Majelis Ta'lim Wali Songo Tangerang Selatan

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
Klaim Pengelola Lembaga Kirim Pesan ke Pengelola Lembaga
 
Majelis Ta'lim Wali Songo Tangerang Selatan

Profil

Majelis Ta’lim Wali Songo berada di kelurahan Jombang kecamatan Ciputat kabupaten Tangerang propinsi Banten. Majelis ta’lim ini berada di samping stasiun kereta api Sudimara dan bangunannya berada di atas tanah seluas + 500 M2. Untuk menuju majelis ta’lim para jama’ah rata-rata membutuhkan waktu sepuluh sampai tiga puluh menit dari tempat tinggal masing-masing.

Secara geografis desa Jombang berada di ketinggian 80 M diatas permukaan laut. Banyaknya curah hujan 3000 mm dan suhu udara rata-rata 21° C. Jarak desa Jombang dari pusat pemerintahan kecamatan adalah 1 km, dari pusat kota administrative 7 km,  dari ibu kota kabupaten 60 km, dari provinsi Banten 80 km, dan dari ibu kota negara 10 km, berdasarkan sensus bulan Desember tahun 2003.

Bengkel (tempat tinggal) para jama’ah majelis ta’lim mayoritas berada di 4 wilayah kecamatan, yaitu kecamatan Pamulang, kecamatan Ciputat, kecamatan Pondok Aren, dan kecamatan Ciledug, walaupun ada sebagian dari anggota majelis ta’lim berasal dari Jakarta.

B.    Sejarah Singkat Majelis Ta’lim Wali Songo

Pada pertengahan tahun 1999 terbentuk sebuah pengajian yang di namakan pengajian Syarif Hidayatullah di kawasan Gaplek Ciputat yang diadakan di pangkalan kusen milik H. Ikhwan, dimana pembimbingnya terdiri dari 2 orang yaitu KH. Wawan Arwani dan KH. Busrol Karim keduanya berasal dari Pondok Pesantren Buntet Cirebon Jawa Barat. Pengajian ini diadakan setiap malam minggu ba’da Isya. Pengajian yang beranggotakan (jamaah) para pengrajin kusen ini pun ternyata dibarengi dengan kegiatan arisan.

Atas beberapa pertimbangan, maka pengajian ini dibelah menjadi dua nama yakni Syarif Hidayatullah dan Wali Songo. Pertimbangannya adalah saking banyaknya jamaah yang berasal dari Ciledug dan sekitarnya. Pada tanggal 12 bulan Juni tahun 2001 para jamaah memusyawarahkan masalah ini sehingga diambillah keputusan bahwa pengajian dibelah menjadi dua dan lahirlah Majelis Ta’lim Wali Songo di kediaman salah satu guru pembimbing yaitu K.H. Busrol Karim di kelurahan Jombang kecamatan Ciputat.

Nama Wali Songo di ambil dari nama sebuah kelompok para wali yang menyeberkan agama Islam di daerah Jawa, nama ini terinspirasi oleh semangat da’wah para wali yang tak pernah putus asa untuk berdakwah baik melalui budaya, pernikahan dan bahkan melalui perdagangan.
Mereka semua adalah pedagang yang mengagumi para wali, maka nama Wali Songo yang popular itupun dijadikan sebagai nama pengajian agar mudah di ingat dan diharapkan mempunyai pengaruh terhadap semanagt dakwah dan kehidupan para jamaah.

Setelah berlangsung sekitar kurang lebih 2 tahun, para pengurus majelis ta’lim mengusulkan kepada pembimbing agar membuat Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Wali Songo, yakni pendidikan anak seperti Taman Pendidikan Al-Quran (TPA). Usulan ini di izinkan oleh pembimbing. Dan sampai saat ini kegiaan TPA itupun masih berlangsung bahkan mempunyai anak didik ratusan orang.

Pengasuh

KH. Busrol Karim

Kegiatan Majelis Ta'lim Wali Songo

Majelis Ta’lim Wali Songo sangat berperan dalam meningkatkan etos kerja para pengrajin kusen, terutama memotivasi untuk meningkatkan produktivitas dengan dibarengi nilai-nilai kerja secara Islami. Dalam meningkatkan produktivitas umat (jamaah/ anggota Majelis Ta’lim) ini, maka diadakan bimbingan terhadap para jamaah yang dilaksanakan setiap malam kamis pukul 19.30 WIB sampai pukul 22.30 WIB dengan materi yang bervariasi.

Materi-materi yang disampaikan tentu saja adalah pengetahuan agama Islam yang memuat berbagai macam kajian ilmu, seperti tauhid, fiqih, akhlak, serta ilmu Tasawuf. Adapun guru-gurunya adalah KH.Drs. Busrol Karim, KH. Drs. Nuruddin Munawar (pimpinan Pondok Pesantren Tapak Sunan, Condet), dan Ustadz Ahmad Faiz Al-Hakam M.Ag. (pimpinan Pondok Pesantren Ibnu Tholhah).

Kitab yang digunakan sebagai rujukan pemateri adalah kebanyakan kitab-kitab salaf (kitab kuning) seperti kitab Hikam, al-Um, Ihya ‘Ulumuddin, Fathul Qorib dan lain-lain. Materi yang disampaikan adalah menjelaskan aspek tauhid, akhlak dan fiqih. KH. Busrol Karim mengatakan, “ Yang terpenting di dalam pengajian ini, adalah pemantapan keimanan para jamaah terhadap kebesaran dan kekuasaan Allah, juga menanamkan kesadaran bahwa setiap manusia melakukan kegiatannya, semua akan dinilai oleh Allah SWT”.41 Hal ini selaras dengan apa yang telah ditulis oleh KH. Toto Tasmara “ Yes we
 

Alamat

Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat, Kabupaten Tangerang Selatan, Propinsi Banten