Tragedi Pandeglang Transmutasi Pergerakan Pengusung Ideologi

 
Tragedi Pandeglang Transmutasi Pergerakan Pengusung Ideologi

LADUNI.ID, Jakarta - Mereka telah menyiapkan diri tuk bergerak menyerang, tapi kita lebih siap melawan.

Tragedi Pandeglang berupa penyerangan terhadap Menteri Kordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan RI, Jenderal TNI (Purn) H. Wiranto merupakan momok yang sangat mengerikan sekaligus meresahkan khalayak.

Betapa tidak, Wiranto adalah sosok jenderal senior yang menempati posisi tidak tanggung-tanggung, sebagai menko polhukam. Artinya, posisi ini adalah benteng terakhir pemerintahan di bawah komando Presiden RI, Joko Widodo.

Ibarat ster dalam permainan catur, Wiranto menempati posisi itu. Ia adalah simbol stabilitas politik, hukum bahkan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Menyerang Wiranto, berarti menyerang Indonesia. Melukai Wiranto, sama halnya dengan melukai ratusan juta warga Indonesia. Ini tentu bukan pembelaan yang sembrono, sebabnya jelas, posisi Wiranto adalah simbol dari kondusifnya NKRI. Menggoyang Wiranto, berarti target penyerang jelas dan terarah, menyerang rakyat Indonesia.

Jika dahulu musuh negara adalah komunisme lewat PKI dan radikalisme Islam dengan DI/TII yang ditandai dengan gerakan makar mereka terhadap negara, maka saat ini jelas, salah satu dari dua kelompok itu bermetamorfosa menjadi pemakar yang beringas tak beradab.

Mereka telah lahir kembali, atau tepatnya telah keluar dari persembunyian setelah lama menpersiapkan diri. Mereka menyerang kita, menakut-nakuti dengan cara yang tidak dibenarkan oleh nalar logika apapun.

Namun mereka lupa, ketika mereka mulai menyerang, tidak ada pilihan dihadapan kita kecuali melawan. Mereka telah menyiapkan diri, tapi kita memang sejak lama telah bersiap menghadang.

Tabik,
=================

Husny Mubarok Amir
Aktifis Muda NU DKI Jakarta