Ziarah di Makam Kyai Nur Iman Mlangi, Sosok Bangsawan menjadi Ulama

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam Kyai Nur Iman Mlangi, Sosok Bangsawan menjadi Ulama

 

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - Kiyai Nur Iman Mlangi atau RM Sandeyo beliau adalah ulama besar yang masih keturunan bangsawan keraton Mataram, ayah beliau adalah pangeran Suryaputra bergelar raja Amangkurat IV. Ketika beliau berada di keraton beliau lebih tertarik dalam berdakwah, beliau akhirnya keluar keraton menyebarkan agama islam ke arah barat hingga di daerah Sleman.

Di Sleman beliau mensiarkan agama islam dan diberi hadiah tanah perdikan (tanah bebas pajak) oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I (RM. Mangkubumi).

Setelah Hamengku Buwana I wafat, pemerintahan digantikan oleh putranya yan g bernama RM. Sundoro yang bergelar Hamengku Buwana II. Beliau sangat nasionalis dan rela berkorban untuk rakyatnya. Terlebih dalam pengembangan agama. hal ini terlihat dengan baiknya hubungan antara ulama dan umaro pada saat itu.

Pada masa pemerintahaan Hamengku Buwana II inilah Kyai Nur Iman Mlangi mengarahkan agar Raja membangun Empat Masjid besar untuk melengkapi dan mendampingi masjid yang sudah berdiri terlebih dahulu yaitu masjid yang berada di kampung Kauman , di samping kraton. Masjid yang akan dibangun tersebut disaranklan oleh Kyai Nur iman dibangun di empat arah dan diberi nama Masjid Patok Nagari. Keempat masjid tersebut adalah :
1. di sebelah Barat terletak di dusun Mlangi
2. di sebelah Timur terletak di desa Babadan
3. di sebelah Utara terletak di desa Ploso Kuning
4. Di sebelah Selatan terletak di desa Dongkelan.
Adapun pengurus masjid tersebut adalah putra - putra Kyai Nur Iman Mlangi yakni :
1. Masjid Ploso Kuning di urus oleh Kyai Mursodo
2. Masjid babadan diurus oleh kyai Ageng Karang Besari
3. Masjid Dongklelan diurus oleh Kyai Hasan Besari
4. Masjid Mlangi diurus oleh Kyai Nur Iman Mlangi sendiri
Masjid - masjid tersebut kemudian terkenal dengan Masjid Kagungan Dalem atau Masjid Kasultanan, dan pengurus takmir pada saat itu termasuk abdi dalem kraton.

Profil

Kiyai Nur Iman Mlangi atau RM Sandeyo (diperkirakan lahir pada sekitar abad ke-18 atau tahun 1700-an) adalah pendiri dari dusun Mlangi Sleman, Yogyakarta. Mlangi merupakan Kiai pertama yang mengajarkan agama kepada masyarakat setempat sehingga dusun yang dibangun disebut "Mulangi" atau Mlangi.

RM Sandeyo adalah putra pertama dari RM Suryaputra yang bergelar Raja Amangkurat IV dengan RA. Retno Susilowati, putri dari pahlawan nasional Untung Suropati yang saat itu bergelar Adipati Wiranegoro. RM Sandeyo juga merupakan saudara tertua para tokoh kerajaan Mataram antara lain Pangeran Mangkunegara I, Raja Pakubuwana II, dan Raja Hamengkubuwana I.

Guru-Guru Beliau
  Kiai Abdullah Muhsin

Lokasi Makam

Makam Kiyai Nur Iman Mlangi berada di Jl. Masjid Patok Negoro, Area Sawah, Nogotirto, Kec. Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

Haul

Haul Kiyai Nur Iman Mlangi berada diadakan setiap tahun sekali di Masjid Pathok Negoro. Haul beliau diperingati pada bulan Muharram untuk tanggal haul akan diberitahukan pihak keluarga besar Kiyai Nur Iman Mlangi.

 

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam Kiyai Nur Iman Mlangi banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Brebes saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makam beliau yang berada di Komplek pemakaman Masjid Pathok Negara Mlangi, Sleman.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam Kiyai Nur Iman Mlangi, dibukakan akal pikiran dan hatinya dalam menerima ilmu, dimudahkan dalam mencari rezeki, dimudahkan dalam hajatnya, dan dimudahkan dalam mendapatkan jodoh.

Peninggalan

Mendirikan Pondok pesantren
Buah perjuangan dakwah Kiai Nur Iman adalah berdirinya 12 pondok pesantren di Mlangi, antara lain, Pesantren Al-Miftah, Pesantren As-Salafiah, Pesantren Falahiyah, Pesantren Al-Huda Mlangi Timur, Pesantren Hujatul Islam, Pesantren Salimiyah, Pesantren An-Nasyath, Pesantren Ar-Risalah, Pesantren Hidayatul Mubtadiin, Pesantren Al-Quran, Pesantren Darussalam dan Pesantren Aswaja Nusantara.

Karya-karya yang dijadikan kitab
Dalam bidang pemikiran, ulama-ulama telah banyak memproduksi karya-karya tulis yang sangat berharga. Diantaranya adalah Kyai Nur Iman. Beliau telah menulis beberapa kitab yaitu kitab al-Saniy al-Maṭolib, Taqwim, dan Ar-Risalah.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Yogyakarta di antaranya:
Gudeg, Bakpia, Yangko, Geplak, Tiwul, Peyek belut, Peyek Tumpuk, Wedang Uwuh.

 

 

 

 

 

 

 

 

yang Sudah Mengunjungi Ziarah di Makam Kyai Nur Iman Mlangi, Sosok Bangsawan menjadi Ulama

  • Khanza sundusiah Khanza sundusiah