Fatimah Al Fihri, Perempuan Pendiri Universitas Pertama di Dunia Era Keemasan Islam

 
Fatimah Al Fihri, Perempuan Pendiri Universitas Pertama di Dunia Era Keemasan Islam
Sumber Gambar: Fatimah Al Fihri (Foto ist)

Laduni.ID Jakarta – Dalam sejarah yang jarang diketahui publik,ada seorang perempuan Muslim hebat mendirikan universitas pertama di dunia. Memang tidak ada sumber popular di luar buku-buku sejarah akademik, mengenai zaman keemasan peradaban Islam yang pernah menyebutkan fakta semacam itu.

Sebaliknya, keumuman kebanyakan orang, cenderung berpikir bahwa Islam tidak akan pernah mengizinkan perempuan, untuk menghadiri kelas-kelas di madrasah (sekolah), yang didirikan pada awal abad ke 9 (sembilan).

Sebenarnya, masa-masa itu, perempuan Muslim sangat aktif dalam studi skolastik tentang Islam awal. Ummul Mukminin Aisyah Radhiyallahu Anha, salah satu istri Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam, adalah di antara ahli hukum Islam dan perawi hadits terkemuka pada masanya, banyak para ulama tabi'in yang belajar kepada beliau, seperti Aisyah binti Thalhah, Thalhah bin Abdullah, Thalhah bin Yahya, Muawiyah bin Ishaq, Minhal bin Amr, Fudhail bin Amr al-Faqimi, Hubaib bin Abu Amrah, Atha' bin Abi Rabah, Umar bin Said, Auf bin Al-harits bin Ath-Thufail, Abdullah bin Muhammad bin Abi Bakar Ash-Shiddiq, Hafshah binti Abdirrahman, Asma’ binti Abdirrahman, Abdullah bin Abi ’Atiiq, Muhammad bin Abdirrahman bin Abi Bakar, Abdullah bin Zubair dan ’Urwah bin Zubair, Abu Yunus, Dzakwan (Abu ’Amr), Ibnu Farukh (maula ’Aisyah) Radhiyallahu Anhum.

Baca Juga: Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Jakarta

Murid-murid Aisyah Radhiyallahu Anha jalur sahabat, seperti ’Amr bin Al-’Ash, Abu Musa Al-’Asu’ari, Zaid bin Khalid Al-Juhani, Abu Hurairah, Ibnu ’Umar, Ibnu ’Abbas, Rabi’ah bin ’Amr Al-Jursyi, As-Sa’ib bin Yazid, Al-Harits bin Abdillah bin Naufal Radhiyallahu Anhum dan lain-lain.

Murid Beliau Jalur Tabi’in Besar, seperti Sa’id bin Al-Musayyab, ’Abdullah bin ’Amir bin Rabi’ah, Shafiyah binti Syaibah, ’Alqamah binti Qais, ’Amr bin Maimun, Mathraf bin ’Abdillah bin Asy-Syakhir, Hamam bin Al-Harits, Abu ’Athiyah Al-Wadi’i, Abu ’Ubaidah bin Abdillah bin Mas’ud, Masruq bin Al-Ajda’, ’Abdullah bin ’Ukaim, ’Abdullah bin Syidad bin Al-Had, Abdurrahman bin Al-Harits bin Hisyam, anaknya Abu Bakar, Muhammad, Abu Salamah bin ’Abdirrahman bin ’Auf, Al-Aswad bin Yazid An-Nakha’i, Aiman Al-Makki, Tsumamah bin Huzni Al-Qusyairi, Al-Harits bin ’Abdillah bin Abi Rabi’ah, Hamzah bin ’Abdillah bin ’Umar, Hubab shahabat Al-Maqshurah, Salim bin Sublan, Sa’d bin Hisyam bin ’Amir, Sulaiman bin Yasar, Abu Wa’il, Syuraikh bin Hani’, Zurr bin Hubaisy, Abu Shalih As-Saman, ’Abis bin Rabi’ah, ’Amir bin Sa’d bin Abi Waqash, Thalhah bin ’Abdillah bin ’Utsman, Thawus, Abu Al-Walid Abdillah bin Al-harits Al-Bishri, ’Abdullah bin Syaqiq Al-Uqaili, ’Abdullah bin Syihab Al-Khaulani, Ibnu Abi Maliikah, ’Abdullah Al-Bahii, ’Abdurrahman bin Syumasah, ’Ubaid bin ’Umair Al-Laitsi, ’Araak bin Maalik, ’Ubaidillah bin ’Abdillah bin ’Utbah, ’Atha’ bin Abi Ribah, ’Atha bin Yasar, ’Ikrimah, ’Alqamah bin Waqash, ’Ali bin Al-Husain bin ’Ali, ’Imran bin Hathan, Mujahid bin Jabar, Kuraib, Malik bin Abi ’Amir Al-Ashbahi, Farwah bin Naufal Al-Asyja’i, Muhammad bin Qais bin Makhramah, Muhammad bin Al-Muntasyir, nafi’ bin Jubair bin Muth’im, Yahya bin Ya’mar, Nafi’ (maula Ibnu ’Umar), Abu Burdah bin Abi Musa, Abu Al-jauza’ Ar-Raba’i, Abu Az-Zubair Al-Makki, Khairah Ummu Al-hasan, Shafiyah binti Abi ’Ubaid, ’Amrah binti ’Abdirrahman, Mu’adzah Al-’Adawiyah rahimahumullah dan lain sebagainya.

