Majelis Habaib Jawa Barat Serukan Kedamaian dan Tolak Dakwah Arogan

 
Majelis Habaib Jawa Barat Serukan Kedamaian dan Tolak Dakwah Arogan

LADUNI.ID, Bandung - Seluruh habaib yang tergabung dalam Majelis Habaib Jawa Barat menyerukan kedamaian dan menolak dakwah bernada kasar dan arogan demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indoanesia (NKRI). Seruan ini disampaikan dalam sebuah Halaqah yang digelar untuk menyikapi kegaduhan pasca pulangnya Habib Rizieq Shihab ke Tanah Air.

"Demi kedamaian, marilah kalau kita mengajak kepada hal yang baik, caranya juga harus baik, santun, bijak. Kita tidak bisa mengubah seseorang dengan cara yang kasar, arogan. Tidak bisa. Selain menimbulkan antipati, akan hilang pesan bahwa Islam adalah rahmatan lilalamin, rahmat bagi alam semesta," tegas Habib Umar bin Husein Assegaf, inisiator Halaqah Majelis Habaib Jawa Barat, di kawasan Kopo, Kota Bandung, Sabtu (29/11/2020) lalu.

Melalui Halaqah tersebut, Habib Umar bin Husein Assegaf mengatakan bahwa dalam syiar Islam, para habib harus menggunakan cara-cara elegan dengan menghindari kata-kata kasar dan kurang santun. Apalagi Islam mengajarkan kebaikan dengan acara-acara baik.

Para habaib berkumpul dalam Halaqah untuk menyamakan visi dan misinya sekaligus menunjukkan sikap kepada masyarakat luas dalam menyikapi kegaduhan tersebut.  Melalui halaqah inilah, Majelis Habaib Jawa Barat mengajak semua pihak, terutama para habib untuk mensyiarkan akhlak mulia yang merupakan ciri khas dari dzurriyah Rasulullah Muhammad SAW dan mengimbau bersikap proaktif dalam merajut persatuan dan ukhuwah Islamiah secara baik dan damai.

"Mari kita sama-sama membangun bangsa Indonesia dengan segala potensi yang dimiliki demi NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) yang baldatun toyyibatun warobbun ghofuur," tutur Habib Umar, sebagaimana dikutip Laduni.id dari laman inews.com pada Senin (14/12/2020).

Selain itu, Halaqah Majelis Habaib Jawa Barat, tutur Habib Umar, benar-benar murni muncul dari hati sanubari para habib, termasuk ulama dan mubalig di Jabar sebagai salah satu implementasi nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.

Habib Umar juga menyampaikan bahwa kegiatan ini juga menjadi wujud pernyataan sikap bahwa para habib, termasuk ulama dan mubaligh di Jabar banyak yang tidak sependapat dengan cara-cara yang tidak elegan, baik dalam syiar Islam maupun menunjukkan perbedaan pandangan dalam berpolitik.

"Karena banyak juga masyarakat yang bertanya, apakah para habib sama caranya, sama sepak terjangnya dalam pembinaan keagamaan dalam memperlihatkan ketidakcocokan baik dalam politik atau apapun. Saya jawab tidak. Karena banyak habib, ulama, dan mubalig menyatakan tidak setuju dengan cara-cara tersebut," jelasnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Habib Syarif Muhammad Alaydrus. Beliau menyampaikan bahwa, para habib di Jabar tak ingin terjebak dan terbawa arus dalam friksi dan kelompok. Pihaknya pun tak ingin menjadi bagian dari masalah ataupun membuat masalah menjadi lebih kompleks.

"Kami ingin ikut ambil bagian memberikan solusi agar masalah ini tidak berkepanjangan dan semakin kompleks karena kami mengharapkan Indonesia ini damai. Karena, damai itu indah, sehat, dan dambaan semua insan," terang Habib Syarif.(*)