Biografi KH. Muammar Z.A

 
Biografi KH. Muammar Z.A
Sumber Gambar: Istimewa, Ilustrasi: laduni.ID

Daftar Isi Biografi KH. Muammar Z.A

  1. Kelahiran
  2. Keluarga
  3. Pendidikan
  4. Mendirikan Pesantren
  5. Prestasi Qori Internasional

Kelahiran

KH. Muammar Zainal Asyikin atau yang kerap disapa dengan panggilan KH. Muammar Z.A lahir pada tanggal 14 Juni 1954 di Dusun Pamulihan, Warungpring, Kecamatan Moga, kurang lebih 40 KM selatan Ibu Kota Kabupaten Pemalang Jawa Tengah.

KH. Muammar Z.A merupakan putra ketujuh dari sepuluh bersaudara (hanya sembilan yang mencapai dewasa) dari pasangan H. Zainal Asyikin dengan Hj. Mu'minatul Afifah. Ayah beliau adalah tokoh agama di desanya.

Keluarga

KH. Muammar Z.A menikah dengan Syarifah Nadiya, seorang gadis asal Aceh, pada tahun 1984.

Buah dari pernikahannya, beliau dikaruniai seorang putri dan empat putra, yakni Lia Farah Diza, Ahmad Syauqi Al-Banna, Husnul Adib Al Fasyi, Rayhan Al-Bazzy, Ammar Luaiyan Ad-Daany.

Pendidikan

KH. Muammar Z.A memulai pendidikannya dengan belajar di Pondok Pesantren Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah. Setelah mondok di Kaliwungu, beliau melanjutkan pendidikannya dengan belajar di PGA di Yogyakarta dan beliau belajar juga di IAIN Sunan Kalijaga.

Akhirnya, beliau hijrah ke Jakarta melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ), Ciputat. Dari sinilah bakat qori beliau semakin dilatih. Sebab PTIQ merupakan tempat para juara MTQ berkumpul dan karena itu persaingan semakin ketat untuk menjadi yang terbaik. Beliau digembleng oleh guru-guru terbaik baik dalam negeri maupun luar negeri, seperti dari Mesir.

Mendirikan Pesantren

Pada tahun 2002, KH. Muammar Z.A mendirikan Pesantren Ummul Quro yang berada di Cipondoh, Tangerang, sebagai tempat kaderisasi Qari dan Qari’ah muda berkelas internasional sejak dini.

Prestasi Qori Internasional

Prestasi dalam membaca ayat-ayat Al-Qur'an di antaranya adalah sebagai pemenang lomba "Musabaqah Tilawatil Quran" (MTQ) pada tahun 1981 di Indonesia maupun di luar negeri.

Bakat qiro'ahnya sudah terlihat sejak kecil pada saat mengikuti lomba membaca Al-Qur'an di Pemalang pada tahun 1962 dan mendapat juara di umur 7 tahun. Selanjutnya, beliau pernah menjadi juara I MTQ Se-Provinsi DIY tahun 1967. Dan, selama tiga kali berturut-turut (1967, 1972, 1973) menjuarai MTQ tingkal nasional mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Prestasi di tingkat internasional diraih pada tahun 1979 dan 1986 sebagai juara dalam lomba qori' tingkat Internasional. Karena prestasinya di bidang qiro'ah, KH. Muammar Z.A sering mendapatkan undangan untuk melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an dengan suara indahnya di berbagai belahan dunia, di antaranya: mengaji di Istana Raja Hasanah Bolkiah (Brunei), Istana Yang Dipertuan Agung Malaysia hingga ke Jazirah Arab. Beliau juga pernah diundang ke Pakistan untuk melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an di sana pada tahun 2009 dan di Turki pada tahun 2004.

Tentu, perjalanan hidup manusia tidak selamanya manis dan indah. Begitu juga yang dialami oleh KH. Muammar Z.A. Beliau pernah mengalami koma karena kasus tabrakan maut antara mobil yang ditumpanginya dengan truk sehabis melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an di Kota Tegal, Jawa Tengah.

Kejadian memilukan yang terjadi di kawasan Cirebon Jawa Barat hampir merenggut nyawanya. Bahkan, beliau sampai tidak ingat sama sekali tentang lantunan ayat-ayat Al-Quran yang pernah dipelajarinya. Namun, atas bantuan teman-temannya dan tentu rahmat dari Allah SWT, maka perlahan keterampilan qiro'ah pulih kembali seperti sedia kala.

Ibarat pepatah, maka pengalaman KH. Muammar Z.A dalam melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an dari kelas marginal hingga kelas istana para raja. Kenangan yang tidak pernah dilupakan adalah saat melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an di kawasan komplek pelacuran Penjaja Seks Komersial (PSK) di kawasan Saritem Bandung. Saat itu beliau berkolaborasi bersama muballigh kondang (Alm.) KH. Zainudin M.Z. Dalam agenda ini berharap besar dengan adanya lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an, kelak para PSK bisa kembali atau mendapatkan hidayah menuju jalan yang benar yang diridhoi oleh Allah SWT.

Pengalaman menarik lainnya adalah ketika mememenuhi undangan sebuah gereja di Welington, New Zealand (Selandia Baru) untuk melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran di sebuah gereja. KH. Muammar Z.A mengaji di atas meja tanpa speaker di hadapan kurang lebih 400 pastur dan pendeta. Ada yang menarik saat itu, tampak jelas pemandangan Patung Bunda Maria yang memang terpasang tepat berada di atasnya, sementara beliau dengan tenang melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran. 

 

 

Lokasi Terkait Beliau

List Lokasi Lainnya