Mengenal Perempuan Sufi: Rabi'ah Al 'Adawiyah. Bagian Kedelapan (8)

 
Mengenal Perempuan Sufi: Rabi'ah Al 'Adawiyah. Bagian Kedelapan (8)
Sumber Gambar: Foto : (ist)

Laduni. ID, Jakarta- Cinta kepada Tuhan adalah puncak dari seluruh perjalanan hidup para pencari Tuhan. Ia bukan hanya milik Rabi’ah, melainkan juga milik para sufi besar lain, seperti Husein Manshur al-Hallaj, Ibnu Arabi, Maulana Jalal al-Din Rumi dan lain-lain. Lalu apakah cinta itu?.

Mahmud Mahmud Ghurab menulis puisi :

الْحُبُّ ذَوْقٌ لَا تُدْرَى حَقِيقَتُهُ
الَيْسَ هَذَا عَجَبٌ وَاللهِ واللهِ
Cinta adalah rasa
Kau tak paham hakikatnya
Ini sungguh menakjubkan
Sungguh menakjubkan
Tidak Menikah (Menjomblo)
Rabi’ah al-‘Adawiyah tak menikah sampai akhir hayatnya. Ia tak ingin menikah dengan laki-laki siapapun. Bahkan ia menolak lamaran laki-laki siapapun yang datang kepadanya, sekaya, sebesar, dan setinggi apapun keilmuan dan kehebatan laki-laki itu. Seluruh hidupnya diliputi oleh gairah cinta kepada Tuhan, tak ada yang lain dan tak ingin yang lain. Kecuali Tuhan.

Hari-harinya disibukkan untuk menyebut Nama-Nya, memuji-Nya, mensucikan-Nya dan merindukan-Nya. Malam-malamnya dihabiskan untuk menjalin keintiman bersama-Nya. Hingga ia menjadi ikon Cinta Tuhan sepanjang sejarah.
التي جعلت المستشرق الفرنسي "ماسينيون" يؤكد أن رابعة العدوية كانت السابقة إلى وضع قواعد الحب والحزن في هيكل التصوف الإسلامي، وهي التي تركت في الآثار الباقية نفثات صادقة في التعبير عن محبتها وعن حزنها، وأن الذي فاض به بعد ذلك الأدب الصوفي من شعر ونثر في هذين البابين لهو نفحة من نفحات السيدة رابعة العدوية إمامة العاشقين والمحزونين في الإسلام.

Louis Massignon, orientalis besar Perancis, menyatakan dengan tegas bahwa Rabi'ah al Adawiyah adalah pelopor, orang pertama yang meletakkan  kaidah-kaidah Cinta dan Kerinduan dalam Sufisme Islam. Dia telah mewariskan embusan-embusan nafas Cinta dan Kerinduan kepada Tuhan, kepada generasi sesudahnya. Puisi-puisi dan Nyanyian-nyanyian Cinta, Rindu dendam dan Kepiluan dalam sastra sufisme adalah embusan nafas Rabi'ah al-Adawiyah, sang "Syahidah al-'Isyq al-Ilahy".
(Bersambung)

Oleh : Husein Muhammad (Fahmina Institute). Diupload pada 3 Mei 2021