Inilah Gebrakan Ketum PB PMII Terpilih, M. Abdullah Syukri

 
Inilah Gebrakan Ketum PB PMII Terpilih, M. Abdullah Syukri
Sumber Gambar: Instagram M. Abdullah Syukri (@mabdullahsyukri)

LADUNI.ID, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) periode 2021-2024, Muhammad Abdullah Syukri menawarkan konsepsi baru yang mengubah paradigma lama PMII, yaitu Paradigma Kritis Transformatif (PKT). Menurutnya, paradigma itu perlu dimodifikasi menyesuaikan perkembangan zaman.

Pria yang akrab disapa Abe itu, menilai di era disrupsi informasi ini kita dihadapkan oleh kompetisi yang ketat melalui inovasi dan kreasi. Itu sebabnya, gerakan kepemudaan kontemporer harus peka, cermat dan aktif melakukan pelbagai terobosan baru yang berkelanjutan, membawa inspirasi dan maslahat bagi banyak orang.

"Banyak orang yang bilang ini abad revolusi industri 4.0, orang dituntut untuk berkarya dan berproduksi dan harus berbeda satu dengan yang lainnya. Yang membedakan satu individu, kelompok satu dengan lainnya adalah produk, karya. Maka izinkanlah saya untuk menambahkan satu kata, Kritis, Transformatif dan Produktif," terang Abe dalam perbincangannya di acara Talkshow Peci dan Kopi Edisi Kongres PMII ke-20, yang ditayangkan 164 Channel--kini berubah nama menjadi TV NU, pada 9 Maret 2020.

Dari pengalamannya melihat kondisi PMII di sejumlah tempat, Abe menyebutkan sebenarnya sudah ada beberapa kader yang mengembangkan inovasinya, hanya saja belum mendapat dukungan penuh.

"Saya melihat di beberapa Cabang, mereka sudah ada yang berorientasi karya dan produk. Hanya dia belum masif. Saya berkunjung ke salah satu cabang di Jawa Timur. Mereka punya karya di bidang enterpreneur. Mereka menggunakan whatsapp akun bisnis, menyediakan jasa, desain dan lain sebagainya, dan itu laku dijual dan bisa menghidupi komisariat. Itu satu contoh produk PMII di bidang kewirausahaan. Mengapa tidak masif? Mungkin belum ada dipanggungkan, atau belum punya legitimasi ilmiah sehingga ditiru dan dikopi oleh komisariat lain," beber Abe, sebagaimana rilis yang diterima Laduni.ID, Kamis (25/3/2021).

Ia berharap, nantinya, proses diskusi yang kerap dilakukan oleh para kader PMII dapat berlanjut menjadi aksi yang membuahkan hasil, karya, dan inovasi. "Misalnya, sahabat-sahabat yang biasa berdiskusi semalaman, mana bukunya, mana jurnalnya, mana artikelnya, mana konten di media sosialnya? Saya kira harus ada orientasi karya ke depannya," harap Abe.

Ia menyadari bahwa untuk mewujudkan hal itu tidak mudah. Tantangannya adalah perbedaan karakteristik, tantangan dan kebutuhan setiap daerah itu tidak seragam. Menurutnya, pendekatan ilmu pengetahuan dapat menyatukan keragaman perbedaan sekaligus menjawab beragam tantangan yang muncul di setiap daerah berdasarkan kebutuhannya.

"Maka untuk mengoperasionalisasikan ide besar itu, tentang ilmu pengetahuan tadi dan bagaimana menstimulus setiap kader agar mau berkarya salah satu program unggulan saya membuat konferensi ilmiah berdasarkan kluster yang dapat mempublikasikan karya dan produk kader-kader PMII yang mendapatkan legitimasi ilmiah, bahwa ini adalah sebuah karya," ungkap Abe.

