Negara Ini Hancur Bukan Karena Komunis, Indonesia Harus Belajar

 
Negara Ini Hancur Bukan Karena Komunis, Indonesia Harus Belajar

LADUNI.ID, Jakarta - Dalam ulasan ini, akan dibahas mengenai beberapa negara yang hancur, bukan karena komunisme, melainkan oleh hal lain yang sangat berbahaya. Negara apa saja itu? Apa yang menyebabkan kehancurannya?

1. Suriah

Pada tahun 2011, konflik di negara Suriah dimulai. Dan pada tahun 2012, perang saudara pun terjadi. Awalnya adalah isu panas politik yang dibungkus dengan nama agama, masjid dpolitisasi untuk menghujat memfitnah menghasut dan mengkobarkan pemberontakan, isu agama dibenturkan dengan pemerintah dan membenturkan kepercayaan yang ada di tengah masyarakat. Hasutan radikalisme untuk memberontak pada pemerintahan yang sah.

Turki beserta sekutunya menjadi arsitek utama dari konflik Suriah. Pada tahun 2012, Arab Saudi, Turki, Qatar, AS, Inggris, Prancis membentuk mempersenjatai dan mengongkosi kaum pemberontak dari Pasukan Pembebasan Suriah (FSA).

Pemberontak Suriah banyak menerima peralatan perang dari Qatar dan Arab Saudi dan atas nama agama dan kebodohan, perang saudara Suriah terjadi hebat.

Siapakah yang awalnya mengadu domba, yang memprovokasi perebutan kekuasaan bertopeng agama dengan demo-demo yang menyebabkan perang saudara di Suriah tersebut sehingga negara-negara lain pun ikut campur?

Yang menyebabkan lebih dari 500 ribu rakyat Suriah tewas dan jutaan mengungsi? Mereka adalah dari kelompok Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, Al Qaeda, Al Nusra dan ISIS. Bahkan, berdasarkan fakta terbukti bahwa yang menghancurkan negara Suriah bukan kelompok Komunis.

2. Libya.

Konfilk di negara Libya bermula pada Februari 2011, semula berawal dari revolusi "Arab Spring" dan perang saudara banjir darah pun dimulai. Pada 20 Okt 2011 pemimpin Libya Muammar Khadafi tewas dibunuh di tangan pasukan oposisi yang disebut Tentara Transisi Nasional Libya (NTC).

Mereka pun bergembira, bersukaria karena telah membunuh pimpinannya Muammar Khadafi, selanjutnya apa yang terjadi, Libya yang dulunya aman, damai dan cukup makmur dan selanjutnya banjir darah dengan perang saudara, dan NATO serta PBB pun bercokol di sana. Ribuan rakyat Libya tewas dan ribuan lainnya mengungsi akibat perang saudara, penyesalan sudah terlambat.

Sampai sekarang perang saudara di Libya terus berlanjut antara Pasukan Tentara Nasional Libya (LNA). Pimpinan Jenderal Khalifa Haftar dengan tentara pemerintah dukungan PBB. Tidak ada pemerintah tunggal di Libya, karena bagian timur dan barat negara itu dikendalikan oleh kekuatan yang terpisah.

Siapakah yang awalnya mengadu domba, memprovokasi perebutan kekuasan atas pemerintahan yang sah dengan demo-demo yang ngajak memberontak, yang akhirnya menyebabkan perang saudara berdarah di Libya?

Mereka adalah dari kelompok Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, Al Qaeda, ISIS dan setelah perang berkecamuk ada lagi kelompok Anshar Al Sharia, Dewan Revolusi Syura di Benghazi. Berdasarkan fakta terbukti bahwa yang menghancurkan negara Libya bukan kelompok Komunis.

3. Irak

Setelah NATO pimpinan AS menginvasi Irak dengan nama operasi pembebasan Irak pada 19 Maret 2003, kemudian kehancuran Irak semakin diperparah lagi oleh kelompok ISIS yang ingin mendirikan negara agama/Khilafah.

ISIS didirikan/dideklarasikan di Mosul, Irak, pada tahun 2014 dengan pimpinannya Abu Bakar Al Baghdadi. ISIS merupakan cabang dari Al Qaeda, awalnya menggunakan nama Al Qaeda In Irak stau AQI yang dibentuk oleh militan Irak kelahiran Yordania Abu Musab Al Zarqawi yang pindah ke Irak setahun sebelumnya, bersama ribuan militan lainnya untuk melawan tentara AS dan Inggris, Zarqawi terbunuh pada Juni 2016, kemudian Abu Ayyub Al Masri menjadi pemimpin baru AQI yang kemudian mengumumkan pembentukan ISIS dan menunjuk Al Baghdadi sebagai pemimpin barunya.

Tahun 2011 ISIS memperluas wilayah ke Suriah dan ISIS pernah menguasai ladang minyak di Irak dan pernah menguasai luas wilayah seluas negara portugal.

