Kontribusi Madrasah Al-Shaulatiyah dalam Pengembangan Pondok Pesantren di Indonesia

 
Kontribusi Madrasah Al-Shaulatiyah dalam Pengembangan Pondok Pesantren di Indonesia

اعلموا ايها اللمبوكيون الساساكيون!

LADUNI.ID, Jakarta - Tesis Maulanassyaikh yang beliau ungkapkan saat beliau masih belajar di Madrasah Al-Shaulatiyah kitaran tahun 1927 M. Beliau membuat syair di hadapan mudir Madrasah al-Shaulatiyah saat itu maulasyyaikh Salim Rahmatullah Putra Pendiri Madrasah Al-Shaulatiyah Maulanassyaikh Rahmatullah Al-Ahdal Al-Utsmany.

كثر المعاهد والمساجد بيننا * فالصولتية اصلها وامامها حيت بها شمس السماء بقولها * فيا لها من معهد ومدارس

Pondok-pondok pesantren dan lembaga kemasjidan di Indonesia. Madrasah Saulatiyyahlah yang jadi pioner dan pencetusnya. Langit Matahari bersenandung memuji karena karyanyatanya. Duhai bagimu Saulatiyyah Ma’had dan Madrasah-madrasah ini.

Ungkapan Maulanassyaikh tersebut mengungkapkan sebuah temuan bahwa:

Pertama: Madrasah dan Pondok Pesantren Nahdhatul Ulama (NU) di Indonesia dipengaruhi oleh Sosok Alumni Madrasah Al-Shaulatiyah pertama yaitu Hadratussyaikh KH. Hasyim As’ary Asshaulaty. Beliau merupakan salah satu alumni terbaik Madrasah Saulatiyyah saat itu di bawah mudir Pertamanya Maualanassyikh Rahmatullah sang Pengarang Kitab Heroik saat melawan penjajahan Inggris dan melawan kebathilan yang kemudian kitab itu masyhur dengan kitab Izharul Haq.

Semangat pendidikan girah perjuangan dan ruh kemerdekaan Hadhratussyaikh peroleh dari Maulanassyaikh Rahmatullah. Setamat beliau dari madrasah al-Shaulatiyah pulang ke Jawa yang saat itu belum bernama Indonesia beliau membangun dan mengembangkan pendidikan melalui jalur madrasah ma’had dan Organisasi jamiyyah yang kemudian pada tahun 1922 menjelma menjadi Organisasi tersohor dengan nama Pergerakan dan Kebangkitan para Ulama : نهضة العلماء

Ok.. Bolehlah ponpes sudah ada sebelum Hadratussyaikh KH Hasyim As’ary Pulang dari Madrasah Al-Shaulatiyah semisal pondok Pesantren yang didirikan oleh Syaikhona KH. Kholil Bangkalan Madura, tapi ingat beliau semasa dengan Maulanassyaikh Rahmatullah Pendiri Madrasah Al-Shaulatiyah senasab keilmuan dengan KH. Halil Bangkalan belajar di hadapan Syaikh Zaini Dahlan dan guru-guru beliau seterusnya. Paling tidak ada interaksi dengan pendiri Madrasah Al-Shaulatiyah sehingga dapat memberi warna terhadap pengembangan pondok pesantren di Indonesia.

Kedua: KH. Ahmad Dahlan merupakan sosok yang memiliki semangat perjuangan dan pergerakan yang sangat furitanitas saat balik ke Indonesia. Pada prinsip dasarnya beliau satu nasab keilmuan dengan Mbah Hadratussyaikh KH. Hasyim As’ary yang belajar di masjidil Haram yang notebene pengajarnya kebanyakan pengajar di Madrasah Al-Shaulatiyah. Artinya sedikit tidak pergerakan kemajuan Muhammadiyyah sedikit tidak ada spirit pergerakan yang dipengaruhi oleh Madrasah Al-Shaulatiyah Makkah AlMukarramah.

Ketiga: NW hasil karya Putra Sasak Lombok Selaparang Putra Sasak terbaik yang dimiliki oleh Warga Lombok.. Setiap pelosok gubuk dan kampung ada madrasah NW yang dulunya tak ada yang berpikir mendirikan dan mengembangkan pondok pesantren secara terpadu dan klasikal. Kini menjamur madrasah berlebel NU berlebel Muhammadiyah Berlebel NW. Tak lepas dari spirit perjuangan yang dirintis oleh Maulanassyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin AM.

Lombok tak akan ada yang mengenalnya jika tidak ada sesuatu yang berbeda dari yang lain.

Kenapa Maulanassyaikh TGKH. Muhammad ZAM tidak menjadi Orang NU walhal sejarah mencatat beliau yang merestui partai NU lahir di Lombok ini. Namun kebesaran jiwa Maulanassyaikh beliau menyerahkan estapet kepemimpinan ke Murid yang beliau kirim belajar ke Madrasah Al-Shaulatiyah Makkah TGH. Lalu Muhammad Faisal Karang Lebah Manhalul Ulum untuk melanjutkan NU di Lombok ini. Kemudian beliau ingin mengumumkan ke Dunia bahwa Putra Lombok juga mampu merintis dan mendirikan organisasi masyarakat yang mampu bersaing dan memiliki distingsi kekhasan keistimewaan dari sebuah karya besar sang Pahlawan Nasional ini.

Sungguh naaif jika ada oknum yang tak menjaga marwah dan muru’ah putra bangsa yang telah berdedikasi jiwa raganya untuk Lombok NTB dan Indonesia.

Para Cendekiawan di mana suaranya? Para intelektual mana penghargaannya? Para Ulama’ di NTB mana suara penghormatannya terhadap ulama’? Kita harus melebur dalam satu marwah kemuliaan ulama tak tercampuri dendam dengki iri dan ego sektoral. Mari kita satu langkah untuk menghargai jasa pahlawan kusuma bangsa.

Fitnah dan Kebencian saat ini muncul karena kita diam tak menyuarakan kebenaran dan kebangsaan. Astaghfirullah laa Haula Wa laa Quwwata Illa billahil aliyyil azim.

اللهم صل صلاة كاملة وسلم سلاما تاما على سيدنا محمد الذي تنحل به العقد وتنفرج به الكرب وتقضى به الحوائج وتنال به الرغاءب وحسن الخواتم ويستسقى الغمام بوجهه الكريم وعلى آله وصحبه حق قدره ومقداره العظيم.

 


*) Oleh Prof. Dr. TGH. Fahrurrozi Dahlan, QH., SS., MA., Sekjend PBNW