Beliau juga terlibat dalam sejumlah peristiwa politik setelah kematian khalifah ketiga, Utsman ibn Affan radliyallahu anhu. Beliau juga sumber awal banyak hadis berkat kecerdasan dan ingatannya yg terkenal. Ada contoh-contoh lain, seperti Ummu Waraqah radliyallahu anha yang hafal Alquran dan dipuji oleh nabi sendiri, atau al-Shifa "Penyembuh" binti Abdullah, wanita Muslim pertama ygan mengajar melek huruf dan seorang praktisi pengobatan tradisional.

Universitas al-Qarawiyyin dan pendirinya Fatima binti Muhammad Al-Fihriya Al-Qurashiya atau Fatimah al Fihri rahimahallah (800 M di Kairouan, Tunisia - 880 M, Fez, Maroko) sering dijuluki Oum al-Banine, adalah permata mahkota dan simbol kuat aspirasi perempuan dan pemimpin kreatif dalam sejarah besar muslim terkemuka. Didirikan pada 859 M (hampir seratus tahun sebelum pendirian Al Azhar di Kairo) dan terletak di medina tua Fez, Universitas al-Qarawiyyin di Maroko diakui dalam Guinness Book of World Records sebagai lembaga tertua di dunia yang beroperasi sebagai universitas pemberi gelar akademik.

Baca Juga: Universitas Nahdlatul Ulama Cirebon

Masa Muda Fatimah Al-Fihri, Wanita dari Qayrawan

Di masa Raja Idris ll, awal abad ke-9, Fatimah al-Fihri rahimahallah, bermigrasi dengan ayahnya Mohamed al-Fihri rahimahullah dan saudarinya Mariam rahimahallah dari al-Kairouan (al-Qayrawan) di Tunisia, ke Fez di Maroko. Fez ditakdirkan untuk menjadi "Athena Islam" waktu itu. Di kota ini, mereka sukses berdagang dan menjadi salah satu pebisnis ternama. Agama merupakan ruh utama di keluarga besar Fihri. Meski terkenal kaya, mereka tak antisosial. Seringkali menggelar kegiatan amal dengan melibatkan para dhu'afa.

Dia sangat fasih dalam pembelajaran keilmuan Islam klasik seperti fiqih (yurisprudensi Islam) dan hadits (tradisi Islam berdasarkan kehidupan Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam).

Fatimah Al-Fihri rahimahallah mewarisi kekayaan sangat besar dari mendiang ayahnya, yang dia gunakan untuk dakwah ilmiyah Islamiyyah, membangun masjid dan universitas. Masjid Al-Qarawiyyin ini, terkenal juga dengan julukan Masjid Jami’ al-Syurafa’. Sedangkan Mariam Al-Fihri rahimahallah, saudara perempuan Fatima, adalah sponsor masjid Al-Andalus, juga di Fes.

Fatimah Al-Fihri rahimahallah, tidak diragukan lagi adalah seorang perempuan hebat yang salehah, dengan kecerdasan visioner dan teknisi arsitektur yang dibimbing oleh hati yang murah hati dan pikiran yang cerdas. Dia diberkahi kekayaan yang banyak diwariskan oleh ayahnya.

Jauh dari hidup bersenang-senang dalam pengejaran yang kaya, ia menggunakan sumber daya yang dimilikinya, dengan sangat hemat untuk mendirikan masjid, universitas, dan perpustakaan - perjuangan trilogi tertinggi amal kesalehan Islam.

