Biografi KH. Chasbullah Badawi

 
Biografi KH. Chasbullah Badawi
Sumber Gambar: Istimewa, Ilustrasi: laduni.ID

Daftar Isi Biografi KH. Chasbullah Badawi

1.         Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1       Lahir
1.2       Riwayat Keluarga

2.         Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1       Masa Menuntut Ilmu
2.2       Mengasuh Pesantren

3.         Penerus
3.1       Murid-murid

4.         Jasa, dan Karier
4.1       Jasa-jasa
4.2       Karier

5.         Teladan

6.         Referensi

 

1.       Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1     Lahir

KH. Chasbullah Badawi atau yang akrab disapa dengan panggilan Romo Chas atau Mbah Chas lahir di Kesugihan Kidul pada tanggal 4 Agustus 1940. Beliau merupakan putra ke-7 dari KH. Badawi Hanafi. Ayahnya adalah sosok yang sangat berkharismatik, Sang Muassis atau Pendiri Pondok Pesantren Al-Ihya Ulumaddin

KH. Chasbullah Badawi meneruskan kepemimpinan Pesantren Al-Ihya Ulumaddin sepeninggal kakaknya, KH Mushtolih Badawi.

1.2       Riwayat Keluarga

KH. Chasbullah Badawi menikah dengan Ny. Salamah. Dari pernikahan ini beliau memiliki 5 orang putra dan 4 putri. Semua putra dan putrinya menetap di sekeliling kediaman beliau, kecuali satu putranya yang bernama Gus Luham yang konon belum pulang dalam pengembaraannya sejak dari tahun1998.

1.3        Wafat

KH. Chasbullah Badawi wafat pada tanggal 5 Juni 2017 sekitar pukul 19.00 WIB. Beliau menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Geryati Purwokerto, Jawa Tengah.

2.         Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau

2.1       Masa Menuntut Ilmu

KH. Chasbullah Badawi mendapatkan pendidikan dari ayahandanya dengan baik dan kemudian melanjutkan belajar ke berbagai pesantren. Selain di pesantren, beliau pernah juga masuk ke suatu universitas dan mengambil jurusan adab, tapi beliau tidak kerasan karena pelajaran di tingkat universitas sudah pernah dikuasainya saat di pondok pesantren.

2.2       Mengasuh Pesantren

Pada awalnya Pondok Pesantren Al-Ihya Ulumaddin dikenal dengan nama Pondok Pesantren Kesugihan. Lalu pada tahun 1961 Pondok Pesantren ini berubah nama menjadi Pendidikan dan Pengajaran Agama Islam (PPAI), dan pada tahun 1983 kembali berubah nama menjadi Pondok Pesantren Al-Ihya Ulumaddin. Perubahan nama terakhir ini dilakukan oleh Kakaknya KH. Chasbullah Badawi, yakni KH. Mustolih Badawi yang juga merupakan putra dari KH. Badawi Hanafi. Perubahan tersebut dilakukan untuk mengenang almarhum ayahnya yang sangat mengagumi karya monumental Imam Al-Ghozali (Kitab Ihya Ulumuddin) tentang pembaharuan Islam.

Dalam sejarah perjuangan para tokoh dalam menyebarkan Islam di pesisir selatan Jawa Tengah tercatat bahwa setelah Sang Pendiri PP. Al-Ihya Ulumaddin, KH. Badawi Hanafi meninggal dunia, kepemimpinan pondok pesantren ini kemudian dilanjutkan oleh KH. Ahmad Mustholih Badawi dan adiknya, yakni KH. Chasbulloh Badawi.

Dalam asuhan kedua putra KH. Badawi Hanafi tersebut, pesantren mengalami perkembangan pesat. Pada masa inilah lahir lembaga-lembaga pendidikan formal mulai TK hingga perguruan tinggi.

Setelah KH. Mustholih Badawi wafat pada 1999, kepemimpinan pondok pesantren dilanjutkan oleh adiknya, KH Chasbulloh Badawi, hingga wafatnya pada tanggal 11 Ramadhan 1438 H yang bertepatan dengan tanggal 06 Juni 2017. Kepemimpinan pesantren kemudian dilanjutkan oleh para dzurriyyah.

