Ziarah di Makam KH. Utsman Al-Ishaqi Surabaya, Mursyid Tarekat Qadiriyah wa-Naqsyandiyah

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam KH. Utsman Al-Ishaqi Surabaya, Mursyid Tarekat Qadiriyah wa-Naqsyandiyah

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - KH. Utsman Al-Ishaqi, adalah Mursyid Tarekat Qadiriyah wa-Naqsyandiyah, yang belakangan terhimpun dalam Jamaah Dzikir Al-Khidmah. Beliau adalah pendiri dan pengasuh pesantren Darul Ubudiyah Raudlatul Muta'allimin Jatipurwo, Surabaya.

Semasa hidupnya, Kiai Utsman amat dekat dengan semua lapisan masyarakat. Hal itu tak lain karena sikap dan perilakunya yang luwes dan supel kepada semua orang, termasuk orang-orang China dan non-Muslim. Sikapnya yang santun dan menjaga perasaan orang lain membuat Kiai Utsman disegani masyarakat.

Profil

Hadhratussyaikh KH. M. Utsman al-Ishaqi dilahirkan di Jatipurwo Surabaya pada hari Rabu bulan Jumadil Akhir tahun 1334 H sekitar tahun 1915 M. Menurut nasab yang sudah tersusun rapi di dalam keluarga, Hadhratussyaikh KH. Utsman al-Ishaqi adalah seorang sayyid dan seorang habib.

Sebab beliau dari jalur ibu adalah keturunan Maulana Muhammad Ainul Yaqin atau yang biasa disebut sebagai Sunan Giri bin Maulana Ishaq al-Husaini. Sedangkan ayah beliau adalah keturunan Sunan Gunung Jati yang juga bermarga al-Husaini. Dengan demikian Hadhratus Syaikh KH. M. Utsman al-Ishaqi adalah anak cucu Rasulullah Saw. dengan urutan yang ke-37.

Guru-guru beliau di antaranya:

  1. KH. Abdullah
  2. KH. Adro’i Nyamplungan
  3. KH. Khozin Panji
  4. KH. Munir Jambu Madura
  5. Hadhratussyech KH. Hasyim Asy’ari
  6. KH. Romli Tamim

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Utsman Al-Ishaqi

Lokasi Makam

Beliau wafat di Rumah Sakit Islam Surabaya pada saat Tarhim Shubuh di hari Ahad tanggal 8 Januari tahun 1984 Masehi yang bertepatan dengan tanggal 5 Robi’uts Tsani tahun 1404 Hijriyah dan dimakamkan di Pondok Sepuh, di Jatipurwo VII/15 Kelurahan Ujung Kecamatan Semampir.

Haul

Haul beliau diperingati tiap tahun pada bulan Rabiul Tsani ( Akhir ) tahun Hijriah di pesantren Darul Ubudiyah Raudlatul Muta'allimin Jatipurwo, Surabaya.

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam  KH. Utsman Al-Ishaqi banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tidak hanya datang dari wilayah Surabaya saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang makamnya berada di Komplek pemakaman pesantren Darul Ubudiyah Raudlatul Muta'allimin di Surabaya.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam KH. Utsman Al-Ishaqi, dikabulkan hajatnya atau cita-citanya apa yang diinginkannya, ditingkatkan derajatnya, Dibukakan pintu rezekinya, dibuka alam pikiran dan pintu hatinya dalam menerima ilmu.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Surabaya di antaranya:
Lapis Surabaya, Sambal Bu Rudy, Almond Crispy, Spikoe Surabaya, Surabaya Patata, Batik Surabaya, Siropen telasih, Keripik Ceker Ayam

Raden Fatah adalah pendiri dan raja Demak pertama dan memerintah tahun 1500-1518.
 

Profil

KH. Ahmad Sholeh adalah putra kedua dari KH. Muhammad Nur pendiri Pondok Pesantren Langitan. Beliau lahir di Tuban sekitar tahun 1820 an.  KH. Ahmad Sholeh menikah 1287 Hijriyah dengan Raden Nyai Asriyah, puteri KH. Mukhtar (pengasuh Pondok Pesantren Cepoko, Kabupaten Nganjuk). Dari pernikahan tersebut lahir putera dan puteri diantaranya:

  1. Nyai Shofiyah (dinikahkan dengan KH. Khozin, penerus estafet K.H. Ahmad Sholeh di Pondok Pesantren Langitan)
  2. KH. Dahlan Hasbullah
  3. KH. Adnan
  4. Nyai Sholihah (dinikahkan dengan KH. Zainuddin Mojosari, Kabupaten Nganjuk)
  5. Nyai Khodiyah (dinikahkan dengan KH. Rofi’i Gondanglegi, Kabupaten Nganjuk)
  6. Satu puteri lagi yang dinikahkan dengan KH. Nur Iman (berdomisili di Tuban).

Guru-guru beliau di antaranya:

  1. KH. Muhammad Nur (Ayahanda KH. Ahmad Sholeh)
  2. K.H. Abdul Qodir atau Abdul Qohhar (Pesantren Al-Najiyah Sidoresmo, Surabaya)
  3. K.H. Hasbullah (Pesantren Sambilangan, Madura)
  4. Syekh Nawawi Banten
  5. Syekh Ahmad bin Zaini Dahlan (Imam dan Mufti Mahzab Syafi’i di Mekkah al-Mukaromah)
  6. Syekh Muhammad Al-Muqri
  7. Syekh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah Al-Makki
  8. Syekh Ahmad Nahrowi
  9. Sayyid Muhammad Saleh bin Sayyid Abdur Rahman Az-Zawawi
  10. Syekh Zahid, Syekh Umar Asy-Syami
  11. Syekh Yusuf Al-Mishri
  12. Syekh Jamal (Mufti Mazhab Hanafi)

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Ahmad Sholeh

Lokasi Makam

KH.  Ahmad  Sholeh  mengasuh  Pondok Pesantren Langitan, selama kurang lebih 32 tahun. Beliau wafat pada tahun 1320 H./1902 M. dan dimakamkan di  kompleks pesarean di Desa Widang, kurang lebih 400 meter sebelah utara kompleks Pondok Pesantren Langitan.

Haul

Haul beliau diperingati tiap tahun pada bulan Shofar tahun Hijriah di pesantren Langitan Tuban

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam KH. Ahmad Sholeh banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Tuban saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang makamnya berada di Komplek pemakaman di Desa Widang, Tuban.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam  KH. Ahmad Sholeh, maka akan dibukakan alam pikiran dan hatinya dalam menerima ilmu, Diberi kemudahan dalam mencari rezeki, diberi kemudahan dalam mencari jodoh, dan diberi kemudahan dalam mendapatkan anak sholeh dan sholehah.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Tuban di antaranya:
Cumi Crispy, Kecap Laron, Keripik Gayam, Buah Siwalan, Legen, Terasi Udang, Amplo, Gemblong, Ikan asin Tuban, Kerupuk ikan