Pesantren Jamsaren Solo

 
Fasilitas di Lembaga ini :
Nama FasilitasJumlah Nama FasilitasJumlah
MI/SD2 MTS/SMP1
MA/SMA1 Maly/Univ.0
Tahfidz1 Laboratorium4
Poli Kesehatan1 Koperasi1
Pesantren Jamsaren Solo

Profil

Pondok pesantren Jamsaren berlokasi di Jalan Veteran 263 Serengan Solo. Ponpes ini pertama berdiri sekitar tahun 1750. Dalam sejarahnya, pondok ini melewati dua periode, setelah mengalami kevakuman hampir 50 tahun, antara 1830 - 1878. Semula, pondok pesantren yang didirikan pada masa pemerintahan Pakubuwono IV ini hanya berupa surau kecil. Kala itu, PB IV mendatangkan para ulama, diantaranya Kiai Jamsari (Banyumas). Nama Jamsaren itu juga diambil dari nama kediaman Kiai Jamsari yang kemudian diabadikan hingga sekarang.

Vakumnya pondok pada 1830 disebabkan terjadinya operasi tentara Belanda. Operasi itu dimulai lantaran Belanda kalah perang dengan Pangeran Diponegoro pada 1825 di Yogyakarta. Karena kalah, Belanda melancarkan serangkaian tipu muslihat dan selanjutnya berhasil menjebak Pangeran Diponegoro. Karena itu pada 1830, para kiai dan pembantu Pangeran Diponegoro di Surakarta dan PB VI bersembunyi dan keluar dari Surakarta ke daerah lain, termasuk Kiai Jamsari II (putra Kiai Jamsari) dan santrinya.Setelah sekitar 50 tahun kosong, seorang kiai alim dari Klaten yang merupakan keturunan pembantu Pangeran Diponegoro, Kiai H Idris membangun kembali surau tersebut.

Tentu lebih lengkap dan diperluas dari kondisi semula. Di tangan Kiai Idris inilah Jamsaren mencapai puncaknya.Selain mengelola Ponpes Jamsaren, Kiai Idris saat itu juga mengelola Madrasah Mamba'ul Ulum yang didirikan Kraton Surakarta. Sejumlah tokoh pergerakan nasional dari berbagai daerah tercatat pernah belajar di madrasah tersebut. Sedangkan di Jamsaren, ribuan santri.

Diantara nama-nama besar yang pernah nyantri Kiai Idris adalah Kiai Mansyur (pendiri Ponpes Al-Mansyur Klaten), Kiai Dimyati (pendiri Ponpes Termas, Pacitan), Syeich Ahmad al-Hadi (tokoh Islam kenamaan di Bali), Kiai Arwani Amin (Kudus), Kiai Abdul Hadi Zahid (pengasuh Ponpes Langitan). Bahkan setelah Kiai Idris wafat pada tahun 1923, nama besar Jamsaren masih menjadi rujukan bagi para orangtua untuk mengirim anaknya nyantri. Banyak tokoh besar tanah air merupakan lulusan atau pernah belajar agama secara intens di Jamsaren generasi berikutnya.

Sebut saja misalnya Munawir Sadzali (mantan Menag), Amien Rais (mantan Ketua MPR), KH.  Zarkasyi (pendiri Ponpes Gontor), KH. Hasan Ubaidah (pendiri dan pimpinan LDII) serta sejumlah nama lainnya. Jamsaren, sebuah pesantren kuno yang telah menyemai tumbuhnya banyak tokoh di negri ini.
 

Sejarah

Bila Pondok Pesantren Jamsaren diklaim sebagai pondok pesantren tertua di Pulau Jawa, barangkali memang ada benarnya. Sebab, pondok pesantren yang berlokasi di Jalan Veteran 263 Serengan Solo ini sudah berdiri sekitar tahun 1750.

Pada masa Paku Buwono IV memerintah Kraton Surakarta dia mendatangkan beberapa ulama untuk mengajarkan Islam kepada rakyat Surakarta. Salah satu yang didatangkan adalah Kiai Jamsari dari Banyumas. Kiai ini tinggal sebuah kampung, sekitar tiga kilometer barat daya kraton.

Kharisma dan pengaruh Kiai Jamsari saat itu segera dirasakan oleh banyak orang. Kampung tempat tinggalnya kemudian diberi nama Jamsaren, yang artinya tempat Kiai Jamsari tinggal. Demikian juga pondok sederhana yang didirikannya, diberi nama Pondok Jamsaren.

Setelah Kiai Jamsari wafat, perannya sebagai ulama dan pengasuh pesantren digantikan oleh Kiai Jamsari II, anak kandungnya. Akhir hidup kiai ini tidak jelas, karena sebagai pendukung aktif perang Diponegoro dia beserta seluruh santrinya memilih meninggalkan pesantren untuk menyelamatkan diri setelah Diponegoro ditangkap.

