Kau Inspirasiku, Neng

 
Kau Inspirasiku, Neng

LADUNI.ID, Jakarta - Ini adalah nasihat yang sangat berharga ketika Anda (terutama perempuan) memiliki keinginan untuk membangun sebuah keluarga, yakni menginginkan pernikahan.

***

Nduk…

Menikah itu bukan tentang sekedar meraih kebahagiaan dalam kebersamaan saja, tidak, tapi juga tentang niatnya, jika niatmu hanya itu, maka tidak akan pernah kamu mendapatkannya, karena sesuatu yang akan binasa tidak akan pernah alamikan kebahagiaan untuk siapapun.

Pernahkah kamu melihat bayanganmu sendiri memberikanmu seteguk minuman saat kamu haus? Tidak kan, itu sifat dunia, mataul gurur. Karena sejatinya yang bisa buat hausmu hilang adalah pemilik dunia itu sendiri.

Nduk…

Menikah juga bukan tentang dengan siapa kamu akan menjalani hidup, tidak, tapi tentang seberapa menerima dirimu pada siapa dan bagaimana suamimu nanti.

Jika kamu pernah berharap, kebahagiaan itu dengan cara punya suami yang bisa buatmu nyaman menjalani hidup, serba kecukupan, dengan sejuta harkat dan martabat, maka sungguh kamu tidak akan pernah dapatkan kemuliaan, karena kamu tau, semakin tinggi kelas seorang tidak mungkin ujiannya semakin ringan.

Pernah kamu memilih ingin menjadi anaknya siapa? Tidak kan, setau kamu, mereka adalah orang tua yang harus kamu mengabdikan diri pada mereka. Ma kana lahumul khiyaroh.

Tapi orang yang cerdas adalah mereka yang bisa memanfaatkan apa yang mereka miliki untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.

Nduk…

Jika nanti orang tuamu sudah memasrahkan dirimu pada suamimu, maka saat itu pula, suami adalah orang tua yang harus kamu dewakan, orang tuanya adalah abahmu, adiknya adalah adikmu, anaknya adalah anakmu.

Jangan sesekali kamu menganggap mereka orang lain, jangan pula memperlakukan mereka seperti keluargamu. Karena mereka Abahmu, tapi juga Ayah dari suamimu. Innahu laisa min ahlik, innahu amalun goiru sholih

Nduk . . .

Dadio khodijah seng sugeh ati, opo seng mbok duweni kabeh kanggho bojomu

Dadio Aisyah seng sugeh akale, opo seng mbok werohi kanggo bojomu

Dadio Fathimah seng sugeh nerimane, opo seng di wei bojomu dang di syukuri

Dadio Zalikho seng ngegantungno marang pangeran, ojo marang ciptaane pangeran termasuk bojomu

Karena, dunia itu makhkuk, yang hanya bisa melahirkan mahluk, dan hanya akan menjadi cerita bagi sang kholiq, Nabai Ma Qod Sabaq.

Nduk…

Solihe anakmu tergantung sepiro  solihae ibu'e. Tergantung noto niatmu mulai saiki, nek niatmu cuma kangho awakmu, yo wes entu'e iku.

Contohono poro Ahlil Bayt, mereka menjaga kemurnian dzurriyah mereka baik secara jasmani maupun rohani, khawatir anak keturunannya akan menjadi buruk, dan menjadi contoh buruk bagi umat mbahe Nabi Muhammad.

Misale ae Mbah Ali Ridho bin Musa al Kazhim bin Jafar As-Sodiq bin Muhammad al-Bagir bin Ali Zainal Abidin bin al Husein bin Ali bin Abi Tholib. Beliau dijaga betul oleh kedua orang tuanya, sejak bahkan jauh sebelum dia dilahirkan.

Tidak menikah kecuali dengan orang shalih, tidak berhubungan kecuali wes ditirakati, tidak hamil kecuali wes siap mosoni, tidak melahirkan kecuali wes siap didik ilmu lan adape. Alim nganti ora ono seng ngerti alime. Tawadduk nganti ora ono seng ngerti mulyane.

Sampek Abu Hanifah ngendikan, andai bukan karena Jafar, niscaya saya akan tersesat. Sampai imam Ahmad Hambal ngendikan, andai kemuliaan mereka diberitahukan pada orang gila, niscaya akan langsung sembuh.

Seng ngerti yo seng podo  tekkane

Ngertio, nduk…

Kemuliaan mereka berawal karena kesucian niat mereka.

Menikah karena  mencari ridha Allah, karena menjalani perintah, karena sunnah, karena menjaga trah, karena ingin anak shalih shalihah, karena ulama salaf jadi tedak lelampah, karen dakwah, karena ingin syafaat anak dunia dan akhirah, dan sejuta karena yang lain.

Mbah Abu Bakar as-Sakron bin Abdurrohman as-Segaf, iso duwe anak Mbah Abdullah Alydrus yo rahasiane iku, niat seng apik, lakone kalawan apik, didik kalawan apik, wong apek ora kiro rugi, wong apik mesti mulyo.

