Kisah Orang Gila di Tengah Wabah Corona

 
Kisah Orang Gila di Tengah Wabah Corona

LADUNI.ID, Jakarta - Dua hari setelah Tsunami melanda Aceh dia menghilang dari tempat biasa kami nongkrong bareng. Ternyata dia berangkat seorang diri ke Lanud Abdulrahman Saleh untuk menumpang pesawat Hercules yang akan berangkat ke Aceh. Di sini kami membahas tragedi itu dengan secangkir kopi panas, di saat yang sama dia berkubang di tengah ribuan mayat bersama relawan lain. Dia benar-benar gila.

Sekarang dia ulangi kegilaannya. Berliter-liter hand sanitizer dia bagikan gratis ke klinik-klinik kecil dan praktik bidan yang dia temui.

"Para pekerja medis adalah lini terdepan dalam menghadapi situasi seperti ini. Mereka juga paling rentan menjadi korban," begitu alasannya.

"Kok kamu bagikan gratis? Duitnya dari mana? Harga bahan baku hand sanitizer kan lagi melambung tinggi."

"Seperti biasa, Ji. Ambil dari laba jualan kopi. Dan lumayan terbantu dengan hasil patungan dari beberapa kawan."

Dia bilang "seperti biasa". Karena memang dengan cara itulah dia selama ini membiayai kelompok belajar gratis untuk keluarga kurang mampu di kampungnya. Padahal wabah Corona ini turut bikin sepi usaha roasting kopinya. Warkop dan kafe pada tutup, penjualan kopi jadi macet. Tapi dia tetap saja gila.

Selain di klinik kecil dan praktik bidan, dia juga menyalurkan berliter-liter cairan pembersih ke beberapa pesantren di jaringannya. Hand sanitizer dalam botol kecil juga disediakan di toko kopinya. Bayar seikhlasnya, gak boleh diborong. Biarpun seikhlasnya, bagi yang mau beli sangat kusarankan agar tidak menggantinya di bawah 15 ribu perbotolnya. Ingat, di luar sana ada yang jual sampai 50 ribu satu botol kecil.

Untuk yang tertarik berkontribusi mendukung gerakan kawanku ini, silakan menghubungi dia langsung lewat fb-nya.

Namanya Sawir Wirastho, dia kawanku yang masih gila itu.