Covid-19: Indonesia (3), Kurva Pasien Wafat yang Mulai Melandai

 
Covid-19: Indonesia (3), Kurva Pasien Wafat yang Mulai Melandai

LADUNI.ID, Jakarta - Kurva pertumbuhan pasien COVID-19 Indonesia yang wafat juga mulai berbelok, melandai. Tak mengikuti pola kurva Iran & Italia di rentang waktu yang sama. Apalagi kurva Spanyol dan Amerika Serikat. Bahkan bila pasien wafat Indonesia adalah 5 kali lipat lebih besar, pola kurva-nya tetap melandai.

Sebagian kita getol berkoar-koar, data penderita COVID-19 di Indonesia tidaklah akurat. Katanya justru data pasien wafat-lah yang menunjukkan skala kedahsyatan wabah. Namun grafik semi-logaritmik yang tersaji ini bertutur serupa grafik akumulasi penderita COVID-19 Indonesia yang lalu. Terdeteksi mulai ada pembelokan, pelandaian. 

Dibangun atas data publikasi Worldometer hingga 6 April 2020 TU untuk 8 negara (dari Asia Tenggara dan negara-negara terparah), grafik punya titik start pada hari dimana pasien wafat pertama dilaporkan. Terlihat dua kelompok, yakni papan atas diduduki negara-negara Iran, Italia, Spanyol dan Amerika Serikat. Dan papan bawah yang ditempati Korea Selatan, Jepang & Singapura. 

Indonesia awalnya nampak mengikuti pola kurva Amerika Serikat. Namun 17 hari kemudian mulai berpisah berbelok. Dan mulai melandai, menyejajarkan diri dg kurva Korea Selatan dibawahnya. Kurva Korea Selatan sering disebut pola kurva negara yang sukses menangani wabah. Sebaliknya kurva Amerika Serikat terus melambung tinggi. 

Sebagian kita bakal berkelit lagi, data pasien wafat Indonesia juga lebih kecil dari seharusnya. Tak representatif. Baiklah, guna memuaskan angan mereka, mari lipatgandakan hingga 5 kali. Terbentuk kurva bergaris merah putus-putus, yang polanya tetap menunjukkan  pembelokan dan mulai pelandaian, satu lagi indikasi bahwa negeri ini mulai bisa menangani wabah ini. 

Tentu saja semua ini bukan berarti wabah sudah akan berakhir. Butuh kesabaran, keuletan semua pihak (khususnya tenaga medis yang berada di garda terdepan) dan keteguhan hati bersama agar wabah semakin bisa ditangani. 

(Ma’rufin Sudibyo)