Kisah Karomah KH. R. As’ad Syamsul Arifin yang Dapat Hadir di Banyak Tempat dalam Satu Waktu

 
Kisah Karomah KH. R. As’ad Syamsul Arifin yang Dapat Hadir di Banyak Tempat dalam Satu Waktu

LADUNI.ID, Jakarta – Ada sebuah kisah yang mengisyaratkan bahwa KH. R. As’ad Syamsul Arifin memang bukanlah ulama sembarangan. Kisah itu terjadi pada saat Kiai Mujib (teman KH. As’ad) diajak KH. As’ad menghadiri delapan acara walimah haji yang berada di luar kota.

Keduanya pun berangkat dari rumah, sekitar pukul 20.30 WIB. Namun anehnya, Kiai Mujib baru merasakan keajaiban yang dialaminya setelah kembali ke Sukorejo. Dia kaget lantaran delapan lokasi acara walimah haji yang didatangi oleh KH. As’ad ternyata hanya ditempuh dalam waktu dua jam.

Padahal, perjalanan pulang pergi aja memerlukan waktu dua jam, sementara mereka harus mengunjungi delapan kali acara yang tempatnya masing-masing sangat berjauhan. Ini belum lagi dihitung waktu KH. As’ad memberi ceramah dan jamuan makan, yang tentu saja memakan waktu tidak sebentar.

Ini ajaib. Mana mungkin perjalanan yang seharusnya memakan waktu dua jam plus semua acara yang tempatnya saling berjauhan dan memakan waktu berjam-jam itu, bisa dilakukan hanya dengan dua jam.

Kiai Mujib pun mengemukakan kebingungannya itu kepada sopir KH. As’ad, H. Abdul Aziz.

“Iya..ya, kenapa bisa begitu?” katanya sambil berulang kali melihat jam tangannya untuk meyakinkan diri bahwa saat itu memang baru pukul 22.30 WIB.

Usut punya usut, seminggu kemudian. Di Sukorejo, Haji Aziz akhirnya memperoleh info mengenai keributan yang hampir saja terjadi di antar pemilik delapan acara walimah tersebut karena masing-masing ngotot didatangi kiai pada saat yang bersamaan. Akhirnya, mereka sama-sama heran, sebab masing-masing mempunyai bukti berupa foto ketika kiai berada di rumah-rumah mereka.

Peristiwa seperti itu tampaknya juga pernah dialami sendiri oleh KH. As’ad ketika muda. Dia heran, ada kiai yang menjadi imam shalat Jumat di tiga masjid dalam waktu yang bersamaan.

Menurut kisah, KH. As’ad bermakmum saat shalat Jumat dengan di Masjid Besuki. Bupati Situbondo, yang mendengar hal itu, membantah dan sambil ngotot mengatakan bahwa Kh. As’ad hari itu mengimami shalat Jumat di Situbondo, bahkan sang bupati mengaku berdiri tepat di belakangnya. Penghulu Asembagus yang kebetulan mendengar pertikaian itu, malah menimpali bahwa KH. As’ad menjadi imam masjid di daerahnya.

Hal itu mengingatkan KH. As’ad pada dawuh (perintah) Habib Hasan Musawa bahwa KH. As’ad telah mencapai maqam fana fi adz dzat, bisa menjadi tiga bahkan sepuluh dalam waktu bersamaan. Ilmu yang sama kelak akan dimiliki juga oleh KH. As’ad.