Kemandirian Pangan Menghadapi dampak Pandemik COVID-19

 
Kemandirian Pangan Menghadapi dampak Pandemik COVID-19

LADUNI.ID, Jakarta - Sampai hari ini, kita tidak bisa memastikan kapan siklus penyebaran dan dampak pandemic COVID-19 akan benar-benar berakhir. Kalaupun menggunakan metode kalkulator dengan membagi fase ini menjadi 3 tahapan maka kira-kira ini akan berakhir hingga Mei sampai Juni mendatang, sehingga pemerintah telah menyiapkan pasokan dan bantuan pangan kepada masyarakat terdampak COVID-19 kurang lebih selama 3 bulan.

Di sisi lain, hal ini sangat belum bisa di pastikan karena sampai sekarang belum ada vaksin atau obat yang benar-benar ampuh untuk menyembuhkan penderita COVID-19, kalaupun menunggu vaksin waktunya berkisar 12-18 bulan. Dengan hal ini apakah kita benar-benar siap dalam ketersediaan pangan sedangkan negara-negara yang biasa mengekspor pangan sudah menyetop pengiriman pasokan ke berbagai negara karena di gunakan sendiri untuk memenuhi ketersediaan pangan di negaranya. Maka dari itu, Krisis pangan menjadi kekhawatiran bersama yang dapat disebabkan karena daya beli masyarakat yang tidak ada  atau tidak adanya stok pangan.

Indonesia sampai saat ini masih bergantung pada impor dalam menutup kekurangan kebutuhan pangan. Jika melihat kondisi tersebut, maka perlu kita melakukan gerakan secara bersama-sama mmewujudkan kemandirian pangan sebagai upaya antisipasi ketahan pangan dalam menghadapi wabah pandemik COVID-19.

Dalam menghadapi permasalahan ini bukan hanya tugas dari pemerintah saja, keterlibatan masyarakat secara langsung akan sangat berdampak . Gerakan ini bisa di mulai dari rumah dan lingkungan kita masing-masing. Dengan memanfaatkan perkarangan rumah atau lahan kosong seadanya, kita bisa menanam berbagai jenis tanaman seperti sayur-sayuran, umbi-umbian, bahkan buah-buahan yang sekiranya bisa dijadikan sebagai makanan pokok. Tanaman-tanaman yang di tanam sebaiknya memiliki masa panen tidak terlalu lama berkisar 2-3 bulan saja.

 Agar gerakan ini bisa terlaksana dengan baik, maka peran pemerintah juga di perlukan, misalkan menyediakan bibit ataupun pupuk. Kami dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Pemuda Tani dari HKTI Kaltim sangat siap melakukannya. Gerakan ini akan di mulai dari anggota kami dan kemudian akan mesosialisasikannya kepada masyarakat. Kami mengajak kepada masyarakat untuk bersama-sama melakukan gerakan ini sehingga terwujud kemandirian pangan dalam artian dapat bertahan minimal selama permasalahan pangan akibat wabah COVID-19 sampai nanti dapat normal kembali.

Oleh: Panji Nugraha
Ketua PKC PMII Kaltimra