Baca Juga: Universitas Islam NU (UNISNU) Jepara Jawa Tengah

Universitas Al-Qawariyin

Pada bulan Ramadan 245 H / 859 M, Fatimah Al-Fihri rahimahallah mulai membangun sebuah masjid. Dia menamainya Al-Quaraouiyine, untuk menghormati kota Al-Qayrawan dari mana leluhurnya berasal.

Selama pembangunan masjidbtsb, Fatimah Al-Fihri rahimahallah berpuasa setiap hari. Di samping masjid tersebut, ia mendirikan sebuah madrasah modern, tempat pendidikan dengan standar pendidikan tertinggi dan kualitas yang bermutu akan diberikan.

Memang dalam sejarah dunia, pusat-pusat pembelajaran keilmuan telah ada sejak jaman dahulu. Namun, peradaban kuno tidak pernah memulai pendidikan pemberian gelar dan melembagakan penelitian akademik melalui departemen terstruktur dan manajerial. Model Fatimah Al-Fihri rahimahallah menjadi model universitas saat ini. Universitas masih ada. Pintu-pintunynya terbuka untuk semua yang mencari ilmu disana.

Lokasi yang terletak di dalam kompleks sebuah masjid, yang dalam beberapa abad mendatang, akan berkembang menjadi masjid tertutup terbesar di benua Afrika, kapasitas 22.000 orang, universitas yang sangat menarik para sarjana dari seluruh dunia ke kota Fes yang sangat berpengaruh dan metropolitan waktu itu.

Universitas Al-Qarawiyyin ini kemudian banyak menghasilkan para pemikir ternama, seperti Abu Abbas Ahmad az-Zawawi rahimahullah seorang pakar matematika dan ilmu tafsir, Abu Madhab Al-Fasi rahimahullah seorang ulama besar pemuka dari Mazhab Maliki sekaligus pemrakarsa studi fiqih mazhab Imam Maliki. Dan Joannes Leo Africanus (1494 M, Granada, Spanyol -1554 M Tunis, Tunisia) adalah beberapa pemikir, teoretikus, dan penulis terkemuka, pembuat peta, astronom, dan sejarawan, seorang diplomat dan penulis Al-Andalus berdarah Berber yang dikenal karena membuat buku Descrittione dell’Africa yang menyoroti geografi Maghreb dan Lembah Nil, adalah contoh suksesnya lulusan yang diproduksi oleh universitas Al-Fihri.  Seorang filsuf Yahudi Maimonides (Ibn Maimun rahimahullah) belajar di al-Qarawiyyin, di bawah asuhan Abdul Arab Ibnu Muwashah. Demikian pula, Imam al- Bitruji (Alpetragius). Mereka contoh lulusan terkenal yang pernah hadir sebagai mahasiswa disana.

Baca Juga: Universitas Ma'arif NU (UMNU) Kebumen

Mulai dari kurikulum, sistem pengajaran, sampai ke urusan simbol akademik. Hingga kini, pakaian mahasiswa (toga) ala Fatimah al-Fitri masih dipakai oleh kampus-kampus di segenap penjuru dunia. Toga yang berbentuk segi empat itu merupakan simbol yang diinspirasi dari bentuk Kakbah di Makkah, sebagai kiblat umat Islam.

Dari sekitar 700 hingga 1700 orang lulusannya, banyak orang berprestasi dan berkontribusi terbesar dalam sejarah dapat ditemukan di dunia Muslim.

Peran Fatimah Al Fihri

Al-Quaraouiyine jauh lebih maju dari zamannya: 100 tahun sebelum Universitas Al-Azhar di Mesir (sekitar 975 M) muncul, 200 tahun sebelum universitas tertua di Eropa - Bologna di Italia (est 1088 M), dan Oxford (est 1096 M) - universitas tertua di Inggris. Hampir 800 tahun sebelum apa yang mungkin menjadi "Athena zaman kita," Harvard di AS (est. 1636 M). Jika Cambridge memiliki Newton yang mengubah dunia, Al-Quaraouiyine juga memiliki dua ikon yang mengubah dunia mereka.