Sosok KH. Chasbullah Badawi sangat terkenal dengan pemikiran yang sangat kental dengan nuansa ajaran Imam Al-Ghazali. Beliau selalu menyeimbangkan pentingnya mengatur keseimbangan antara kebutuhan dunia dan akhirat. 

Dalam masa kepemimpinan beliau terdapat perubahan orientasi kepondokkan. Beliau menekankan bahwa santri sekarang harus bisa bersaing dengan yang lain. Prinsip ini kemudian terbukti dari usaha gigih beliau dalam memasukan pendidikan formal di pesantrennya pada tahun 70-an.

Menurut pengakuan KH. Chasbullah Badawi, sebelum berdirinya sekolah formal di PP Al-Ihya Ulumaddin, beliau pernah mencoba mencari beberapa santri untuk diajari ilmu-ilmu kealaman. Dan hasilnya sangat memuaskan, terbukti ketika beliau mengikutkan santrinya tersebut dalam ujian di sekolah lain ternyata mereka tetap mampu bersaing dengan siswa lain dari sekolah umum dan memang bukan dari pesantren.

Dari sinilah dimulai langkah pembaharuan. Meski saat itu disadari bahwa banyak Kiyai yang cenderung tidak setuju dengannya. Tapi karena kekuatan tekadnya yang sudah bulat, beliau tetap melanjutkan niat pembaharuan itu. Pada akhirnya, KH. Chasbullah Badawi memulai langkah tersebut dengan ikut langsung dalam membangun sekolah yang kini menjadi MI YA-BAKII yang merupakan cikal bakal dari Yayasan BAKII. Semua usaha itu sekarang terbukti berhasil, yayasan tersebut saat ini telah menaungi sekitar 53 lembaga pendidikan formal dari mulai TK sampai Perguruan Tinggi.

Perjuangan yang telah dimulai oleh KH. Chasbullah Badawi terus menuai keberhasilan demi keberhasilan. Salah satu ijtihad beliau yang baru terwujud di usia senja adalah berdirinya Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali (UNUGHA) yang terletak di Desa Kesugihan Kidul, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

3.         Penerus

3.1       Murid-murid

Segenap santri di Pesantren Al-Ihya Ulumaddin, Cilacap

4.         Jasa, Karya, dan Karier

4.1       Jasa-jasa Beliau

Beliau merintis berdirinya Yayasan YA-BAKII yang kini menaungi sekitar 53 lembaga pendidikan formal dari mulai TK sampai Perguruan Tinggi (Institut Agama Islam Al Ghazali/IAIIG).

Pemikiran KH. Chasbullah Badawi telah berhasil menyelaraskan keseimbangan kebutuhan dunia dan akhirat sebagaimana ajaran dari Imam Al-Ghazali. Dengan pemikiran ini beliau melakukan pembaharuan di pesantren yang dipimpinnya, PP. Al-Ihya Ulumaddin, Cilacap. Beliau juga telah berhasil mendirikian Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali (UNUGHA) yang terletak di Desa Kesugihan Kidul, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap.

4.2       Karier Beliau

Pengasuh Pesantren PP. Al-Ihya Ulumaddin sampai wafat dan sempat juga menjabat sebagai Musytasyar PBNU.

5.         Teladan

KH. Chasbullah Badawi adalah sosok yang sangat sederhana, tapi cakrawala pemikirannya sangat luas. Kedalaman ilmu beliau dicerminkan oleh akhlaknya yang halus dan santun dalam perilaku sehari-hari.

Kealiman dan kewibawaan KH. Chasbullah Badawi sangat tersohor se-Nusantara. Terbukti dengan banyaknya santri yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Selain itu karena keluasan ilmu, ke-wira'ian dan kadar keulamaan yang dimilikinya, beliau masuk daftar Kiyai khos Nasional, khususnya di kalangan warga Nahdliyin.

6.         Referensi

Diolah dan dikembangkan dari sumber primer situs pcnucilacap.com dan sumber data lain yang mendukung.


Artikel ini sebelumnya diedit tanggal 02 November 2020, dan kembali diedit dengan penyelarasan bahasa tanggal 04 Agustus 2023.

 

Lokasi Terkait Beliau

List Lokasi Lainnya