"Tidak ada informasi mamadai kemana larinya. Namun beberapa tahun terakhir kami mendapatkan kunjungan dari Kediri yang memberi tahu bahwa Kiai Jamsari II lari diri ke Kediri lalu tinggal dan wafat disana. Di Kecamatan Pesantren, Kediri ada desa bernama Jamsaren," ujar Mufti Addin, lurah Ponpes Jamsaren.

Setelah kosong sekitar 50 tahun dalam kondisi terbengkalai, seorang ulama dari Klaten bernama Kiai Idris yang membangun dan mengembangkan kembali pesantren tersebut. Di tangan Kiai Idris inilah Jamsaren mencapai puncaknya.

Selain mengelola Ponpes Jamsaren, Kiai Idris saat itu juga mengelola Madrasah Mamba'ul Ulum yang didirikan Kraton Surakarta. Sejumlah tokoh pergerakan nasional dari berbagai daerah tercatat pernah belajar di madrasah tersebut.

Sedangkan di Jamsaren, ribuan santri dari berbagai penjuru Asia Tenggara datang berguru kepada Kiai Idris yang dikenal sangat 'alim dan juga menjadi mursyid Thariqah Naqsyabandiyah tersebut.

Di antara nama-nama besar yang pernah nyantri Kiai Idris adalah Kiai Mansyur (pendiri Ponpes Al-Mansyur Klaten), Kiai Dimyati (pendiri Ponpes Termas, Pacitan), Syeich Ahmad al-Hadi (tokoh Islam kenamaan di Bali), Kiai Arwani Amin (Kudus), Kiai Abdul Hadi Zahid (pengasuh Ponpes Langitan).

Bahkan setelah Kiai Idris wafat pada tahun 1923, nama besar Jamsaren masih menjadi rujukan bagi para orangtua untuk mengirim anaknya nyantri. Banyak tokoh besar tanah air merupakan lulusan atau pernah belajar agama secara intens di Jamsaren generasi berikutnya.

Sebut saja misalnya Munawir Sadzali (mantan Menag), Amien Rais (mantan Ketua MPR), KH. Zarkasyi (pendiri Ponpes Gontor), KH. Hasan Ubaidah (pendiri dan pimpinan LDII) serta sejumlah nama lainnya. Jamsaren, sebuah pesantren kuno yang telah menyemai tumbuhnya banyak tokoh di negri ini.

Tokoh sentral yang terakhir memimpin pesantren ini adalah KH. Ali Darokah. Setelah KH. Ali Darokah wafat tahun 1997, Jamsaren dipimpin oleh sebuah dewan sesepuh. Sedangkan sebagai pelaksana keputusan, semua kegiatan dipimpin Mufti Addin selaku lurah pondok.
Sejarah profil ponpes Pondok Pesantren Jamsaren Surakarta (Solo) Jawa Tengah Jateng Indonesia. Berdiri pada tahun 1750. Sistem pendidikan salafiyah dan madrasah diniyah (madin) namun para santri boleh belajar

Pendiri
KH. Jamsari

Pengasuh
1. KH. Jamsari
2. Kiai Jamsari II
3. KH. Idris
4. KH. Ali Darokah

Pendidikan

Unit Pendidikan
1. Pesantren Jamsaren
2. TK/RA Jamsaren
3. Mutiara Center
4. SMA/MA Al Islam Jamsaren
5. SD Al Islam 2 Jamsaren
6. MI Al Islam Jamsaren
7. MTs Al Islam Jamsaren

Ekstrakurikuler

Pesantren ini memiliki Ekstrakurikuler sebagai berikut
    1. Tahfidz
    2.  Hadrah/Nasyid
    3. OSIS
    4. Dewan Kerja Ambalan/Pramuka (DKA)
    5. Palang Merah Remaja (PMR)
    6. Pratroli Keamanan Sekolah (PKS)
    7. Kerohanian Islam (ROHIS)
    8. Tata Busana
    9. Otomotif
    10. Tapak Suci
    11. Futsal
    12.  Bulu Tangkis
    13. Green MALISKA
    14. Jurnalistik
    15. Komputer

  


Hadrah di pesantren Jamsaren

Pelatihan komputer di pesantren Jamsaren

Fasilitas

Pesantren ini memiliki fasilitas sebagai berikut:
   1. Masjid
   2. Gedung Sekolah 3 lantai
   3. Gedung Asrama 3 lt
   4. Ruang kelas dilengkapi LCD Proyektor
   5. Laboratorium SAINS  (Fisika, Kimia, Biologi)
   6. Laboratorium Komputer
   7. Ruang kerja ketrampilan Otomotif dan tata busana
   8. CCTV 24 Jam
   9. Mini Market (SME’sCO mart)
   10. Pos Kesehatan (Poliklinik)
    11. Kantin Sekolah
    12. Parking Area


Masjid di pesantren Jamsaren


Gedung sekolah di pesantren Jamsaren

Alamat

Jl. Veteran No.263, Serengan, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Kode Pos: 57155

Telepon:  (0271)  641864, 647715, 653123
 

KUNJUNGI JUGA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Relasi Pesantren Lainnya