Kiai Uci Turtusi dan Pesan dari Gus Dur

 
Kiai Uci Turtusi dan Pesan dari Gus Dur
Sumber Gambar: Koleksi Laduni.ID

LADUNI.ID, Tangerang - Kiai Uci Turtusi atau lebih dikenal dengan Abah Uci merupakan seorang pengasuh sekaligus Pimpinan Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyah yang berada di wilayah Kampung Cilongok, Pasar Kemis, Tangerang, Banten.

Kiai Uci Turtusi adalah penerus ayahnya, Alm KH. Dimyathi al-Bantani, yang mengajar pengajian mingguan. Adapun jamaah yang hadir setiap minggu selalu memadati Kp. Cilongok tepatnya di pesantren Al-Istiqlaliyyah.

Baca juga: Biografi KH. Uci Turtusi

Selain acara pengajian mingguan, ada beberapa acara besar yang diselengarakan tahunan, yaitu seperti acara Maulid Nabi, Haul Tuan Syekh Abdul Qadir Al-Zaelani. Acara tersebut selalu diramaikan oleh ribuan jamaah.

Adapun acara yang paling besar hingga para jamaah membludak membanjiri Kp. Cilongok menjadi lautan manusia, adalah Haul Tuan Syekh Abdul Qadir Al-Zaelani, di mana ratusan jamaah sudah berdatangan mulai malam hingga pagi hari

Bahkan dalam acara tersebut juga dihadiri para pejabat, Alm Gusdur (semasa hidup), Bupati, para ulama di luar pulau Jawa, ulama dari mancanegara, para Habaib dan para tokoh besar lainnya.

Baca juga: Pesantren Al Istiqlaliyah Tangerang

Acara pengajian mingguan membawa berkah bagi para pedagang. Hal ini seperti terlihat di bahu sepanjang jalan dan lapangan, di mana para pedagang ikut meramaikan pengajian.

Setiap minggu, para pedagang menjajakan berbagai aneka jualan seperti makanan, baju muslim, akik, sarana ibadah, minyak wangi, dan masih sangat banyak para pedagang lainnya.

Almarhum Gus Dur dan Muhammad Luthfi bin Yahya atau Habib Luthfi merupakan sahabat dekat dari Kiai Uci Turtusi.

Sebelum Almarhum Gus Dur meninggal, beliau ditanya oleh Kiai Uci Turtusi, "Gus apa yang paling diinginkan oleh Gus apa? Baik di kala jadi presiden atau setelah lengser jadi presiden," (petikan ceramah).

Jawaban Gus Dur adalah ketika ia wafat adalah minta sering-sering dikirimkan Al Fatihah. "Saya inginkan adalah ketika saya wafat, istri, anak, teman-teman dan sekitarnya mengirimkan Al Fatihah buat saya," kata Abuya menirukan Gus Dur.