Doa Rasulullah SAW Saat Menikahkan Sayyidah Fatimah Azzahra

 
Doa Rasulullah SAW Saat Menikahkan Sayyidah Fatimah Azzahra

LADUNI.ID, Jakarta - Sayyidah Fatimah RA. lahir hari Jum'at 20 Jumada Tsaniyah saat kaum Quraisy memasang Hajar Aswad dan membangun Ka'bah. Ada riwayat bahwa Sayyidina Ali RA. dan Sayyidah Fatimah RA. bertanya kepada Al-Abbas ra. tentang siapa yang lebih tua di antara mereka. Al-abbas RA. menjawab: “Kamu wahai Ali dilahirkan beberpa tahun sebelum kaum Quraisy membangun Ka'bah. Sedang kamu (Siti Fatimah) dilahirkan saat mereka mebangun Ka'bah dan usia Rasululloh SAW. 35 tahun, 5 tahun sebelum Nubuwwah.

Nama Sayyidah Fatimah diberi julukan “Azzahra Albatul”. Puteri terakhir Baginda Nabi SAW dan Sayyidah Khadijah Alkubro RA. Tentang pilihan nama ini Baginda Nabi SAW. bersabda:

إنما سميت فاطمة فاطمة لان الله فطمها ومحبيها من النار

"Aku menamainya dengan nama Fatimah tiada lain karena sungguh Allah telah mensapih/ menjauhkannya beserta orang-orang yang mencintainya dari neraka."

Disebut Azzahara (bunga) karena beliau menjadi bunga bagi Sang Ayahanda SAW. Disebut Albatul (terputus) karena beliau telah terputus dari hal-hal yang bersifat duniawi dan menjadikan setiap tindakan serta ucapan beliau Sayyidah Fatimah hanya untuk ibadah.

Pada usia 18 tahun, Sayyidah Fatimah RA. dinikahkan dengan Sayyidina Ali RA. yakni pada bulan Ramadan, tepat setelah kejadian perang Badar Kubro tahun ke-2 Hijriyah. Sebenarnya banyak para sahabat yang telah meminang beliau Sayyidah Fatimah. Namun berdasarkan perintah wahyu dari Allah SWT., Baginda Nabi SAW menikahkan dengan Sayyidina Ali RA. yang saat itu telah berusia 21 tahun.

Dari pernikahan ini lahirlah para ahlulbait yang mulia yakni: Al-hasan, Al-Husain, Muhassin, Zainab, Ummu Kultsum dan Ruqoyyah رضي الله عنهم أجمعين.

Adapun doa Nabi Muhammad SAW saat pernikahan Sayyidah Fatimah Azzahra adalah sebagai berikut:

جمع الله شملكما وبارك عليكما وأخرج منكما الكثير الطيب

"Semoga Allah menyatukan, memberkati dan mengeluarkan dari kalian berdua keturunan baik yang banyak."

Sejarah betul-betul telah membuktikan kebenaran doa tersebut. Lahirlah para imam, ulama serta auliya dari keturunam beliau berdua. Sebut saja Syeh Abdul Qadir Jailani, Imam Abulhasan Ali Asyadzily, Imam Bahauddin Annaqsyabandi, Imam Abul'abbas Ahmad At-Tijany, Sayyidina Alfaqih Almuqoddam, Imam Alhabib Abdullah Al-Haddad, Imam Alhabib Ali Alhabsyi, para Wali Songo dan lain-lain yang nanti akan ditutup dengan munculnya Imam Assayid Muhammmad bin Abdullah Almahdi pada era turunnya Nabi Isa As. ke bumi.

Di antara kalam dan keistimewaan beliau Sayyidah Fatimah Azzahra adalah: kalam beliau yang paling masyhur adalah saat beliau ditanya sang ayah Rasulullah SAW: "Apakah yang terbaik bagi seorang wanita?", maka Sayyidah Fatimah menjawab:

أن لا ترى الرجال ولا يرونها الرجال

"Tidak melihat kaum pria dan tidak dilihat oleh mereka."

Jawaban singkat ini membuat Rasulullah SAW sangat bahagia, kemudian mendekap erat sang puteri tercinta. Gambaran ideal seorang wanita mulia yang selalu menjaga kehormatan diri dan tidak mau menjadi maftunah (terkena fitnah karena suka memandang ketampanan kaum pria) dan fatinah (menjadi fitnah bagi kaum pria karena suka memamerkan kecantikan).

Saking sempurnanya beliau Sayyidah Fatimah, dalam menjaga kehormatan hingga berkahnya akan dirasakan oleh semua keturuna beliau. Baginda Nabi SAW bersabda:

ان فاطمة أحصنت فرجها فحرم الله ذريتها على النار

"Sesungguhnya Fatimah sangat menjaga kehormatanya sebab itulah Allah mengharamkan keturunanya dari neraka."

Ini menjadi sebuah pelajaran besar bagi kaum ibu-ibu yang ingin tahu cara nirakati anak cucunya agar diselamatkan dari neraka dan dari hal-hal yang bisa menjerumuskan mereka ke dalam neraka.

Salah satu keindahan akhlak Sayyidah Fatimah adalah tidak gengsi dan tidak bermalas-malasan dalam melaksanakan pekerjaan rumah. Menggiling makanan hingga tangan beliau bengkak. Ngangsu air, menyalakan tungku api untuk memasak, membersihkan rumah, dan menenun kain dengan upah dari pemiliknya.

Padahal, puteri siapakah beliau? Kurang alim apa beliau? Kurang salehah apa beliau? Bahkan, jika diizini semua orang beriman, tentu sangat mau menjadi khodim beliau. Tapi, begitulah kehidupan keseharian Sang Tuan Puteri semua kaum hawa kelak di surga.

Setelah Rasulullah SAW pada 12 Robiul Awwal 11 H., Sayyidah Fatimah tidak pernah tertawa hingga beliau menjadi awal ahli bait yang menyusul Sang Kekasih SAW. Beliau wafat pada hari Senin tanggal 2 Ramadan 11 H. atau 6 bulan setelah wafatnya Rasulullah Saw. Menurut versi lain, beliau wafat malam Selasa tanggal 3 Ramadan. والله أعلم

***

Sumber: Beberapa kitab Ma'a Ziyadah.
Editor: Muhammad Mihrob