sosial Nahdliyyin dalam memasuki era 100 tahun kedua warga NU,” pungkasnya. (kampusnesia/rls)