Ibn Rushd (1126-1198 M) atau Averroes menerjemahkan dan menafsirkan Aristoteles. Melalui karya-karyanya, Eropa menemukan kembali Aristoteles dan para sarjana Yunani. Alih-alih menjelajahi benua Eropa, seandainya saja Adam Smith, pendiri Ekonomi, melakukan perjalanan ke Al-Quaraouiyine. Di perpustakaan mereka, dia akan membaca Ibn Khaldun (1332-1406 AD). Smith akan melihat banyak idenya dalam Moral Sentiments (1759) - ditulis atau dipikirkan sekitar 400 tahun sebelum masanya.

Universitas Semakin Maju

Awalnya, masjid ini memiliki fungsi keagamaan yang sama dengan masjid dan madrasah-madrasah lainnya, yaitu pengajaran tentang ilmu-ilmu tradisional Islam yang menjadi landasan ajaran Islam di mana pun. Tiga bidang studi utama bagi siapa saja yang sedang mempelajari ajaran Islam adalah sebagai berikut ini: Studi Ilmu Tafsir Al-Quran, Studi Ilmu Hadis, dan Studi Ilmu Fiqh.

Namun, pada perkembangannya, kemudian juga menawarkan pelajaran non-Islam sebagai bagian dari pendidikan yang lebih luas, termasuk matematika, kedokteran, geografi, astronomi, astrologi, fisika, kimia, puisi, dan tata bahasa dan sastra. Inovasi ini merupakan hal yang penting bagi tempat ini ialah untuk menjadi lebih dari sekedar sekolah keagamaan. Hal itu juga yang merupakan titik balik dalam sejarah Universitas Al-Qarawiyyin dan untuk masa depan pendidikan tinggi di seluruh dunia. Kurikulum awal, difokuskan pada ilmu-ilmu agama dan kemudian mencakup disiplin ilmu lain seperti diatas.

Baca Juga: Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali (UNUGHA) Cilacap

Akhirnya, universitas Al-Qarawiyyin mengundang ketertarikan para sarjana dan cendekiawan Muslim. Kajian ilmu sering berlangsung di sana. Penuntut ilmu pun berdatangan dari penjuru Maroko, negara-negara Arab, bahkan penjuru dunia. Dalam waktu yang singkat, Fes mampu bersanding sejajar dengan pusat ilmu pada masa itu, yaitu Cordova dan Baghdad.

Secara resmi pada masa Al-Murabithi, para ulama diberikan tugas formal untuk mengajar di Al-Qarawiyyin. Data sejarah menyebut sistem pendidikan formal berlangsung di Masjid al- Qarawiyyin pada masa Imam Al-Murini. Ketika itu, dibangun banyak unit kelas lengkap dengan fasilitas pengajaran, seperti kursi dan beberapa lemari.

Universitas Al-Qarawiyyin, pada akhirnya mampu memainkan peran utama dalam hubungan budaya dan akademik, antara dunia Islam dan Eropa. Kartografer Mohammed al-Idrisi (wafat 1166 M), yg petanya membantu eksplorasi Eropa di Renaissance selama beberapa waktu, menunjukkan bahwa ia mungkin telah bekerja atau belajar di Al-Qarawiyyin.

Reputasi akademik yg bergengsi melampaui divisi agama. Tradisi populer menunjukkan bahwa Gerbert dari Auvergne (930-1003 M), yg akan menjadi Paus Sylvester II yg dikreditkan dengan memperkenalkan angka-angka Arab ke Eropa, pernah menjadi mahasiswa di al-Qarawiyyin.

Universitas berfungsi sbg jembatan pengetahuan antara Afrika dan antara Timur Tengah dan Eropa. Ketika Muslim diusir dari Spanyol pada abad ke-13, banyak dari mereka datang ke Fèz dan ke Qarawwīyīn. Mereka membawa pembelajaran seni dan sains Eropa dan Moor. Periode yang paling berbunga-bunga untuk lembaga ini, berlangsung antara abad ke-12 dan ke-15 ketika itu dilindungi secara mewah oleh Almohades dan Merinids.

Baca Juga: Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto

Fatimah al-Fihri, nama yang hampir terlupa dalam dunia pendidikan. Padahal dialah Muslim pertama yang mendirikan perguruan tinggi. Dengan latarbelakang sebagai pedagang, ia berhasil membangun masjid yang kemudian menjadi universitas. Universitas pertama dalam sejarah Islam. Ia wafat pada 266 H/ 880 M.

Wallahu a'lam
---------
Oleh: Ahmad Zaini Alawi Khodim Jama'ah Sarinyala Kabupaten Gresik
Editor: Nasirudin Latif