Jejak M Abdullah Syukri; Dari Santri Menjadi Ketum PB PMII

Abe kecil lahir dan tumbuh besar di Cirebon dan masa remajanya dibesarkan dalam lingkungan dan kultur pesantren. Ia pernah mengaji di beberapa pondok pesantren, seperti Pondok Buntet Cirebon, Pondok Pesantren Anwarul Huda Malang, (2009-2011) hingga Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang Rembang (2012-2015) di bawah asukan Syaikhona KH Maimoen Zubair. Di PMII, pria kelahiran 29 tahun silam itu, mengawali karirnya sebagai Ketua Komisariat PMII Universitas Brawijaya (UB), Malang. Setelahnya menjadi Biro Kaderisasi PMII Cabang Malang 2011-2013. Lepas dari UB, Abe mendapatkan beasiswa pasca sarjana di Universitas Duisberg Essen, Jerman mengambil program Public Policy and Good Governance.  Tamat dari Jerman, Abe, berkhidmat di PB PMII sebagai Ketua Biro Beasiswa Bidang Hubungan Internasional PB PMII peride 2017-2020. Menurut pengakuannya, ketika itu, Ketua Umum PB PMII demisioner Agus Herlambang, meminta dirinya untuk berkhidmat di PB PMII.

"Ketika saya pulang dari Jerman, Desember 2017, Ketum Agus wa (whatsapp,red) saya; 'Be, bantuin kita donk di Jakarta'. Tugas ente dua, kata ketum Agus. Satu membuat pelatihan beasiswa untuk teman-teman yang ingin melanjutkan jenjang pendidikan di luar negeri. Membuat cabang PMII internasional. Jadi fokus saya selama dua tahun itu saja," kata Abe.

Walau belum optimal, tugas yang dimandatkan itu, dilaksanakan dengan baik oleh Abe. "Alhamdulillah beberapa cabang sudah saya datangi untuk pelatihan beasiswa, walau mungkin karena keterbatasan tenaga dan waktu, tidak semua cabang bisa saya datangin. Kemudian pembentukan PCI (Pengurus Cabang Internasional), bersama dengan teman-teman di Biro Hubungan Internasional, walaupun sifatnya masih pilot projek, karena ke depannya, kita tidak tahu mau seperti apa, Alhamdulillah sudah ada (PCI PMII) tiga negara. Yaitu di Maroko, Jerman dan Taiwan," sambung Abe.

Selain menjadi pengurus PB PMII, Abe menjabat Wakil Direktur Center for Indonesian Policy Analysis (CIPA), Indonesian Returning Expert di Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) Jerman untuk Kerjasama Internasional, dan Tim Asistensi Staf Khusus Presiden Republik Indonesia. Di tengah padatnya aktivitas di Jakarta, Abe harus membagi waktunya dengan kegiatan di Cirebon lantaran bersama saudara-saudaranya, tengah merintis Universitas Buntet Pesantren. Di lingkungan pondoknya, Abe juga menjadi Pengasuh Pondok Pesantren Asy-Syakiroh 2 Buntet Pesantren Cirebon merangkap Sekretaris Bidang Pendidikan Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Buntet Pesantren Cirebon. Ia juga mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Buntet Pesantren.  

Setelah melalui prosesi pemungutan suara yang berlangsung dua putaran, Kongres XX PB PMII di Balikpapan, Kalimantan Timur, Abe, terpilih menjadi Ketua Umum PB PMII untuk masa khidmat 2021-2024. Di putaran dua, Abe unggul dari pesaingnya Mohammad Syarif Hidayatullah, dengan perbandingan raihan suara kandidat 130 suara dan 112 suara dari 242 suara yang dipungut. Prosesi pemungutan dan perhitungan suara itu dilakukan semi virtual.

Pada kesempatan yang sama, pemilihan Ketua Umum PB Korps Perempuan PMII (Kopri), kader PMII asal Banten Maya Muizzatil Lutfillah unggul dengan mengantongi 147 suara pada putaran terakhir. Maya, nama sapaannya, adalah kader PMII Banten yang pernah diamanahi sebagai Ketua Kopri PMII Cabang Serang pada periode tahun 2015-2016. Ia juga pernah menajabat Bendahara Komisariat PMII UIN Banten 2014-2015. Di PB PMII periode 2017-2020, perempuan yang lahir di Pandeglang, Banten 28 tahun lalu itu menjabat Ketua Bidang Seni dan Olahraga. (Ali Ramadhan/Mihrob)