Kisah Seorang Pelacur yang Gagalkan Penyamaran Setan

 
Kisah Seorang Pelacur yang Gagalkan Penyamaran Setan
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID (ist)

Laduni.ID, Jakarta – Diriwayatkan dari Imam Ja’far Shadiq, "Ada seorang ahli ibadah dari Bani Israel yang hidup dan beribadah di gua. Dia selalu mengerjakan shalat. Iblis tidak mampu menggodanya. Akhirnya, iblis berteriak putus asa dan meminta bantuan setan-setan lainnya.

Setiap setan mengemukakan pendapat masing-masing. Yang satu berkata, “Kita harus menggodanya dengan dunia dan kesenangan-kesenangannya.” Setan lain berpendapat, “Kita harus menggodanya melalui jalan syahwat dan wanita.” Iblis berkata, “Aku sudah mencoba cara-cara tersebut, tetapi aku tidak melihat dia condong ke dunia dengan segala kenikmatannya.” Salah satu dari mereka berkata, “Jalan untuk menyesatkannya ada di tanganku. Jika kalian mengizinkan, aku akan memperdayainya melalui jalan ibadah dan shalat.”

Kemudian setan terkutuk itu merubah wujudnya menjadi seorang ahli ibadah. Dia mendatangi ahli ibadah itu dan mengatakan padanya, “Aku tersesat dan tidak memiliki rumah. Berbaik hatilah kepadaku sehingga aku bisa tinggal malam ini denganmu dan beribadah bersamamu di gua.” Ahli ibadah itupun menerimanya sebagai tamu.

Dari petang hingga pagi setan terus beribadah. Saat menjelang siang, dia tetap sibuk beribadah tanpa makan, istirahat, dan tidur. Sementara ahli ibadah itu terkadang merasa lelah dan butuh istirahat. Ahli ibadah itu kagum atas ibadah yang dilakukannya dan bertanya kepadanya, “Bolehkah aku bertanya kepadamu?” Setan menjawab, “Aku tidak punya waktu. Izinkan aku shalat lebih dahulu.” Dikarenakan ahli ibadah itu terus memaksa, akhirnya setan memperbolehkannya bertanya.

Si ahli ibadah bertanya, “Hai hamba Allah, belum pernah aku melihat seorang hamba sepertimu. Kamu beribadah dan shalat sedemikian rupa. Apa yang telah kamu lakukan, sehingga sedemikian besar cintamu untuk beribadah? Kamu beribadah tanpa makan, tidur, istirahat dan tak kenal lelah. Sementara aku tidak seperti itu.” Setan yang menyamar itu berkata, “Aku seperti itu karena sebelumnya aku pernah berbuat dosa. Aku selalu memikirkan dosa-dosa yang telah kulakukan. Dikarenakan takut kepada Allah, tubuhku bergetar dan aku tidak bisa tidur. Aku selalu mengerjakan shalat dan beribadah. Sedangkan kamu tidak pernah berbuat dosa dan maksiat, sehingga dihatimu tak ada rasa takut kepada Allah. Oleh karenanya kamu malas dalam beribadah, cepat lelah, dan butuh istirahat.”

Ahli ibadah Bani Israel itu berkata, “Apa yang telah kamu lakukan? Apa dosamu sebenarnya? Sedemikian rupa kamu takut kepada Allah, sehingga kamu beribadah kepada-Nya tanpa kenal lelah, tak tidur dan istirahat?” Setan berkata, “Aku melakukan perbuatan zina. Ketika aku memikirkan perbuatan kejiku itu, semangat ibadahku bertambah kuat. Jika kamu ingin beribadah sepertiku, maka kamu harus berzina walaupun sekali.”

Ahli ibadah itu berkata, “Aku tidak mengenal siapapun, sehingga aku dapat berzina dengannya. Nampaknya perbuatan ini memerlukan biaya dan uang. Sedangkan aku tidak mempunyai uang dan tidak seorangpun yang akan memberi uang kepadaku.” Setan kembali berkata, “Aku akan membantumu.” Setan mengangkat bagian bawah kain sajadahnya dan mengeluarkan empat dirham, lalu memberikannya kepada si ahli ibadah seraya berkata, “Ambillah uang ini dan pergilah ke kota, Masuklah ke rumah wanita pelacur dan berzinalah dengannya. Setelah itu kamu tidak akan merasa lelah dalam mengerjakan shalat.”

Kemudian ahli ibadah itu pergi ke pusat kota dan mendatangi rumah pelacuran sebagaimana yang dianjurkan oleh setan. Masyarakat sekitar mengira ahli ibadah itu datang untuk menasehati wanita pelacur tersebut supaya bertaubat. Ahli ibadah memasuki rumah si pelacur dengan mengenakan baju dan penampilan biasa. Kemudian dia berkata, “Hai perempuan, ambillah uang ini dan bersiaplah, sehingga waktu shalat tidak terlewat!” Wanita itu memandangi si ahli ibadah dengan heran. Dari pakaian dan penampilannya, dia bukanlah salah seorang pelanggannya. Atau mungkin dia telah merubah penampilannya. Mengapa dia tergesa-gesa? Ketika wanita itu mengetahui bahwa ternyata pria itu bukan ahli maksiat, dia menanyakan padanya tentang apa sebenarnya yang terjadi. Ahli ibadah itupun lantas menceritakan tentang kehadiran seorang tamu di rumahnya. Dia menjelaskan dari pertama hingga akhir kepada wanita itu perihal perjumpaannya dengan seseorang yang sangat tekun beribadah.

Wanita itu berkata, “Wahai hamba Allah, itulah Setan yang hendak menipumu dengan shalatnya. Pulanglah dan urungkan niatmu. Tidak melakukan dosa lebih baik ketimbang melakukan dosa dan sesudahnya bertaubat. Barangkali taubatmu tidak diterima. Atau kamu meninggal dunia sebelum kamu sempat bertaubat. Wahai ahli ibadah, pulanglah! Apabila tamumu itu masih sibuk mengerjakan shalat, ketahuilah bahwa dia manusia. Apabila dia telah pergi, ketahuilah bahwa itu setan yang berniat menipumu.”

Tatkala ahli ibadah itu pulang, dia tidak melihat siapapun didalam gua. Malam itu juga, wanita tersebut meninggal dunia. Keesokan harinya, di pintu rumahnya tertera tulisan yang berbunyi, “Hai manusia, berkumpullah! Kuburkanlah wanita ini! Sungguh dia termasuk penghuni surga.” Orang-orang kebingungan. Hingga tiga hari, jenazah wanita itu tetap terbujur dirumahnya. Kemudian Allah SWT berfirman kepada Nabi Musa as, “Pergi dan beritahukan kepada masyarakat agar mereka memandikan jenazah wanita itu. Shalatilah jenazahnya. Makamkanlah dia di pekuburan orang-orang mukmin. Sebab, dia telah menjauhkan salah seorang hamba kami dari berbuat dosa. Aku mengampuni wanita ini dan menutup mata dari semua dosa-dosanya. Dan aku jadikan dia penghuni surga." (Kitab Bihar al Anwar).

Hikmah dari kisah di atas, jangan mudah kita menghakimi dan menilai seseorang, karena kita tidak tahu akhir perjalanan kita masing-masing.


Editor: Daniel Simatupang