Ketakjuban Ahli Surga Melihat Allah SWT

 
Ketakjuban Ahli Surga Melihat Allah SWT

LADUNI.ID, Jakarta - Satu-satunya kenikmatan surga yang paling agung adalah bertemu Allah dan melihatNya secara langsung. Ketika bertemu Allah, inilah kenikmatan dan kelezatan luar biasa yang tidak bisa diukur dengan segala bentuk kenikmatan Surgawi.

Pada saat ahli surga melihat Allah, mereka lupa segalanya, mereka tidak ingat lagi terhadap bidadari yang selalu melayaninya, mereka lupa pada nikmatnya makanan dan minuman surga, mereka lupa terhadap indahnya taman, pepohonan, sungai-sungai dan aneka istana yang ada di dalam surga. Inilah puncak segala kenikmatan dan kelezatan yang dialami oleh manusia di akhirat.

Diceritakan dalam Tafsir Surat Yasin: Ketika penduduk surga sudah selesai makan dan minum menurut apa yang mereka inginkan. Allah lalu berfirman pada mereka: Mintalah kepadaKu, wahai hamba-hambaKu, Aku akan memberi pada kalian”. Penduduk surga mengatakan: Kami minta keridlaanMu. Allah kemudian membuka hijab, maka terlihatlah oleh hamba-hamba itu, menurut tingkatan mereka berada, apa yang dikehendaki oleh Allah Ta ala. Mereka semua melihat Allah, sebagaimana melihat bulan purnama. Penduduk Surga itu lantas menundukkan kepala dengan bersujud. Allah Ta‘ala lantas berfirman : "Wahat hamba-hambaKu, angkatlah kepalamu, ini bukan waktuhya bersujud dan rukuk, melainkan waktunya melihat kebagusan Dzat yang punya keagungan.[1]

Jabir berkata : Nabi SAW bersabda : Diantara kenikmatan penduduk surga adalah ketika ada nur yang menyinari mereka, lantas mereka mengangkat kepalanya. Tibatiba Tuhan Yang Maha Mulia telah melihat mereka darj atas. Lalu Allah memberi salam: "Semoga rahmat tetap tercurahkan kepada kalian, wahai penduduk surga”. Demikian ini adalah makna dari firman Allah Ta’ala:

سَلٰمٌۗ قَوْلًا مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍ (٥٨)

Salaamun qawlan min rabbin rahiimin.

“(Kepada mereka dikatakan): Salam, sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.” (Surat Yasin: 58).

Allah melihat kepada penduduk surga, sedangkan penduduk surga melihat kepada Allah Ta ala dan tidak berpaling sedikitobun kepada kenikmatan yang lain. Selama mereka’ melihat Allah, mereka lupa pada seluruh ke nikmatan yang ada, sebab lezatnya melihat kebagusan Dzat yang punya keagungan. Sehingga kenikmatan yang lain terhalang dari penduduk surga, yang tetap adalah Nur Allah, dan keberkahan Allah yang ada di dalam rumahrumah mereka. Sehingga penduduk surga bisa melihat Allah yang kedua kalinya dan yang ketiga kalinya.[2]

Dalam tafsir Surat Yasin pada bagian yang lain terdapat keterangan sebagai berikut: Ketika penduduk surga sedang menikmati makan dan minum dengan lezatnya tibatiba ada seruan: "Wahai orang-orang yang bertaqwa, séwaktu di dunia kalian telah dihalangi oleh kelezatan dunia, juga dihalangi dari kenikmatannya, maka sekarang terbuka semua dengan adanya minuman yang suci dan lezat dan kenikmatan surga”.

Lantas orang-orang mukmin itu berkata: “Wahai Tuhan kami, Engkau telah berjanji kepada kami ketika di dunia untuk melihat wajah Engkau, dan Engkau adalah Dzat yang tidak menyalahi janji!”.