Kamu tahu, ndak?

Saking  hawatirnya Ahli Bayt pada anaknya, mereka tidak memasrahkan pendidikan putra mereka pada orang lain, mereka mendidik tegas anak mereka sendiri sampai mapan, lalu mencarikan Guru Ngalim Wali nek wes fondasine tidak tergoyahkan.

Elengo, Nduk...

Nabi Muhammad itu Rosul, juga Ulul Azmi, Pamungkase poro Nabi, cubone yo mesti paling gede tanimbang liane, mulyone awakmu, tergantung sepiro abote cubomu, hebate awakmu, tergantung bisa tidaknya dirimu menyempurkan segala jenis isi daripada soal ujian tersebut.

Layakah kita mendapatkan soal ujian? Koyok dene Buyut Ibrohim.

Jika hidupmu saja tanpa ujian, mana mungkin ada jawaban.

Jika tidak ada jawaban, mana mungkin ada kenaikan kelas.

Jika tidak ada naik kelas, mana mungkin ada kelulusan.

Jika tidak ada kelulusan, mana mungkin dirimu mendapatkan pangkat jabatan luhur di sisi Tuhan.

Wa idzibtala Ibrohima robbuhu bikalimatin, Fa atammahun

Nduk…

Jangan lupa, sholato sunnah setidaknya 50 roka'at sehari dan malamnya, ben rizqine lancar tur berkah, karo di niati nirakati anak lan sak keturunane.

Jangan malas berpuasa sunnah, setidaknya Senin dan Kamis, ngormati lelahirane kanjeng Nabi, insya Allah pinaringan sehat jasmani lan rohani, kagem sampean dan keturunane .

Ojo males-males dzikir, api'e dzikir iku sholawat, sanajan lafadz cendek Shollollah Ala Muhammad, karena di sana menyebutkan nama Allah dan Rosulnya, otomatis dapat dua faedah, akeh-akeho istighfar, nanti hidupnya tenang karena jauh dari balak dan mushibah dan anaknya bukan hanya sholih tapi alim juga.

Kabeh amalan iku, niate ngambah dalane gusti Allah, ngelakoni sunnahe Rosulullah, eleng marang gusti Allah dengan bersolawat kepada Rosulullah, sekaligus moco lan ngamalno isine alQuran.

Nduk…

Orang hamil itu berkah, maka jangan melakukan hal yang menjadi sebab turunnya mushibah. Jika ridha Allah ada di balik ta'at, maka marahnya juga ada dibalik maksiat.

Nduk…

Mbah Arwani itu jadi ahli Quran bukan hanya karena usaha beliau, namun lebih kepada usaha orang tuanya semasa hamil, yang tidak putus berpuasa senin dan kamis dan khotam al-Quran setiap pekan

Karena saya tau, tidak ada yang gratis di dunia ini, hebatnya keinginanmu itu tergantung seberapa hebat usahamu, jika kamu tetap disibukan dengan hal yang tidak penting, maka jangan pernah berharap anakmu menjadi orang penting.

Nduk…

Ora usah muluk-muluk urusan dunia, rejekine menungso iku namung seng dipangan karo seng di enggo, sisanya hanya fatamorgana, kebayang tapi tidak bisa di sandang, solihnya anakmu, tergantung seberapa solihahnya ibunya, karena ayah, hanya sebagai penyandang nama, ibu adalah madrasah sebenarnya.

Saksekno, betapa banyak orang solih lahir dari ayah yang biasa saja, namun, ibunya lah yang luar biasa, sebab anak itu pasti nurun ke ibunya sebagai pembentuk karakter, Mbah Fadlol as-Senori salah satunya.

Ketika ibunya mengambil air di sumur,  sering kali beliau mendapatkan emas setimba, tapi beliau kembalikan ke dalam sumur, sambil mengatakan, Ya Allah, saya tidak ingin harta, saya hanya ingin anak yang alim.

Nduk…

Hati-hati dengan apa yang kau makan, jika kamu makan racun, pasti kamu dan anakmu akan sakit bahkan mati.

Maka barang syubhat apalagi haram, lebih bisa buat jiwamu sekarat dan hatimu wafat, saat itu terjadi, manusia lebih nyampah dari kotoran hewan, yang terkadang, masih bisa di jadikan pupuk kandang.

Jika karena najis, pakaian tidak bisa dipakai untuk sholat, lalu bagaina dengan darah dan daging yang sudah menjadi najis karena memakan barang haram?

Elengo, Nduk…

Adzab terbesar manusia itu bukan kemiskinan, tapi tercegahnya dia untuk bisa bersujud kepada Allah sebagai Tuhan, Aba An yakuna ma'assajidin , Naudzubillah.


Atiqurrohman Umar

Tanjung priok, 8 Shofar 1441 H l 7 Oktober 2019 M