Profesor Asal Indonesia dan Mustasyar PCI-NU Ini Jadi Dosen Terbaik di Jerman

 
Profesor Asal Indonesia dan Mustasyar PCI-NU Ini Jadi Dosen Terbaik di Jerman

LADUNI.ID, Jakarta - Seorang profesor asal Indonesia mengharumkan nama bangsa setelah dirinya mendapat penghargaan sebagai Teacher of the Year 2020 atau dosen terbaik. Dia adalah Prof Dr.-Ing. Hendro Wicaksono yang saat ini mengajar di Universitas Jacobs, Bremen, Jerman.

Dosen yang memiliki banyak prestasi luar biasa ini dinobatkan sebagai dosen terbaik karena berhasil menjadikan metode pembelajaran daring yang secara intrinsik memuaskan dan memberi pengalaman berharga bagi mahasiswanya.

Selain itu, Prof Hendro juga dinilai telah sukses dalam memberikan perkuliahan yang bersifat persuasif dengan kemampuannya mendorong antusiasme mahasiswa dengan sangat tinggi, khususnya di masa perkualiahan virtual atau daring yang dilaksanakan selama masa pandemi Covid-19.

Baca juga: Anak Tukang Becak yang Raih Gelar Doktor di Inggris Ini Sekarang Ingin Memutus Rantai Kemiskinan

Menanggapi prestasi itu, pejabat Pensosbud KBRI Berlin, Jerman, Hannan Hadi mengatakan bahwa selama masa pandemi Covid-19 kampus melaksanakan penilaian terhadap dosen terbaik berdasarkan apa yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran secara daring.

Meskipun Prof Hendro baru sekitar 3 tahun mengajar di Universitas Jacobs, namun dia telah menjabat sebagai Head of Research Group for Intelligent Data Management for Industry 4.0 (INDEED) di kampusnya dan berhasil memperoleh predikat dosen terbaik

Prof Hendro yang juga sebagai Mustasyar PCI-NU Jerman ini juga menjelaskan bahwa sebenarnya materi pembelajaran di internet pada dasarnya sangat mudah diakses oleh mahasiswa, baik dari sumber gratis maupun berbayar.

“Kita dengan mudah dapat mempelajari konsep-konsep dan teknologi baru lewat internet,” ujar Prof Hendro. Kondisi ini, lanjut dia, justru menjadi tantangan bagi para dosen.

Baca juga: Kisah Teddy Kardin, Ahli Pisau Militer yang Diakui AS dan Dunia

Selain itu, Prof Hendro juga menjelaskan bahwa menjadi seorang dosen setidaknya juga harus menjadi peramu dan pembawa ilmu, bukan sekadar penyampai ilmu. "Seorang dosen tidak hanya sebagai penyampai ilmu, tapi juga peramu dan pembawa ilmu," tuturnya.

Media seperti internet, game, virtual reality, dan lainnya, lanjut Prof Hendro, hanyalah perantara. Dia juga menyampaikan bahwa dirinya tidak boleh hanya mengambil isi buku, artikel, atau video, sebagai materi pengajaran, tapi meramunya dari beberapa sumber, termasuk pengalaman dan sudut pandang pribadi.

Sebelumnya, Prof Hendro memperoleh gelar Dr Ing di bidang teknologi mesin dari Institut Teknologi Karlsruhe, Jerman. Dia dinobatkan sebagai profesor di Universitas Jacobs saat masih berusia 38 tahun.

Riwayat Hidup Prof Hendro Wicaksono

Prof Hendro merupakan seorang anak desa dari Sidoarjo. Ia dibesarkan dalam lingkungan keluarga dengan amaliyah NU yang kental. Pendidikan formalnya ia selesaikan di SMP dan SMA 1 Sidoarjo sebelum kemudian sukses menyelesaikan pendidikan S1 di Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 2002.

Baca juga: Imam As-Suyuthi Saat Usia 22 Tahun Sudah Menulis Tafsir Selama 40 Hari

Hendro kemudian melanjutkan S2-nya dalam bidang Teknik Elektro di Karlsruhe Institute of Technology (KIT), Jerman, mulai tahun 2003. Rasa haus akan ilmunya mendorong ia melanjutkan S3 di kampus yang sama di bawah bimbingan Prof. Jivka Ovtcharova.

Disertasinya yang berjudul An Integrated Method for Information and Communication Technology (ICT) Supported Energy Efficiency Evaluation and Optimization in Manufacturing: Knowledge-based Approach and Energy Performance Indicators (EnPI) to Support Evaluation and Optimization of Energy Efficiency diselesaikannya pada 2016.

Riset doktoralnya ini ditujukan untuk mengembangkan sebuah metode yang bersifat holistik untuk evaluasi dan optimisasi energi dalam proses manufaktur di industri.  Karenanya ia sangat akrab dengan berbagai bahasa pemrograman di antaranya R, Weka, Oracle, MySQL, Java, C++, hingga XML dan OWL. Selama risetnya di KIT, ia telah berhasil menerbitkan sejumlah lebih dari 40 publikasi dan turut mensukseskan 13 proyek penelitian baik dalam ruang lingkup Jerman maupun internasional.

Baca juga: Milenial Perlu Tahu, Ini 5 Ilmuwan Muslimah yang Mampu Mengubah Dunia

Dengan pencapaian yang luar biasa ini, tak heran kiranya pasca menyabet gelar "Dr.-Ing." dari KIT dengan pujian, Hendro segera memulai karir baru sebagai profesor di Jacobs University Bremen (JUB), Jerman, sejak bulan Januari 2018 yang lalu.

Di sana ia memfokuskan dirinya dalam bidang Industry 4.0, Energy Efficiency, Information Technology, dan Industrial Engineering and Management. Yang tak kalah luar biasanya, di samping kesibukannya sebagai full-time profesor, Hendro juga berkhidmah sebagai Mustasyar PCINU Jerman.