Inspirasi Hidup: Pelari Spanyol Ini Bantu Lawannya untuk Menang

 
Inspirasi Hidup: Pelari Spanyol Ini Bantu Lawannya untuk Menang

LADUNI.ID, Jakarta - Pelari jarak jauh yang mewakili Negara Kenya, Abel Mutai, hanya berjarak beberapa meter dari garis finish, tetapi karena bingung dengan tanda-tanda garis finish, ia berhenti. Ia berpikir bahwa ia telah menyelesaikan perlombaan itu.

Sementara atlet Spanyol, Iván Fernandez, berada tepat di belakangnya dan menyadari apa yang terjadi, dia mulai berteriak kepada pelari Kenya itu untuk terus berlari, tetapi Mutai tidak bisa berbahasa Spanyol dan tidak mengerti. Jadi orang Spanyol itu mendorongnya menuju garis kemenangan.

Seorang jurnalis bertanya kepada Iván: "Mengapa anda melakukan itu?"

Ivan menjawab: "Impian saya adalah suatu hari nanti kita hidup bersama dan memiliki moral yang baik di dalam masyarakat."

Wartawan itu bersikeras: "Tapi mengapa Anda membiarkan orang Kenya itu menang?"

Ivan menjawab: "Saya tidak membiarkan dia menang, memang dia akan menang."

Wartawan itu bersikeras lagi: "Tapi Anda bisa menang jika tidak membantunya?!"

Ivan memandangnya dan menjawab: "Tapi apa manfaat dari kemenangan saya? Apa kehormatan dari medali itu? Apa yang akan ibu saya pikirkan dan katakan tentang itu kepada saya?"

***

Itulah nilai-nilai kehidupan yang diturunkan dari generasi ke generasi. Pada akhir dialognya dengan sang wartawan, Ivan menyebut seorang ibu yang akan memikirkan dan mengatakan sesuatu yang tidak diinginkan bila Ivan tidak membantu Mutai.

Itulah nilai-nilai kehidupan. Nilai-nilai apa yang kita ajarkan kepada anak-anak kita dan seberapa besar kamu menginspirasi orang lain untuk berhasil? Sebagian besar dari kita mengambil keuntungan dari kelemahan orang daripada membantu memperkuatnya.

Mungkin banyak orang yang berpikir kenapa Ivan tidak mendahului saja dan membiarkan Mutai kalah dalam lomba lari itu. Bila Ivan sampai lebih dulu di garis finish maka ia akan menang dan menjadi juara. Sementara Mutai akan kalah lantaran ketidaktahuannya.

Tetapi Ivan tidak melakukan itu. Ia memilih untuk memberi tahu Mutai bahwa garis finish bukan di situ. Ivan lebih memilih mengakui “kemenangan” Mutai yang jelas-jelas pemenangnya, daripada egois mengikuti nafsu untuk mengalahkan Mutai yang bingung garis finish-nya di mana.

Ya, itulah nilai kehidupan yang bisa dipelajari dari seorang Ivan. Ia tidak peduli menang atau kalah, yang ia pedulikan hanya lah bagaimana ia “menang” melawan dirinya sendiri. Itulah kemenangan sejati dalam hidup, kemenangan yang akan mengantaskan jiwa dan hati untuk menjadi orang besar yang dikenang.(*)

***

Editor: Muhammad Mihrob