Ketika orang-orang mukmin selesai mengatakan demikian, tiba-tiba datanglah sesuatu yang berbentuk seperti mendung. Di tengah-tengah mendung terdapat kilatan cahaya. Kemudian hijab diangkat, maka tampaklah jelas sinar kebagusan Allah Ta‘ala, seperti bulan di malam bulan purnama yang tanpa rupa dan tanpa arah. Serta merta orang-orang mukmin merendahkan diri sambil berteriak, sehingga suaranya sampai di Arsy. Orang-orang mukmin saat itu berada dalam kebahagiaan, kemudian mereka minum mi numan yang suci.[3]

Ada keterangan yang mengatakan, bahwa melihat Allah SWT adalah besar-besarnya kenikmatan di dalam surga Sampai penghuni surga lupa pada kenikmatan yang lain.[4]

Shuhaib r.a.berkata: Rasulullah SAW pernah bersabda: Ketika ahli surga masuk ke surga, maka Allah berrfirman kepada mereka : "Apakah kalian suka Aku tambahi sesuatu ?”. Mereka menjawab: "Tidakkah telah Engkau putihkan wajah kami ? Tidakkah telah Engkau masukkan kami ke dalam surga ? Tidakkah telah Engkau selamatkan kami dari neraka ?°. Allah kemudian membuka tirai hijabNya hingga terlihat kepada mereka. Maka tidak ada sesuatu yang lebih mereka sukai dari pada melihat ke wajah Tuhan mereka. [5]

Sering dan tidaknya penghuni surga bertemu Allah itu adalah dengan melihat tingkat kemuliaannya dan derajatnya di dalam surga.

lbnu Umar r.a. meriwayatkan, Rasulullah SAW ber, sabda: "Sesungguhnya serendah-rendah tempat penghu. ni surga bagi seseorang adalah ia bisa melihat beberapa Surganya, beberapa istrinya, kenikmatannya, beberapa pelayannya, luas surganya adalah perjalanan 100 tahun, Sedangkan mereka yang paling mulia bagi Allah adalah orang yang bisa melihat wajah Allah yang mulia setiap pagi dan sore”.[6]

Saat ahli surga melihat Allah, mereka bisa melihatnya dengan terang dan jelas sekali, tidak remang-remang, dan juga tidak silau. Karena itu, mereka bisa menikmatinya dengan penuh kelezatan.

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Jarir bin Abdullah, ia berkata : Kami bersama Rasulullah SAW, tiba-tiba Rasulullah SAW melihat bulan purnama seraya bersabda: "Kalian akan melihat Tuhan kalian sebagaimana melihat bulan ini, tidak silau dalam melihatnya dan tidak keliru”.[7]

Al-Ghazali mengatakan: Melihat Allah adalah puncak kebahagiaan dan menjadi klimaksnya kenikmatan. Segala bentuk kenikmatan yang terdapat di dalam surga akan hilang saat bertemu Allah. Tidak ada kebahagiaan bagi ahli surga yang melebihi kebahagiaannya saat bertemu Allah. Tidak ada suatu kelezatan di dalam surga yang melebihi kelezatan ketika bertemu Allah. Maka tidak pantas bila seorang hamba merindukan sesuatu di dalam surga dengan tidak merindukan bertemu Allah sebagai Pemiliknya.

 

[1] Tafsir Surat Yasin. hal: 22
[2] Tafsir Surat Yasin. hal: 22
[3] Tafsir Surat Yasin. hal: 23, 24
[4] Ihya’ Ulumuddin. Jilid: IV. hal: 3015
[5] H.R. Muslim. Lihat Riyadlush Shalihin. hal: 709
[6] Al Jami u Ash-Shaghir. hal: 78
[7] H.R. Bukhari dan Muslim. Lihat Riyadlush Shalihin. hal: 709


Sumber: Haqiqi Alif. 100 Berita dari Kubur. Jombang: Lintas Media, tanpa tahun.