Kekejaman ISIS sudah tidak terbilang lagi, masjid dan gereja mereka hancurkan, situs sejarah mereka hancurkan dan artefaknya mereka jual, para wanita dijadikan budak sex, lelaki suku Yazidi mereka kubur hidup-hidup dan perempuannya mereka jadikan budak sex, anak-anak lelaki mereka jadikan teroris ISIS, dan aneka macam pembunuhan brutal mereka lakukan.

ISIS menolak dibilang kelompok komunis, mereka akan bilang bahwa merekalah yang paling/murni Islam yang memperjuangkan negara islam/khilafah. Jadi sudah jelas yang menghancurkan negara Irak bukan kelompok Komunis tetapi ISIS.

4. Yaman

Konflik yang terjadi di negara Yaman antara kelompok Houtahuni melawan pemerintah sudah berlangsung lama, perang saudara di Yaman antara kelompok Houtahuni melawan pemerintah Yaman dimulai pada 17 September 2014.

Kemudian pada 26 Maret 2016 Arab Saudi memulai serangan udara ke Yaman. Arab Saudi beserta koalisinya Kuwair, UEA, Bahrain, Mesir, Maroko, Yordania, Sudan dan Senegal, menggempur habis-habisan kelompok Houtahuni di Yaman baik lewat serangan udara maupun darat.

Sebagai catatan, pada 26 Maret 2018, lebih dari 40 ribu jiwa tewas. Pada 2017 Save The Children menyatakan 50 ribu anak tewas dengan rata-rata 130 anak setiap harinya tewas dan sekitar 8 juta warga Yaman kelaparan. Serangan udara rata-rata satu kali setiap 99 menit.

Perang saudara di Yaman antara kelompok Houtahuni yang didukung Iran dengan pemerintah Yaman dengan didukung Arab Saudi beserta koalisinya, maka fakta berbicara bahwa Yaman hancur karena perang saudara, bukan dilakukan oleh kelompok komunis.

Bagaimana dengan negara kita Indonesia?

Bom Bali 1, tanggal 12 Okt 2002, dilakukan antara lain oleh Imam Samudra, Ali Imron, Amrozi, Ali G, Dul Matin, Umar Patek, Hambali, dan lain-lain.

Bom Bali 1 dilakukan oleh kelompok JI ( Jamaah Islamiyah ) mereka mendapatkan dana sebesar 30 ribu dollar AS dari ketua JI Negeri Johor Malaysia Wan Min bin Wan Mat, dana tersebut diakui Wan Min berasal dari Al Qaeda dan kepolisian menemukan dokumen JI yang menunjuk Abu BB sebagai pimpinan JI.

Jadi berdasarkan fakta bahwa Bom Bali 1 bukan dilakukan oleh kelompok komunis.

Bom Bali 2, tanggal 1 Okt 2002, yang dilakukan oleh gembongnya antara lain Noordin M Top dan Dr.Azahari, mereka juga dari kelompok JI.

Jadi berdasarkan fakta Bom Bali 2 juga bukan dilakukan oleh kelompok komunis.

Selanjutnya, bom bunuh diri 3 Gereja di Surabaya pada 2018 yang dilakukan suami istri beserta 4 anaknya, sang bapak adalah ketua JAD Jatim. Dan berdasarkan fakta bom bunuh diri tersebut bukan dilakukan oleh kelompok Komunis.

Demikian juga dengan semua aksi teroris yang dilakukan dinegara kita, baik bom bunuh diri maupun penyerangan terhadap Polisi dan itu semua berdasarkan fakta bukan dilakukan oleh kelompok komunis.

Jika saya menulis semua tersebut diatas maka saya akan diserang bahwa saya adalah pendukung Komunis (PKI), saya sendiri menolak komunis (PKI).

Adapun yang saya tulis adalah berdasarkan fakta dan data, maksud saya adalah: selama ini di negara kita selalu dipropagandakan ketakutan bahwa PKI telah bangkit kembali, awas kebangkitan PKI, awas bahaya laten PKI. Mereka buat sendiri bendera PKI, mereka bawa demo berteriak kebangkitan PKI, lalu mereka bakar sendiri dan itu semua dilakukan untuk menutupi kebusukan akan gerakan mereka untuk merubah negara kita yang berazaskan Pancasila menjadi negara khilafah.

PKI sudah mati dan yang sangat berbahaya sekarang ini adalah HTI, JAD, JAT, JI, MMI, dan sebagainya. Belajarlah dari negara Timur Tengah bagaimana mereka hancur.

Saya sendiri beragama Islam. Islam, Kristen, Hindu, Budha, Khong Hu Cu adalah agama damai, oknumnya lah yang membuat agama menjadi horror dan saya tidak pernah menghina agama saya maupun agama yang lainnya, yang saya lawan adalah radikalisme terorisme dan di negara kita islam damai, menegakan toleransi beragama dan menyejukan itu seperti NU dan kita harus jujur bahwa didalam tubuh Islam sendiri ada kelompok radikalis teroris dan kelompok inilah yang harus kita lawan bersama, karena akan merusak islam itu sendiri, merusak bangsa dan negara, merusak kehidupan dan kemanusiaan.

Salam damai…

(Asrof Husin)